Friday, January 29, 2010

I.D.E.N.T.I.T.A.S

Siapakah aku?

Aku...
yang tidak tahu siapa diriku
Mereka...
juga tidak mengenal siapa aku

Siapa bisa menyentuh aku?
Yang kau pegang itu tanganku
Yang kau lihat itu tubuhku
Yang kau injak itu kakiku

Siapa yang tahu siapa aku?
Kamu mengenalku sebagai mahasiswa
Kamu tahu aku sebagai penghuni kamar nomor dua
Kamu juga hanya tahu bahwa diriku anak nomor tiga

Kadang aku berpikir
bahwa diriku seorang penulis
bahwa diriku seorang jurnalis
atau hanya seorang orang tanpa identitas?

Mereka yang mengaku mengenal diriku
nyatanya tidak pernah ada di sekitarku
saat aku membutuhkan mereka
atau dimana aku ingin tertawa

Aku tidak tahu
apakah mereka enggan atau segan
untuk mau bersamaku
untuk sekedar makan dan duduk bersama

Mereka hanya peduli siapa aku
hanya peduli identitasku
apakah aku hanya seonggok daging
atau seorang orang penting

Ah... andai kamu mengerti situasiku
andai kamu paham keadaanku
tapi kalian terlalu sibuk di luar sana
terlalu lupa untuk menyapa

Dan disini aku sendiri
lagi
sepi
dan tidak tahu
siapa diriku
atau identitasku

Dalam masa kejayaan
teman-teman mengenal kita
Dalam masa kesengsaraan
kita mengenal teman-teman kita

Sebuah Kisah Bintang Sepakbola

Di Tempat Latihan

"Saya tahu kalian hanya akan bermain di tim reserve, tapi bukan berarti porsi latihan kalian berbeda dengan mereka (menunjuk pada mereka yang bermain di tim inti)", kata sang pelatih. Lanjutnya, "kami staf pelatih, tidak tahu bagaimana pelatih kepala menilai kalian, tapi tunjukkan selalu kemampuan terbaik dari setiap sesi yang akan kalian jalani."

'Aku akan memberikan kemampuan terbaikku,' katanya dalam hati.

Sesi demi sesi, dia jalani dengan penuh semangat. Dari mulai cross country, berlatih passing, dribling, eksekusi bola mati, hingga berlatih tendangan penalti. Dia juga tidak pernah mengeluh saat dia diberi porsi latihan lebih banyak daripada semua rekannya.

Untuk menutup sesi latihan hari itu, diadakan pertandingan kecil, selama 30 menit, antara tim reserve melawan tim inti.

'Ini yang aku tunggu. Tuhan, tolong aku agar aku bisa memperlihatkan semua kemampuanku kepada pelatih kepala.' doanya.

Pertandingan dimulai. Baru 5 menit berjalan, tim reserve sudah kalah 1 gol. Dan gol berikutnya, datang 10 menit kemudian. 2-0 untuk kemenangan tim inti.
Menjelang 5 menit laga usai, tim reserve mendapat hadiah tendangan bebas 33 meter dari gawang. Dia mendapat kesempatan untuk menendang bola mati itu.

"Ingat, jangan langsung mengarah ke gawang. Kau belum sehebat itu. Operkan kepada temanmu yang ada di dalam kotak penalti." kata sang pelatih.

'Tapi bagaimana jika aku bisa? Tuhan, jika tendanganku nanti langsung bisa menghasilkan gol, aku janji akan melakukan apapun yang Engkau mau.' doanya kemudian saat dia mengambil langkah untuk mengeksekusi.

1 langkah, 2 langkah, dan dia menendang. Bola melambung melewati pagar betis, dan secara ajaib bola itu melengkung di udara, menuju tiang jauh gawang. Kiper timnas Jerman itu tak bisa menjangkaunya. Gol! 2-1 untuk skor akhir pertandingan.

'Dia mendekatiku, dia mendekatiku,' pekiknya dalam hati.

"Hei, bagaimana kau melakukan itu? Itu tendangan bebas yang secara teknik sangat sempurna", kata pelatih kepala berpaspor Perancis itu. Sambil berjalan menjauh, dia berteriak, "bagaimana kalau kau ikut di pertandingan derby besok?". Kemudian dia hanya memalingkan wajahnya dan tersenyum padaku.

'Tuhan, mimpikah ini? Aku besok akhirnya bermain di depan 60 ribu penonton... terima kasih.' katanya dalam hati.

'Itu usahamu nak, kau selalu melakukan yang terbaik sambil terus berharap. Aku hanya melakukan sisanya, hal yang tidak bisa kau kendalikan. Aku masih memegang kata-katamu tadi, kau akan melakukan apa yang Aku mau.' sahut suara di dalam hati kecilnya.

********/*******

Di Ruang Ganti

'Aku tidak percaya. Aku masih belum bisa percaya. Mimpikah aku? Satu bus dengan Thierry Henry, Robert Pires, dan Dennis Bergkamp? Yang duduk di sebelahku, Ashley Cole!' teriaknya dalam hati.
Bus yang ditumpanginya akhirnya berhenti di depan stadion Highbury yang legendaris itu. Ratusan orang mengelu-elukan mereka. Puluhan kamera menyorot ke arahnya. Aku masih bisa mendengar jawaban bos saat mereka menanyakan apakah akan menurunkan aku di pertandingan ini. "Kita lihat saja nanti" kata orang yang mereka panggil 'The Professor' itu.

Aku sangat gugup di ruang ganti itu. Tidak ada pemain yang bercakap-cakap denganku. 'Mungkin semua sibuk dengan pikiran masing-masing atau sama gugupnya seperti aku' pikirnya. Hanya Pires yang mendatangiku di ruang ganti dan duduk di sebelahku. Aku hanya bisa menangkap beberapa patah kata darinya, dan ikut tersenyum saat dia tersenyum sambil menepuk pundakku. Aku tidak mengerti bahasa Perancis, aku juga baru belajar bahasa Inggris. Bos berjalan ke arahku, dan memberikan seragam tim. 15, itulah nomor punggungku.

Kami diberi arahan oleh pelatih, "kalian tahu apa yang harus kalian lakukan", tutup briefing singkat itu. Mereka kemudian keluar ruang ganti, dan aku menuju kamar mandi sebelum pertandingan dimulai.

'Tuhan, berilah kami kemenangan. Aku tahu dalam pertandingan derby manapun, pasti sangat berat. Tapi ini pertandingan debutku. Aku ingin mencetak namaku di papan skor juga kalau Engkau berkenan.'

Lalu aku dengar suara yang sangat aku kenal. 'Nak, engkau tahu apa yang lawanmu lakukan di ruang sebelah? Mereka juga berdoa agar tim mereka menang. Jutaan orang juga berdoa sama sepertimu, tapi tidak sedikit juga yang berdoa agar lawanmu yang menang. Aku bukan Tuhan yang memihak. Tim terbaiklah yang berhak untuk menang. Jadi, lakukanlah yang terbaik. Tapi, kau bisa berdoa agar pertandingan nanti berjalan dengan baik, juga agar tidak ada pemain yang cedera. Kau bisa mendoakan wasit agar dia bijak dalam memimpin pertandingan, juga mendoakan supporter agar mereka bisa menerima apapun hasilnya nanti. Jangan berdoa agar tim kamu yang menang, itu tindakan egois. Sudah dulu ya nak, Aku juga mau menonton pertandingan itu. Oia, Aku masih memegang janjimu kemarin...'

********/*******

Di Lapangan

'Aku masih belum percaya ini', katanya dalam hati saat puluhan ribu orang mengelu-elukan nama timnya. Dia merasa menjadi pusat perhatian jutaan pasang mata di luar sana. Pastilah mereka menganggap bosku gila menurunkan aku dalam laga derby sejak menit pertama. Tapi, akan kubuktikan bahwa aku bisa.

Dia merasa tertantang dengan pikirannya.

Menit 25, timku unggul 1 gol berkat assist yang aku berikan pada Henry. Aku masih belum percaya saat kapten berlari ke arahku dan teman-teman-lain mengerubutiku. Seolah-olah aku yang mencetak gol tadi. 'Selamat nak, operan yang bagus' kataNya dalam hatiku. Aku melihat ke arah bench, bos memberikan jempolnya dan tersenyum padaku.

Babak pertama usai, dan mereka memberikan ucapan selamat padaku. Pires kembali mendekatiku dan mengucapkan beberapa patah kata sambil tertawa. Tapi aku masih belum mengerti yang diucapkannya, aku hanya ikut tertawa.

Babak kedua mereka lebih menyerang. Kami diinstruksikan untuk bertahan. Menit sudah menunjukkan angka 80. Laga semakin sengit. Kami berkali-kali diserang, membuat kami jarang bisa melakukan serangan. Dan di menit 81, berawal dari sebuah tendangan pojok, aku diperintah kapten untuk marking pemain lawan di kotak penalti. Sangat cepat kejadian itu terjadi, aku merasa bola menyentuh tanganku, sebelum Cole menendangnya keluar lapangan. Kapten lawan meneriaki wasit karena aku melakukan handball. Tapi mungkin wasit tidak melihatku menyentuh bola, sehingga dia hanya memberikan keputusan tendangan pojok.

'Katakan padanya, katakan pada wasit itu engkau melakukan handball. Bukankah kamu akan melakukan apapun yang Aku mau? Aku mau engkau melakukan itu.'

'Tapi Tuhan...' aku mau menyangkalnya.

'Janji adalah janji, lakukan itu.' tegas suara itu.


Kapten memegang pundakku. Tapi aku kemudian berjalan ke arah wasit yang masih dikerumuni pemain lawan. "Ya, aku menyentuh bola itu tadi sebelum Cole membuangnya keluar lapangan". Wasit memandangku aneh. Para pemain lawan yang mengerubutinya langsung terdiam. Kapten mendorongku, "apa yang kau lakukan?" Dan pemain lain juga langsung mengerumuni aku. Bukan karena aku berhasil mencetak gol atau assist, tapi karena tindakan di luar dugaan tadi, yang sekarang menghasilkan sebuah penalti. "Tolol! Bagaimana bisa kau melakukan itu?" teriak Cole kesal.
Lagi-lagi, hanya Pires yang mendekat ke arahku, setelah semua pemain meninggalkanku. Dia hanya menepuk pundakku, dan hanya berkata, "aku memang tidak mengerti mengapa kau melakukan hal aneh tadi, tapi aku yakin kau akan menjadi pemain hebat karena hal luar biasa yang kau lakukan tadi". Ajaib, aku mengerti apa yang dia katakan.

Eksekusi penalti pun dilakukan. Dan papan skor berubah menjadi 1-1.

Aku hanya berdiri mematung. Teman-temanku semuanya tidak mengerti apa yang baru saja aku lakukan. Mereka menjauhiku. Aku lihat kapten berbicara pada bos, dan aku lihat Ljunberg melakukan pemanasan. 'Inilah awal dan akhir karirku, Tuhan' tangisku dalam hati. Lehmann mendekatiku, "aku tidak tahu kekuatan apa yang bisa menggerakkan dirimu melakukan hal bodoh tadi. Tapi, aku percaya kekuatan itu akan menyelamatkanmu juga".

Aku berusaha mencari-cari jawaban, tapi tidak ada suara yang familiar aku dengar dari dalam sana.

Pertandingan bertambah sengit memasuki masa injury time. Sambil berlari menggiring bola, aku melirik ke arah bench. Freddie sudah bersiap dan official sudah mulai memencet tombol di papan pergantian pemain. 'Ah, tamat sudah' pikirku. Tiba-tiba, entah darimana dia datang, atau karena aku kurang memperhatikan, dia menekel kakiku dan aku terjatuh. Tepat 33 meter arah kanan dari gawang lawan. Aku merasakan sakit yang luar biasa di pergelangan kakiku. Tapi aku tidak merisaukannya, aku memalingkan wajahku ke arah bench. Aku melihat angka 15 berwarna merah.
'Tuhan, tamat sudah.' teriakku dalam hati. Tapi, tidak ada suaraNya yang aku dengar.

Wasit mendatangiku, dan bertanya bagaimana keadaanku. Aku hanya pasrah menggelengkan kepala. Yang aku lihat selanjutnya, wasit memberikan kartu kuning kedua pada pemain yang menekelku dan Pires berlari ke arah bench, berbicara pada bos. Ajaib, papan itu berubah angkanya. Angka 15 berganti menjadi angka 7. Entah apa yang Pires katakan, tapi itu membuatku tetap bertahan dalam lapangan.

Ljunberg berlari ke arahku. "Bos memerintahkanmu mengambil tendangan bebas itu. Berterimakasih lah pada Robert, dia meyakinkan bos agar kau tetap berada di lapangan". Kemudian Freddie berkata pada kapten, dan kapten mengulurkan tangannya padaku. Menarikku agar berdiri. "Tebus kesalahanmu", katanya singkat.

'Kesalahan? Aku pikir yang aku lakukan tadi benar.' kata batinku membela diri.

'Tidak semua orang bisa membedakan apa yang benar dan yang salah', kata suara dalam hatiku yang terdiam sejak tadi. 'Sesuatu yang salah, sering dianggap benar karena hal itu jamak terjadi. Sudah biasa dilakukan, jadi hal itu dianggap benar. Malah kalau melakukan sebaliknya, yang sebenarnya benar untuk dilakukan, dianggap sebuah kesalahan. Tapi, sejak kapan manusia tahu yang benar dan yang salah? Lakukan tendangan itu sebaik mungkin. Aku akan melakukan sisanya, yang tidak bisa kau kendalikan'.

********/*******

Di Panggung Podium

"10 tahun sudah sejak kejadian itu, banyak hal yang terjadi dalam karir sepakbolaku." katanya setelah menerima penghargaan pemain terbaik dunia. "Setelah tendangan bebas yang aku lakukan dan berbuah gol, media menyebut tendanganku sebagai tendangan bebas terbaik dalam satu dekade terakhir. Juga karena insiden penyebab penalti di pertandingan pertamaku, wasit di Inggris menyebutku sebagai pemain paling jujur sepanjang masa." terlihat senyuman di wajahnya.
"Saat itu memang aku merasa bodoh, tapi aku yakin yang aku lakukan itu benar. Jens dan Robert juga mendukungku. Saat ini, aku berdiri di podium ini, juga karena dua orang temanku itu. Dan pesanku buat semua pesepakbola di dunia ini, dengarkan selalu suara hatimu, ada Sosok yang luar biasa di dalam sana, yang bisa mengajarkan apa yang pelatihmu tidak bisa ajarkan. Aku bisa menjadi seperti sekarang, memegang penghargaan ini, juga karena aku tetap mendengarkan Dia, yang ada dalam hatiku, yang menjadi Tuhan dalam hidupku. Terima kasih".
Dia kemudian mencium dan mengangkat ballon d'or itu tinggi-tinggi, dan semua orang yang hadir di ruangan itu, termasuk sang kapten dan Ashley Cole yang dulu menganggapnya bodoh, juga Robert Pires dan Jens Lehmann serta bosnya, Arsene Wenger, langsung bertepuk tangan untuknya.

Dan di sudut balkon atas ruangan itu, di pojok yang tidak terlihat, Sosok itu juga hadir memberikan penghargaan dariNya yang terbaik, melakukan standing ovation buat saksi hidup di lapangan hijau itu.


*) Terinspirasi seorang pemain di Arsenal, yang awal karirnya memakai nomor punggung 15

Tuesday, January 26, 2010

Mengapa Saya Jatuh Cinta dengan PADI?

"Mengapa saya bisa jatuh cinta dengan grup band asal Surabaya ini?" Begini ceritanya...

Dulu waktu SMP, band favorit saya tuh Dewa 19. Bahkan sampai sekarang, saya masih menyimpan video klip 'Risalah Hati', karena saya menganggap video itu best of the best video klip yang pernah dibuat Dewa 19. Saya suka lagu 'Cinta 'kan Membawamu Kembali', 'Satu Sisi', 'Sebelum Kau Terlelap', juga 'Risalah Hati' (karena lihat video klipnya). Sekarang, saya sudah muak dengan Dewa 19, apalagi lihat kelakukannya Dhani Ahmad, jadi tambah gak minat dengar lagu-lagunya. Koleksi album Dewa 19 saya yang terakhir, album "Republik Cinta".

Sampai ada plesetan lagu ciptaannya Dhani, yang dinyanyikan anak-anaknya, The Lucky Laki, "...ayahku selalu mengajarkan aku, boleh kasar sama istri. Boleh nikah siri, nikah sama janda, juga boleh punya istri banyak... tapi ternyata, ayah bundaku akhirnya cerai juga..." (lagu Bukan Superman). Ups :

Beranjak SMA, saya mengalami yang namanya cimon (baca : cinta monyet). Tuh cewek cantik banget. Punya mata bagus, rambut panjang hitam lurus, kulit kuning langsat (khas gadis Indonesia), juga suara yang... (kalo Sheila On 7 bilang, "dengarkan dia mulai bernyanyi, kau 'kan terharu lalu membisu"). Intinya, saya mengalami krisis cimon. Fakta yang satu kelas tahu, dia seorang Sobat Padi (julukan buat fans band Padi). Waktu itu, album kedua Padi, dengan title 'Sesuatu Yang Tertunda', lagi booming dengan 'Semua Tak Sama'nya. Mulai deh, saya pura-pura suka sama lagu itu. Pada suatu kesempatan, saya ngobrol sama dia. Ngomongin lagu itu, dan saya bilang saya suka sama band Padi (tahulah sendiri kebohongan di kelas waktu SMA). Dan tuh cewek (kayaknya) langsung tertarik sama saya. Buktinya, kita, saya dan dia, mpe jalan pulang bareng (kosnya searah sama kos saya). Hari itu, salah satu momen terindah dalam hidup saya.

Kemudian, saya bilang boleh gak pinjam kasetnya Padi yang dia punya. Jaman itu AudioCD belum begitu laku. Selain karena lebih mahal, belum banyak yang punya playernya. Singkat cerita, saya dipinjemin dua kaset album Padi, 'Lain Dunia' dan 'Sesuatu Yang Tertunda'. Dari sinilah, mulai malam itulah, saya jatuh cinta pada band PADI, yang digawangi Piyu (gitar), Fadly (vokal), Yoyo (drum), Ari (rythm), dan Rindra (bass). Malam itu, saya mulai lihat-lihat cover kasetnya, juga mencium aroma parfum cewek itu yang melekat di situ. Lagu yang saya dengarkan pertama kali, yaitu 'Lingkaran' (posisi pita kaset di tengah, dan entah kenapa saya muter dari side B). Suasana yang mendukung, kamar gelap dan sepi di luar, sukses membawa saya menangis (entah kenapa) mendengarkan lagu itu. Liriknya seperti ini :

Saat 'ku terjebak dalam lingkaran,
bayangan gelap, meruang tak bertepi
tak berujung batas
membuat aku tak kuasa
ingin menentang

Jauh kini kusadari hidupku sungguh
bersama engkau sangat berarti
terasah godaan hidup
namun kau masih di sisiku
temani segala resah hatiku

Kiranya aku bisa mimpi indah
aku tak akan tersesat lebih jauh
dan kiranya aku mungkin terlepas
meski beranjak pergi
meninggalkan engkau sendiri
(pergi.. terus.. lepas..)

Sepatutnya aku telah terjatuh
kini aku jauh lebih mengerti
Tak pernah aku merasa
betapa naifnya aku
apa yang harus aku tinggalkan aku lupakan

Pada bagian "terasah godaan hidup, namun kau masih di sisiku, temani segala resah hatiku", saya jadi teringat Dia, Sahabat terdekat saya, yang selalu saya perlakukan seperti itu. Betapa pun saya suka menyakitiNya, menjauhiNya, tapi begitu saya butuh pertolonganNya, Dia selalu ada buat saya. Dan pada saat Fadly berkata, "betapa naifnya aku, apa yang harus aku tinggalkan aku lupakan", saya sukses mengeluarkan air mata. Entah karena udah kebawa suasana, atau terpengaruh lirik sebelumnya, entahlah... yang pasti, sejak malam itu, saya jatuh cinta dengan lagu-lagunya Padi. Dan selanjutnya, selalu menginspirasi hidup saya.

Misal, saat saya sedih, saya punya 'Menanti Keajaiban' buat menghibur. Saat lagi butuh semangat, saya punya 'Prologue' atau 'Sang Penghibur' buat support saya. Saat lagi kesepian, saya punya 'Lain Dunia' atau 'Sesuatu Yang Tertunda' buat menemani saya. Saat lagi jatuh cinta, saya punya 'Demi Cinta', 'Mahadewi', juga 'Ternyata Cinta' yang bisa membuat saya merasa rindu dengannya. Saat saya patah hati, saya punya semua 'Kasih Tak Sampai', 'Masih Tetap Tersenyum', juga 'Ode' (lagu perpisahan terbaik -menurut saya-).

Bahkan, kalau saya jadi menikah kelak, lagu 'Demi Cinta', 'Ternyata Cinta', dan 'Rencana Besar' harus masuk playlist DJ di resepsi pernikahan saya. Dan saya mau undang lima orang jenius yang sudah menciptakan "teman-teman" saya yang tak terlihat tapi bisa didengar.

Juga alasan lain mengapa saya suka Padi, karena saya secara ajaib, ya, ajaib karena tiba-tiba saja, saya bisa bermain drum karena suka lihat Yoyo bermain drum di televisi. Saat teman-teman saya ngeband di studio, saya iseng duduk di belakang set drum, dan membayangkan Yoyo menabuh drum, dengan lagu 'Lingkaran' di kepala saya, dan tiba-tiba saja, saya sudah bermain drum. Teman-teman saya yang ada di studio itu cuma bilang, "lha gene iso dolanan drum, ra ngomong-ngomong" (lha itu bisa bermain drum, kok gak bilang-bilang). Saya cuma ketawa, bingung. Saya sendiri gak tahu. Tapi kalo bilang hal ini ke mereka pada saat itu, mungkin saya langsung dibawa ke Pakem (orang Jogja pasti tahu maksud saya). Dari situlah, saya kemudian jadi personel band bernama RKN, posisi drummer. Tapi, baru jalan 2 tahun udah bubar jalan masing-masing. Tapi, lumayan, udah pernah manggung 2X di pensi (pentas seni) waktu SMA.

Kalau ditanya, siapa yang ngajarin maen drum, saya jawab dengan yakin : Surendro Prasetyo (Yoyo 'Padi').

Saya selalu membayangkan, bisa bermain drum di salah satu konser mereka, sebagai additional player, gantiin Yoyo kalo tiba-tiba keseleo atau kecapekan. Juga, saya pengen lihat Padi, konser bareng, kolaborasi dengan Coldplay, band favorit saya yang lain. Karena selain sebagai Sobat Padi, saya juga menyebut diri saya seorang Coldplayer. Mengapa saya juga bisa jatuh cinta dengan Coldplay? Saya akan tuliskan di lain waktu.

Seperti halnya engkau sang mentari, tak henti menyinari seluruh bumi... begitu juga adanya diriku, tak akan berhenti langkahku. (Padi - Prologue)

Filsafat Untung

"Sudahkah Anda bersyukur hari ini?"

Memang itu adalah sebuah slogan radio di Jogja, tapi sebenarnya pertanyaan itulah yang harus kita renungkan setiap harinya. Setiap memulai hari di pagi hari, dan setiap akan beranjak tidur.

Kalau dipikir-pikir, jaman sekarang adalah jaman yang serba crowded, serba memusingkan, serba susah... Harga-harga naik, dari mulai bawang sampe daging. Tarif transportasi juga, dari becak sampai pesawat terbang. Apalagi harga untuk sebuah pendidikan. Harga untuk makan bangku Sekolah Dasar satu tahun, 5 tahun yang lalu bisa buat sekolah di tingkat SMP untuk periode yang sama. Belum lagi tuntutan dari pekerjaan, yang tiap harinya dikejar deadline (garis kematian?). Sampai-sampai, Andreas Harefa, seorang motivator ternama, pernah berkata, "kalau gak ada acara bebas stres macam 'Opera Van Java', 'OKB', atau 'Bukan Empat Mata', saat orang-orang melepas lelah mengakhiri harinya, mungkin orang yang hidup di Indonesia gak sampai 200 juta." Saat ditanya kenapa, beliau jawab, "kan pada loncat semua dari mal lantai 4". Lucu memang, membuat kami tertawa saat mendengarnya. Tapi, memang agak miris, apa sampai segitunya?

Tidak adakah alasan lagi buat kita bersyukur? Apa memang gak ada alasan lagi buat hidup dengan tersenyum?

Memang, sedikit banyak, hal dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita membuat pikiran bertambah ruwet. Padi, dalam lagunya yang berjudul "Lain Dunia", pernah mengungkapkan hal ini... "media dunia membawa terbang tawa ceriamu..."

Saat kita baca koran, nonton TV, kita mendengar dan melihat peristiwa yang tidak menyenangkan, yang membuat kita bertambah waspada, bahkan selalu diliputi ketakutan (lihat berita kriminal, misalnya).
Tapi, apakah kita tidak bisa melihat lagi hal-hal baik yang terjadi di kehidupan kita? Menjadi buta akan keajaiban yang membuat kita bisa bangun pagi, lupa kalau kita masih bisa bernafas dengan gratis (bayangkan orang yang menderita di rumah sakit, yang untuk bernafas aja bayar), merasakan hangatnya sinar matahari pagi (lagi-lagi gratis), masih bisa makan (walaupun seadanya), masih punya rumah atau tempat untuk ditinggali.

Saat di jalan, terjebak kemacetan. Jangan marah. Marah tidak akan menyelesaikan masalah. Malah akan membuat pikiran bertambah pusing. Ingatlah, berapa banyak orang yang sama seperti Anda dan mengalami hal yang sama.
Saat pekerjaan mulai membuat hari-hari menjadi tidak menyenangkan, ingatlah orang-orang yang kerjanya tiap hari keluar masuk kantor untuk interview atau sekedar mencari lowongan kerja.
Saat negeri ini yang selalu terlihat kacau balau, dengan segala permasalahannya, dari Bank Century sampai Prita Mulyasari, ingatlah negara lain yang tiap hari penduduknya tidak bisa hidup tenang karena dilanda peperangan.
Saat hubungan cinta Anda mulai memburuk, ingatlah orang-orang yang seumur hidupnya belum pernah merasakan bagaimana rasanya mencintai dan dicintai.

Orang bijak bilang, "harta terbesar yang udah Tuhan berikan buat kita adalah kesehatan". Jadi, kalo kita masih sehat wa alfiat, kenapa kita masih susah untuk bersyukur? Bayangkanlah, orang-orang yang opname di rumah sakit, yang cuma bisa tidur dan tersiksa karena sakit penyakitnya, tapi juga mengeluarkan uang ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah tiap harinya.
Buat yang sakit, dan masih bisa berobat, harusnya juga bisa bersyukur karena masih bisa pergi ke dokter. Tidak semua orang seberuntung Anda. Dan begitulah seterusnya... seharusnya masih ada hal yang patut kita syukuri, yang membuat kita masih bisa berkata "Alhamdulilah", "Puji Tuhan", dan akhirnya membuat kita lebih banyak bisa tersenyum dalam menghadapi hari.

Ada seorang bijak, suatu hari mengajar di depan murid-muridnya. Dia menggambar sebuah lingkaran dengan tinta hitam di kertas putih. Guru itu berkata pada murid-muridnya, "apa ini?", katanya sambil menunjukkan kertas tadi. Murid-muridnya berkata hampir serempak, "lingkaran". Guru itu tersenyum, "mengapa kalian hanya bisa melihat hitam di atas putih? Mengapa kalian hanya bisa melihat sebagian kecil dari benda ini, hanya melihat lingkaran bukan kertas putih ini? Saya tidak bertanya 'gambar apa ini'? Tetapi saya bertanya 'apa ini'? Manusiawi memang, karena manusia biasanya hanya bisa melihat sebagian kecil dari suatu kebaikan besar yang Allah sudah berikan."

Klise, tapi memang itulah kenyataannya. Banyak kebaikan-kebaikan kecil, yang luput dari pandangan kita, karena kita terlalu memikirkan hal-hal "diluar" kita. Kita selalu berandai-andai, membayangkan hal-hal di luar kemampuan kita. Padahal, kita mempunyai banyak hal yang bisa membuat orang lain bersyukur karenanya.

Jadi, mulailah memikirkan hal-hal simpel yang bisa kita lakukan dan hal-hal yang bisa kita syukuri. Seperti filsafat "untung" orang Jawa. Yang selalu bisa mengucapkan kata "syukurlah", apapun keadaannya. Saat rumahnya terbakar, masih bisa berkata "untung anaknya selamat". Saat orang mengalami kecelakaan, "untung ya cuma tangannya yang patah" (bahkan saya pernah dengar, "untung ya mati, kalo hidup kan kasian, cacat seumur hidup"). Atau saat gak punya uang buat makan, "untung ya masih ada TV yang bisa dijual..." dan "untung... untung" lainnya yang selalu bisa diucapkan saat orang lain menganggap hal itu adalah musibah.

Jadi, "sudahkah Anda bersyukur hari ini?"

Menarilah biar sejenak... warnailah duniaku... bernyanyilah bahagiakan hati... (Padi - Lain Dunia)

Slumdog Millionaire

Bila firasat ini memang benar, memilikimu adalah maksud dari sebuah rencana besar, merubah hidupku...

Saya baru saja selesai nonton film Slumdog Millionaire. Memang sih, udah agak lama filmnya, tapi baru malam tadi saya melihat film tersebut. Ada empat hal yang saya pelajari dari film itu :

1. Agama sudah dijadikan propaganda paling murahan di balik segala bentuk peperangan/kekacauan di belahan dunia manapun

2. Sekali lagi saya diyakinkan, bahwa cinta adalah kekuatan terbesar yang ada di dunia ini

3. Jangan menilai orang dengan berpikir 'siapa dia', tetapi nilai lah orang dari pengalaman hidupnya

4. Orang pintar, terkadang kalah dengan orang beruntung

Seperti yang sudah katakan sebelumnya, atau tuliskan, sebenarnya di dunia ini tidak ada anak yang jahat. Mereka hanyalah korban dari kekerasan di lingkungannya, korban nasehat yang buruk, korban kurang kasih sayang dan perhatian, korban ketidak adilan, dan lain sebagainya. Semua anak yang lahir di dunia ini sama. Mereka seperti kertas putih yang polos dan baik adanya. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, kertas putih itu mulai ditulisi dengan hal-hal yang berbeda satu dengan lainnya. Dan itulah yang menjadi sampul dalam kehidupan mereka. Yang terbaca oleh orang lain sebagai sebuah wacana.

Tetapi, bahan kertas putih itu juga lain-lain, ada yang tebal, tipis, halus, kasar, berserat tinggi, atau ada yang mudah sobek. Itulah watak, karakter masing-masing anak. Sehingga, orang-orang yang bertanggung jawab akan anak tersebut, harus mengerti juga bagaimana karakter si anak tersebut. Tapi, pada dasarnya semua sama, putih bersih.

Jamal dan Salim, dua orang kakak beradik yang hidup di perkampungan miskin di India, sejak kecil selalu hidup dikelilingi kekerasan dan ketidak adilan. Dari mulai dihajar oleh gurunya, dikejar polisi karena arena bermain mereka di bandara, hingga melihat ibunya dibunuh akibat konflik antar agama.

AGAMA. Waktu SMA, saya diajarkan bahwa agama itu berarti tidak kacau (a : tidak, gama : kacau). Jadi agama dibuat agar hidup manusia tidak kacau, dalam artian bisa hidup rukun. Tetapi, apa yang terjadi di berbagai belahan dunia belakangan ini? Agama sudah dijadikan propaganda paling efektif untuk menebar teror, menimbulkan konflik, dan akhirnya berakibat kekacauan dimana-mana. Atau sebenarnya orang-orang yang tak beragama lah yang membuat itu semua? Sudah bebal dengan ajaran agamanya, karena tiap hari dicekoki isi kitab suci, sehingga mereka berpikir bahwa dirinyalah yang benar dan semua orang selain mereka salah, dan patut mati. Mereka kemudian berlagak menjadi tuhan, dengan menghakimi orang, menghukum orang, tapi buta akan apa yang sudah diperbuatnya itu melanggar perintah Tuhan. Mereka, yang katanya beragama dan bertuhan, mulai bertindak merendahkan Tuhan, dengan alih-alih membela namaNYA, mereka kemudian membunuh orang yang dianggap kafir. Bukankah Tuhan tidak perlu dibela manusia? Dia, Allah Sang Raja Manusia, bisa bertindak dengan kuasa dan kekuatanNya sendiri. Tetapi, manusia yang katanya bertuhan dan beragama itu, malah merendahkanNYA dengan berbuat anarki sambil berteriak menyerukan namaNYA. Bukankah ini malah merendahkan Allah Sang Mahakuasa? Atau, sebenarnya mereka hanyalah budak-budak iblis yang bertopeng orang beragama? Serigala-serigala piaraan setan yang dilepas ke dunia untuk berbuat nista, agar Allah Mahabesar itu akhirnya mulai ditinggalkan manusia. Entahlah, yang jelas nanti pada saatNYA, Sang Raja Manusia itu akan menunjukkan kekuatan dan kuasaNYA, dengan menangkap serigala-serigala itu dan melemparnya ke api neraka.

Akhirnya, Jamal dan Salim lolos dari pembunuhan massal yang terjadi di kampung mereka. Mereka diikuti gadis kecil bernama Latika. Dari sinilah cinta itu bermula. Cinta Jamal kepada Latika, begitu pula sebaliknya. Hingga akhirnya, semua yang dilakukan Jamal, adalah hanya alasan-alasan cintanya untuk Latika. Sampai alasan mengapa Jamal akhirnya ikut acara "Who Want's to be a Millionaire", karena dia hanya ingin Latika melihatnya.

Memang begitulah cinta, kekuatannya tiada yang setara. Banyak kejadian ajaib dan perbuatan luar biasa di dunia, juga karena alasan cinta. Pastikan pada semua, hanya cinta yang sejukkan dunia (Dewa 19 - Cukup Siti Nurbaya). Tanpa cinta di dalam hati, pasti hidupmu tak bermakna (Ari Lasso - Arti Cinta). Jika mungkin bumi harus terguncang badai, tapi cinta tak akan mungkin hilang (Padi - Tak Hanya Diam). Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini, bukan karena kuat dan hebatku, semua karena cinta (Joy Tobing - Karena Cinta).
Ah... saya pikir 98% tindakan atau perbuatan kita selama hidup di dunia, pastilah karena cinta. Dan kita bisa tetap bisa tersenyum apapun yang terjadi pada diri kita, pasti juga karena cinta. Kekuatan tak terlihat, kekuatan yang bisa membuat segalanya menjadi ada dan bermakna.

Tetapi, mereka yang tidak mengerti dan tidak percaya akan kekuatan cinta, akan meledakkannya dengan sia-sia, dan membuat hidup mereka menjadi tidak bermakna. Itulah yang saya lihat dari kehidupan Salim, kakak Jamal, sepanjang hidupnya. Dia mempunyai cinta dalam hatinya, tapi dia selalu menyangkal akan kekuatannya, menyia-nyiakannya. Dan, semua orang yang sudah melihat film itu, pasti tahu bagaimana akhir hidupnya.

********/*******

Dalam film itu juga digambarkan bagaimana semua orang menaruh curiga pada Jamal. Dari mulai sang pembawa acara hingga inspektur kepala. Mereka tidak percaya, bahwa seorang gelandangan (slumdog) dari perkampungan miskin di India, dalam semalam bisa menjadi kaya raya. Hingga Jamal diinterogasi seharian, belum lagi melewati penyiksaan sepanjang malam harinya. "Tidak pernah ada dokter bahkan insinyur yang bisa melewati 16000 rupee", kata inspektur polisi itu. "Tapi, bagaimana kalau dia memang tahu jawabannya?", kata anak buahnya.

Tidak cuma di India, di negara kita Indonesia, hal ini jamak terjadi dimana-mana. Orang hanya melihat siapa kita. Apakah kita seorang terpelajar atau hanya seorang kuli pasar? Apakah kita keturunan bangsawan atau hanya seorang anak nelayan? Mengapa? Saya percaya, anak yang tiap pagi menjadi loper koran, bisa jadi lebih jenius daripada anak sekolahan. Seorang pedagang di pasar, bisa jadi lebih pintar daripada orang yang tiap hari belajar. Jamal, di Slumdog Millionaire, bisa mendapat hadiah 20 juta rupee, karena pengalaman hidupnya. Apakah salah karena ia tahu semua jawabannya? Tapi, lagi-lagi karena alasan 'siapa dia', dia jadi menginap semalam di penjara. Tanya kenapa?

Semua pasti tahu bagaimana kisah Lintang, anak pesisir pulau Belitong, anak seorang nelayan, seperti yang tertulis di novel Laskar Pelangi. Bagaimana seandainya Lintang dewasa, memenangkan 1 milyar rupiah, dari kuis "Who Want's to be a Millionaire" yang dibawakan Tantowi Yahya? Mungkin, bisa jadi ia akan bernasib seperti Jamal di film itu, selesai kuis itu, dibawa ke kantor polisi untuk ditanyai ini itu.

Selanjutnya, pepatah lama yang mengatakan, 'orang pintar, terkadang kalah dengan orang beruntung', selalu ada benarnya. Jamal bisa tahu gambar apa yang ada di uang 100 dollar Amerika, karena beruntung. "Kamu tahu gambar siapa dalam uang 1000 rupee?" kata inspektur polisi. Tetapi Jamal menjawab, "saya tidak tahu, dan mereka juga tidak menanyakan hal itu."

Banyak juga kan contohnya? Orang kaya karena menang undian. Siapa dia? Orang yang beruntung. Bisa jadi orang pintar, bekerja seumur hidupnya, tidak akan bisa mempunyai sebuah rumah, seperti kepunyaan orang beruntung yang memenangkan hadiah sebuah rumah 1M. Atau orang yang selamat dari reruntuhan gedung berlantai 4. Siapa dia? Pasti orang beruntung. Bisa jadi diantara korban tewas atau terluka, ada orang yang pintar, yang tahu semua teori keselamatan tapi terlambat dalam mempraktekan ilmunya. Siapa Bill Gates? Orang yang sempat menjadi yang terkaya di dunia. Dia adalah orang yang beruntung. Dia hanya tahu kebutuhan pasar, yang saat itu membutuhkan suatu sistem operasi berGUI (Graphical User Interface), dan kemudian dia membeli program yang dibuat temannya. Siapakah yang pintar? Teman-temannya Bill Gates. Siapakah yang beruntung? Semua tahu jawabannya.

Akhirnya, dengan semua rancangan Sang Raja Manusia itulah, membuat Jamal dan Latika bisa bersatu di penghujung cerita. Kemudian saya bertanya-tanya, apakah memang itu ujian cinta mereka? Anda yang pernah menonton film ini pasti tahu jawabannya.

It's been years since we've met, and days had gone by... and I hope that we can make it to the end...

PS. Kalimat pembuka dan penutup, dicuplik dari lirik lagunya Padi, yang berjudul 'Rencana Besar'.

Tuesday, January 19, 2010

Berkarir atau Bekerja?

Apa bedanya karir dan pekerjaan? Pernah berpikir seperti itu? I think about it this day...

Cuma mau share aja sama yang ada di pikiranku (what's on my mind). Kalo nulis status di facebook 'what's on my mind' kebanyakan, gak cukup. Status di facebook punya maksimal karakter (batas nulis huruf/simbol/dsb), pikiran saya gak cukup di"tuangkan" di beberapa karakter.
Ok, kembali ke pikiranku pagi ini... apa bedanya karir dan pekerjaan? Carrier and job?

Karir itu sesuatu yang menyenangkan, dan pekerjaan adalah sesuatu yang kadang membosankan, kadang menyebalkan, kadang melelahkan, bahkan kadang menyakitkan. Tanya kenapa?

Pernah denger orang bilang "gue benci ni kerjaan" ato "kerjaan gue ngebosenin banget" ato "aku benci banget sama yang aku kerjain". Seringnya "i hate my job", jarang (aku sendiri gak pernah denger) orang bilang "i hate my carrier". Bener gak? Jadi, kalau anda mencintai apa yang sedang anda kerjakan, tak peduli berapa pun yang anda dapat (uang/materi) dari pekerjaan itu (bahkan tidak mendapat apapun selain ucapan terima kasih), berarti anda sedang mengerjakan karir anda. Tapi, jika anda mulai berpikir "buat apa gue susah-susah ngerjain ini, toh hasilnya gak value (sesuai) buat hidup gue", itu artinya anda sedang mengerjakan pekerjaan anda. I'll do it for living, that's it... that's your job.
Ngerti kan?

Dulu, saya pernah denger orang sukses (lupa siapa namanya) bilang "cintai pekerjaan anda, tak peduli berapa banyak yang anda dapatkan, maka anda akan mendapatkan apa yang anda inginkan". Percaya? Jujur, waktu itu saya juga gak percaya. Tapi setelah saya berpikir lagi tentang ini, hal itu ada benarnya.

Contoh, anda melakukan sesuatu pekerjaan, tapi anda selalu mengeluh tentang itu, anda 'menghabiskan' pikiran anda untuk keluhan-keluhan yang selalu anda pikirkan, berapa banyak pikiran yang anda sita untuk selalu mencari alasan ini dan itu untuk tidak menyukai pekerjaan anda? Padahal, dengan pikiran yang anda relokasikan untuk keluhan anda, bisa digunakan untuk membuat 'bagaimana perkerjaanku menjadi lebih baik'. Itu kenapa orang yang bekerja, suka melihat jam tangannya atau jam dinding tempat dia bekerja, untuk mengetahui sudah berapa lama ia habiskan hidupnya untuk "sesuatu yang tidak menyenangkan ini". Bener kan? Sesuatu yang menyenangkan akan anda lakukan tanpa melihat berapa banyak atau berapa lama anda dengannya... dengan hal yang sedang anda kerjakan.
Misal, anda merasa senang saat belanja, jalan-jalan ke shopping center, apa yang anda katakan? "Aduh... gak kerasa ya udah 3 jam gue disini, padahal masih banyak toko yang belum gue liat." Atau, buat yang suka maen game, "gila coy, udah subuh! Udah 8 jam kita disini." Itulah mungkin mengapa di game center, billingnya kebanyakan di'sembunyikan', biar orang lupa waktu. Dan semua tempat yang "menyenangkan" biasanya tidak memasang jam dinding. Kasino, tempat dugem, mal... (ada mal yang pasang jam gede di tengah-tengah bangunan?).

Beda dengan saat anda mengerjakan karir anda (pekerjaan yang dengan senang hati anda lakukan). Bahkan kata-kata yang terucapkan dari mulut anda, kurang lebih sama seperti kata-kata orang yang menghabiskan waktu menyenangkan mereka. "Buset, udah sore aja... padahal masih banyak yang belum gue kerjain" (bukan berarti dari tadi dia gak ngapa2in). Tapi, banyak juga orang yang seperti ini disebut 'workaholic' atau gila kerja.
Tiap sisi pasti ada negatifnya, bukan?

Dalam pekerjaan, gak ada "kenaikan" pangkat atau bahasa kerennya : promosi. Mengapa? Karena bi(a)sanya orang yang bekerja ya gitu-gitu aja, jarang melakukan sesuatu inisiatif tindakan atau melakukan inovasi baru. Sedang dalam berkarir, biasanya orang akan menemukan hal-hal baru dalam pekerjaannya yang dirasa kurang baik, dia akan selalu berpikir "bagaimana membuat ini menjadi lebih baik". Hasilnya? Orang-orang yang berkarir akan mendapat hidup yang lebih baik. Disamping dia merasa tidak pernah terbebani dengan apa yang dikerjakannya, dia juga lebih bisa melakukan lebih banyak hal dengan pekerjaannya.

Pikirkan ini, "seorang tukang bersih-bersih dapur restoran, sekarang menjadi seorang pemilik food courts ternama... yang dia lakukan hanya selalu memperhatikan koki memasak, bagaimana pelayan menghidangkan makanan, dan tetap berpikir bagaimana membuat dapurnya tetap bersih. Karena ia merasa ITU DAPURNYA, bukan milik yang punya restoran, jadi dia merawatnya seperti miliknya. Lama-lama dia diangkat menjadi pelayan, karena kerjaannya sebagai tukang bersih-bersih memuaskan pemilik restoran tersebut. Sebagai pelayan, dia selalu melayani pelanggannya bagaikan tamu-tamunya, bukan sebagai orang yang ingin makan di tempat itu. Akhirnya, suatu hari datang seorang kaya yang suka dengan pelayanannya. Dan orang kaya itu memberinya kepercayaan untuk mengelola restorannya. Dengan pengalamannya, hasil dari mengamati hal-hal yang terjadi di tempat kerjanya, dan lagi... dia menganggap restoran itu miliknya, dia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk tempat itu. Hingga saatnya dia mempunyai cukup modal dan pengalaman, dia mencoba mendirikan restorannya sendiri. Dan dia masih melakukan hal yang sama (sudah menjadi kebiasaan). Hingga akhirnya dia bisa membuat restoran-restoran lain di banyak tempat, dengan orang-orang kepercayaan yang dia rekrut dengan memperhatikan orang-orang yang bekerja di restoran yang dia kunjungi (hal yang sama dengan yang terjadi padanya dulu)."

Jadi, apa yang sedang anda lakukan sekarang? Melakukan pekerjaan anda atau mengerjakan karir anda?

NB (NamBah) : semua aktivitas, yang menyenangkan diri anda saat anda melakukannya, apapun bentuknya, itulah karir yang sedang anda kerjakan. Saya masih inget saat Anggun diwawancarai di Kick Andy, kira-kira dia berkata seperti ini, "waktu awal saya menyanyi, saya pernah hanya dibayar dengan nasi bungkus. Tapi saya tidak peduli hal itu, saya suka menyanyi, dan saya ingin menyanyi di depan banyak orang. Saya tidak peduli berapa atau apa yang akan saya dapat dari kegiatan itu (menyanyi), sebab saya senang melakukannya."
Siapa yang tidak mengenal Anggun C. Sasmi saat ini? Yang bayarannya sekali manggung, sekarang bisa dia belikan nasi bungkus buat satu RW.

Foto ilustrasi : istimewa

Hits Single Terbaru Padi, "Terbakar Cemburu"

Sekitar dua minggu yang lalu, Piyu, di twitnya nulis "lagi siapin story board buat klip terbaru Padi, judulnya terbakar cemburu". Hoho, sebagai seorang Sobat Padi, dan pecinta lagu-lagunya Padi, saya penasaran banget sama hits single terbarunya. Dan, setelah saya dengarkan untuk pertama kalinya, saya langsung suka! Diawali dengan gebukan drum khas Yoyo, dan aransemen khas Padi. Mengingatkan saya pada lagunya Padi yang judulnya "Patah". Sekali lagi, saya jatuh cinta dengan gaya bermusiknya Padi, terutama suara drumnya... kangen :)

Lirik lagu "Terbakar Cemburu" (durasi 3:46).

Aku terbakar cemburu,
cemburu buta,
Tak bisa kupadamkan amarah di hatiku...

Sakit menahan sakit hati,
menyimpan perih,
tak bisa kuterima apa yang kualami

Ibaratnya jantung hati
tersayat pedang tajam
betapa sakitnya, kurasakan itu...

Dan aku kini aku tahu 'ku sangat,
begitu dalamnya aku sungguh mencintaimu
Mungkin selama ini aku salah,
tak pernah pedulikanmu setulusnya hatiku

'ku akui ternyata,
sakitnya membakar hati
sudah membuatmu pergi
kini hanya tinggal terluka

Begitu dalamnya aku sungguh mencintaimu,
mungkin selama ini aku salah
Tak pernah pedulikanmu setulusnya hatiku...

mungkin selama ini 'ku salah...

********/*******

Kalau dirasa-rasa, lagu ini seperti orang yang sedang curhat karena ditinggal kekasihnya. Dia marah karena kekasihnya pergi dengan orang lain. Tapi, dia juga menjadi mengerti satu hal, bahwa dia sebenarnya tidak pernah memberi perhatian yang lebih kepada kekasihnya. Dan dia juga baru sadar, bahwa dia ternyata sangat mencintai kekasihnya, tetapi sudah terlambat karena kekasihnya telah pergi dengan orang lain, yang lebih memberi perhatian dan kasih sayang kepadanya. Atau, sebenarnya dia dan kekasihnya tidak pernah merasa saling memiliki karena tidak pernah saling peduli?

Tapi, bukankah manusia biasanya begitu? Tidak pernah tahu betapa berharganya apa yang sudah dimiliki, sampai semuanya hilang... pergi dari rengkuhan tangan. Dan, saat itu kita, termasuk saya, baru sadar akan nilai barang/hal/seseorang yang pernah kita miliki. Betapa sangat kita membutuhkan barang itu, betapa pentingnya hal itu, betapa besar kasih sayang kita kepada seseorang, biasanya... disadari saat semuanya hilang lenyap.

Jadi, mulailah hargai dan cintai apa yang sudah kita punya, apa yang kita miliki. Sehingga saat semuanya itu hilang, kita tahu bahwa itu memang kehendakNya dan kita bersyukur karena kita pernah memiliki atau merasakan bagaimana mencintai. Bukankah memang tidak ada yang abadi di dunia ini?

Mungkin selama ini aku salah, tak pernah pedulikanmu setulus hatiku... (Padi - Terbakar Cemburu)

foto : istimewa

Daftar Kode Pos di Jogja

Kotamadya Yogyakarta

Kecamatan Pakualaman

55111 Gunung Ketur
55122 Purwokinanti

Kecamatan Gondomanan

55121 Prawirodirjan
55122 Ngupasan

Kecamatan Kraton

55131 Panembahan
55132 Kadipaten
55133 Patehan

Kecamatan Mantrijeron

55141 Suryodiningratan
55142 Gedong Kiwo
55143 Matrijeron

Kecamatan Mergangsan

55151 Wirogunan
55152 Keparakan
55153 Brontokusuman

Kecamatan Umbulharjo

55161 Pandean
55162 Sorosutan
55163 Giwangan
55164 Warungboto
55165 Muja-muju
55166 Semaki
55167 Tahunan

Kecamatan Kotagede

55171 Rejowinangun
55172 Prenggan
55173 Purbayan

Kecamatan Danurejan

55211 Bausasran
55212 Tegal panggung
55213 Suryatmajan

Kecamatan Gondokusuman

55221 Demangan
55222 Klitren Lor
55223 Terban
55224 Kota baru
55225 Baciro

Kecamatan Jetis

55231 Bumijo
55232 Gowongan
55233 Cokrodiningratan

Kecamatan Tegalrejo

55241 Karangwaru
55242 Kricak
55243 Bener
55244 Tegalrejo

Kecamatan Wirobrajan

55251 Patangpuluhan
55252 Wirobrajan
55253 Pakuncen

Kecamatan Gedong Tengen

55271 Sosromenduran
55272 Pringgokusuman

Kabupaten Sleman

55551 Kec. Turi
55552 Kec. Tempel
55561 Kec. Seyegan
55563 Kec. Moyudan
55264 Kec. Godean
55571 Kec. Kalasan
55572 Kec. Prambanan
55573 Kec. Berbah
55581 Kec. Ngaglik
55582 Kec. Pakem
55583 Kec. Cangkringan
55584 Kec. Ngemplak

Kecamatan Depok

55281 Caturtunggal
55282 Maguwoharjo
55283 Condongcatur

Kecamatan Mlati

55284 Sinduadi
55285 Sendangadi
55286 Tlogodadi
55287 Tirtoadi
55288 Sumberdadi

Kecamatan Gamping

55291 Trihanggo
55292 Nogotirto
55293 Banyuraden
55294 Ketawang
55295 Balecatur

Kota Sleman

Kecamatan Sleman

55511 Tridadi
55512 Pendowoharjo
55513 Trimulyo
55514 Triharjo
55515 Caturharjo

Kabupaten Bantul

55751 Kec. Pajangan
55752 Kec. Sedayu
55753 Kec. Pandak
55762 Kec. Srandakan
55763 Kec. Sanden
55764 Kec. Bambanglipuro
55771 Kec. Pundong
55772 Kec. Kretek
55781 Kec. Jetis
55782 Kec. Imogiri
55783 Kec. Dlingo
55791 Kec. Pleret
55792 Kec. Piyungan

Kecamatan Kasihan

55181 Tirtonirmolo
55182 Ngestiharjo
55183 Tamantirto
55184 Bangunjiwo

Kecamatan Sewon

55185 Pandowoharjo
55186 Timbulharjo
55187 Bangunharjo
55188 Panggungharjo

Kecamatan Banguntapan

55191 Tamanan
55192 Jagalan
55193 Singosaren
55194 Wirokerten
55195 Jambidan
55196 Potorono
55197 Baturetno
55198 Banguntapan

Kota Bantul

Kecamatan Bantul

55711 Bantul
55712 Ringinharjo
55713 Palbapang
55714 Trirenggo
55715 Sabdodadi

Kabupaten Kulon Progo

55651 Kec. Wates
55652 Kec. Pengasih
55653 Kec. Kokap
55654 Kec. Temon
55655 Kec. Panjatan
55661 Kec. Galur
55663 Kec. Lendah
55664 Kec. Sentolo
55671 Kec. Nanggulan
55672 Kec. Kalibawang
55673 Kec. Samigaluh
55674 Kec. Grirmulyo

Kota Wates

Kecamatan Wates

55611 Wates
55612 Giripeni

Kabupaten Gunung Kidul

55851 Kec. Wonosari
55852 Kec. Nglipar
55853 Kec. Ngawen
55854 Kec. Semin
55861 Kec. Playen
55862 Kec. Pathuk
55871 Kec. Palihan
55872 Kec. Panggang
55881 Kec. Tepus
55883 Kec. Rongkop
55891 Kec. Karangmojo
55892 Kec. Ponjong
55893 Kec. Semanu

Kota Wonosari

Kecamatan Wonosari

55811 Baleharjo
55812 Wonosari
55813 Kepek

source : http://www.indonesianewsonline.com/prangko/stamps/kodepos.htm

Saturday, January 16, 2010

Dendam!!!

Semalem saya membaca postingan ini : http://ngerumpi.com/baca/2010/01/15/bocah-bercinta-dengan-pelacur-sifilis.

Dan untuk pertama kalinya selama jadi warga ngerumpi.com, saya memberikan rating "jelek". Tapi setelah saya pikir-pikir dengan artikel itu, jika ditulis dengan perumpamaan kisah yang lain, dengan maksud sama, pasti saya akan meratingnya dengan "lucu dan inspiratif". Mengapa?

Ceritanya kan tentang anak umur 10 tahun yang dendam dengan tukang kebunnya karena membunuh kura-kura peliharaannya. Tetapi, yang dia lakukan malah melakukan hubungan seks dengan pecun penderita sipilis, agar nantinya tukang kebunnya kena sipilis juga. Iya kalau skenario dalam pikirannya berjalan : dia ML sama pembantu, pembantu dengan tukang roti, dan seterusnya... Jika tidak? Anak itu kan yang rugi sendiri?

Itulah balas dendam, jika dilakukan gak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga orang lain, bukan? Ibaratnya, orang yang membalas dendam tuh seperti orang yang ingin membunuh kecoa dalam rumahnya, dengan cara membakar rumahnya sendiri agar kecoa itu mati. Seperti kata orang tua di film "Wolverine", 'apa yang akan terjadi jika seseorang ingin membalaskan dendamnya? HAL ITU AKAN TERWUJUD. Tetapi, kerugian yang akan ditanggung orang itu, lebih besar daripada kepuasannya setelah dendamnya terlaksana'.

Banyak contohnya bukan? Yang paling terlihat saat Perang U.S.A vs Irak. Karena dendam, WTC dihancurkan oleh teroris, Amerika Serikat dengan kekuatannya meluluh lantahkan negara Irak. Tapi, berapa banyak korban perang yang mati atau terluka dibanding korban yang mati dan cedera saat tragedi 11 September?

Media mencatat, LEBIH BANYAK KORBAN PERANG IRAK daripada korban 11/09. Belum lagi kerugian akibat perang itu, yang akhirnya membawa Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi dan menjalar menjadi krisis ekonomi global. Apa sebabnya? PEMBALASAN DENDAM.

Apakah balas dendam membawa kepuasan? Iya. Apakah menjadi lebih baik setelahnya? Saya rasa tidak.

PS. Maaf kalau ada pihak yang tersinggung, saya gak bermaksud demikian. Saya cuma ingin bilang, kalau balas dendam itu enggak ada manfaatnya. Bukankah pembalasan adalah hakNya? Hak Sang Raja Manusia.

Freedom Writers (3)

Dari film itu saya juga belajar hal lain.
Bahwa kadang untuk mencapai sebuah kesuksesan, ada harga yang harus dibayar.

Erin Gruwell, sukses dalam mengubah anak muridnya menjadi pribadi yang lebih mempunyai kualitas hidup. Tetapi dalam kehidupan pribadinya, dia gagal dalam membina hubungan rumah-tangga. Dia bercerai. Suaminya merasa dia menjadi "istri"nya Erin, dan tidak pernah mendapat perhatian selayaknya istri kepada suaminya. Karena yang terjadi kemudian, Erin lebih bersemangat di kelasnya dan seolah-olah mulai melupakan keluarganya. Karena tidak mendapat dukungan dari sekolah dalam hal finansial, dia kemudian mencari pekerjaan untuk membiayai cita-citanya, untuk menjadikan muridnya lebih berpendidikan. Erin kemudian mempunyai tiga pekerjaan dalam satu waktu. Bekerja untuk membiayai pekerjaannya yang lain. Dan itu membuatnya selalu lelah saat pulang ke rumah dan menjadikan suaminya menjadi tempat menumpahkan semua keluh kesahnya. Sedangkan ia tidak mempunyai waktu lagi untuk mendengar keluh kesah suaminya, karena ia terlalu lelah.

Well, sukses atau gagal bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda, bukan?

Ada hal lain lagi yang saya pelajari dari film itu.

Bukankah pendidikan yang berhasil, adalah seperti yang Erin lakukan?
Pada awalnya semua muridnya adalah anak-anak terbodoh di negara bagian itu. Tapi, dia mengubahnya. Erin mengubah anak muridnya menjadi anak-anak yang lebih bermoral, terpelajar, dan meninggalkan kebiasaan buruknya.

Jujur saja, dari dahulu saya bingung dengan adanya predikat "sekolah favorit". Favorit apanya? Sekolah atau perguruan tinggi yang distempel "favorit" itu, bukankah mempunyai anak murid yang memang pada dasarnya pandai? Sekolah-sekolah itu selalu menetapkan standar tertentu dalam penerimaan siswa baru. Harus mempunyai NEM seginilah, harus mempunyai prestasi itulah, dan sebagainya. Jadi, wajar kan kalo sekolah atau perguruan tinggi itu mempunyai output (baca : lulusan) yang terbaik? Bukankah input (baca : siswa yang diterima) awal juga yang terbaik dari tingkat sebelumnya?

Mengapa predikat "sekolah favorit" tidak ditujukan pada sekolah yang mempunyai input biasa-biasa saja (baca : tidak terlalu pintar) tetapi bisa mempunyai output yang luar biasa? Bukankah itu menunjukkan keberhasilan sebuah institusi pendidikan? Yang berarti ada pengajar-pengajar yang hebat di dalam sekolah itu. Kalau hanya mengajar siswa yang pada dasarnya pintar, rajin, dan berwawasan, dan membuat siswa itu hanya seperti itu-itu saja (baca : hanya menambah pengetahuannya), itukah sebuah keberhasilan seorang pendidik di jaman ini? Apa hebatnya membuat seorang anak yang memang pada dasarnya pintar untuk menjadi sedikit lebih pintar? Bukankah lebih hebat mengubah seorang anak yang tadinya terlihat bodoh dan seorang pembuat masalah, menjadi anak yang pintar dan baik?


Well, bukankah sistem pendidikan macam ini hanya mengkotak-kotakkan siswa bodoh-siswa pintar? Sehingga terdengar ucapan klise, rahasia umum di masyarakat, predikat institusi pendidikan, seperti : "yang sekolah di sekolah X pasti lebih baik daripada yang sekolah di sekolah Y" atau "dari sekolahnya saja sudah jelas orang itu seperti apa".


Masihkah ada peran pendidik (baca : guru) di jaman pendidikan modern ini?

PS.

*) Maaf, bukan bermaksud menghina anda yang berprofesi sebagai guru di "sekolah favorit". Tapi cobalah nonton film Laskar Pelangi atau Freedom Writers, menurut saya, seorang guru ya harusnya seperti yang di film-film itu.

**) Lagunya punya Tere dengan judul "Mengapa Ini Terjadi" (feat Valent)

Freedom Writers (2)

Mengapa judul filmnya Freedom Writers?

Karena selanjutnya, Erin, guru bahasa inggris itu, memberi sebuah jurnal kehidupan (baca : diary) untuk mereka masing-masing. Dia menyuruh mereka menuliskan apa saja yang ada dalam pikiran mereka. Atau catatan harian tentang kehidupan mereka di hari itu. Atau apa saja yang mereka ingin tuliskan. Kemudian, Erin menyatukan jurnal-jurnal itu menjadi satu buku, dan diterbitkan dengan judul "Freedom Writers" yang menjadi buku best seller tentang kisah nyata para pelaku kehidupan gangster rasis di Amerika.

Dengan jurnal-jurnal itu, Erin juga akhirnya lebih mengenal mereka, mengapa mereka bisa menjadi seperti sekarang, menjadi anak-anak yang selalu memandang kekerasan adalah jalan hidup mereka. Mengapa perbedaan ras bisa membuat mereka saling terpisah satu dengan yang lain. Dan itu membuatnya berusaha lebih keras lagi, agar dia bisa sukses membuat anak muridnya menjadi menusia yang lebih baik.

Cerita selanjutnya bisa ditebak. Anak-anak dalam kelas itu menjadi lebih kompak, lebih bisa menghargai perbedaan diantara mereka, dan akhirnya, menjadi manusia yang lebih baik. Mereka belajar tentang perbedaan, belajar tentang menghormati perbedaan itu. Mereka juga belajar, bahwa masih banyak anak di usia mereka, atau yang lebih muda dari mereka, lebih menderita di luar sana. Menjadi korban perang rasisme di Eropa, perburuan terhadap kaum Yahudi di jaman Hitler, atau korban perang apapun yang dilatar belakangi "kelompok mana yang lebih hebat" atau idiologi "yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan mati". Yang semuanya berakhir dengan satu kenyataan, bahwa perang apapun tidak akan membawa kehidupan yang lebih baik. Hanya berakhir dengan perasaan dendam, selalu dicekam ketakutan, juga kehilangan orang-orang yang mereka cintai.

Bukankah memang begitu? Kekerasan hanya menghasilkan kekerasan. Dendam hanya menghasilkan perang yang tidak akan berakhir. Mempermasalahkan perbedaan, hanya akan menghasilkan kita terkelompok menjadi orang-orang kerdil yang tidak akan pernah berpikir bersama untuk maju.

Mengapa kita selalu mengkotak-kotakkan diri kita dalam boks yang dunia ini ciptakan? Kaya-miskin, cantik-buruk rupa, tampan-jelek, orang jawa-orang makassar, agama A-agama B, hingga Milanisti-Juventini, atau The Jakmania-Viking (yang juga pernah difilmkan dengan judul 'Romeo dan Juliet').

Mengapa kita tidak pernah melihat satu kenyataan terbesarnya, bahwa kita semuanya SAMA. Kita semua adalah manusia, yang bisa merasa kehilangan, yang bisa merasa gembira, yang bisa merasa sakit, yang membutuhkan penghormatan, respek dari orang lain. Yang sama-sama mempunyai akal sehat dan pikiran untuk membuat kehidupan yang lebih baik. Bukankah perbedaan hanya masalah sudut pandang yang berbeda?

Kalau saya seorang "music scoring" dalam film itu, saya akan memasukkan lagu ini dalam ending cerita itu :

Tiada yang salah dengan perbedaan,
dan segala yang kita punya.
Yang salah hanyalah sudut pandang kita,
yang membuat kita terpisah.


Karena tak seharusnya, perbedaan menjadi jurang...

Bukankah kita diciptakan,
untuk dapat saling melengkapi?
Mengapa ini yang terjadi?
Mestinya perbedaan bukan alasan,
untuk tak saling memahami.


Harusnya cinta bisa memberi jalan,
'tuk satukan semua harapan.


********/*******

Freedom Writers (1)

Coba bayangkan, anda adalah seorang guru, guru yang baru saja lulus sekolah pendidikan, mempunyai visi dan misi mengajar yang berapi-api, dan kemudian dihadapkan pada kenyataan : anda akan mengajar sekelompok anak, yang menganggap sekolah adalah pilihan selain penjara anak-anak, dan mereka terpisah menjadi kelompok kecil karena latar belakang suku dan ras yang berbeda. Di luar kelas, sebenarnya mereka adalah anggota gangster rasisme, yang saling bermusuhan satu dengan yang lain. Murid-murid anda adalah anak yang selalu tersakiti oleh keadaan sedari mereka masih kanak-kanak. Di lingkungan mereka selalu terjadi kekerasan bahkan pembunuhan. Dipukuli dan dianiaya adalah syarat untuk diterima di kelompok mereka, dan mereka wajib menerima itu agar bisa menjadi kuat di kemudian hari. Mereka telah merasakan kehilangan teman atau teman-teman yang mati terbunuh karena perang antar geng. Murid-murid anda menganggap bahwa setiap hari adalah sebuah peperangan, dan belajar bahwa kematian adalah cara untuk bisa mendapatkan kehormatan di kelompok mereka. "Kami merayakan hidup kami setiap hari, karena kami masih bisa tetap hidup di keesokan hari".

Itulah yang terjadi dengan seorang guru bernama Erin Gruwell di kelas 203, kelas bahasa Inggris untuk siswa yang terdiri dari anak-anak yang dianggap sudah terbuang.

********/*******

Saya baru saja nonton filmnya, Freedom Writers, yang dibuat berdasarkan kisah nyata.

Pada awalnya, selalu terjadi tindakan sarkasme dan tindakan saling menghina dengan anekdot-anekdot khas "black people". Selalu terjadi kerusuhan-kerusuhan kecil di dalam kelas akibat ejekan atau kejadian sepele yang kemudian membuat kelompok-kelompok kecil itu saling bertengkar. Sampai akhirnya Erin menyuruh mereka untuk duduk secara random, yang berarti ras hispanik (ras Salma Hayek, Penelope Cruz) akan bersebelahan dengan ras chink (ras Mr Hann, Harold). Ras negro akan bersebelahan dengan ras kamboja. Dan seorang anak dari ras kulit putih duduk di tengah-tengah mereka. Cara tersebut kemudian dianggap Erin sudah benar. Tetapi akhirnya dia diprotes anak muridnya karena mereka tetap menganggap bahwa sebenarnya mereka memang berbeda. Ras hispanik sangat berbeda dengan ras Afrika-Amerika (negro). Dan sebagainya.

Erin tidak kehabisan akal. Kemudian dia membuat suatu permainan kecil dengan membuat sebuah garis di tengah-tengah kelas. Aturan permainannya, tiap dia menyebut suatu kejadian atau hal-hal seputar kehidupan, dan siapa diantara mereka mengalami atau merasakannya, diwajibkan maju ke garis tersebut.

Permainan dimulai... dia menanyakan "siapa diantara mereka yang mempunyai album terbaru Snoop Dogg?" Semuanya maju ke garis. "Siapa diantara kalian yang sudah nonton film Boys In The Hood"? Semuanya, kecuali si kulit putih, maju ke garis. Dan seterusnya... mereka yang merasa dirinya sesuai dengan pertanyaan dari Erin, maju ke garis. Sampai pada pertanyaan puncak "siapa diantara kalian yang temannya pernah terbunuh akibat kekerasan"? Semuanya maju ke garis. "2 orang", beberapa mundur. "lebih dari 2 orang", beberapa mundur. "3 orang", beberapa mundur. "4 orang atau lebih", dan tinggallah beberapa anak saja di garis itu. Mereka saling berhadapan, mereka yang selama ini terkelompok berdasarkan ras mereka, yang selalu berkelahi tiap bertemu di jalanan, sekarang bertatap muka kurang dari setengah meter.

Akhirnya mereka sadar. Mereka memang berbeda, tapi, mereka juga punya banyak persamaan. Mereka sama-sama suka Snoop Dogg, rapper kulit hitam. Mereka sama-sama suka film Boys In The Hood. Mereka sama-sama pernah masuk penjara anak-anak, atau camp pengungsian. Mereka juga sama-sama pernah merasakan kehilangan teman dalam hidup mereka, karena terbunuh atau korban kekerasan perang yang mereka ciptakan di jalanan.




********/*******

Friday, January 15, 2010

Finally...

Akhirnya selesai juga mindahin postingan dari ngerumpi.com ke blog saya. Ctrl+A, Ctrl+C dan Ctrl+V.
Mengapa saya lebih suka menulis di ngerumpi.com ketimbang di blog saya sendiri? Jawabannya : http://ngerumpi.com/baca/2010/01/11/mengapa-ngerumpi-com-tanggapan-buat-alderina

Sebelum disana, saya juga nulis di Kompasiana. Tapi, karena lebih asik di ngerumpi.com, akhirnya saya tinggalkan Kompasiana. Tapi, mungkin suatu saat akan kembali. Entah kapan.

Yang jelas, mulai hari ini, saya akan menulis setiap hari. Kata Pak Sena Gumira, "bila perlu sampai mati". Karena ternyata memang ini yang saya inginkan, sebagai manusia gua yang juga suka dengan dunia maya, saya lebih suka menulis daripada berkata-kata.
Mimpi saya bisa menulis sebuah buku yang bisa mengubah dunia, menjadi lebih baik tentunya.

Buat saya menulis itu seperti melukis sesuatu atau menciptakan sebuah lagu. Dan lebih mudah mempengaruhi jaman melalui tulisan, seperti tokoh itu, Soe Hok Gie. Walaupun katanya generasi ini adalah generasi sineas, generasi film, tapi saya tetap percaya pada kekuatan sebuah tulisan. Yang menurut saya lebih dahsyat daripada sebuah lagu roman picisan (bukan judul lagu).

Sekarang saatnya tidur. Sambil merenung apa yang akan saya tulis besok.

Puisi Saat Pemakaman Saya

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa, pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui...

(Saat aku mati...)

Aku gak butuh kalian semua hadir di pemakamanku...
aku butuh kalian saat aku hidup, dan merasa sendiri.

Aku gak butuh waktu kalian di upacara kematianku...
aku butuh waktu kalian untuk menemani aku saat diriku ingin bersama kalian.

Aku gak butuh uang jutaan yang kalian berikan buat keluargaku...
aku butuh kalian traktir aku sekali-kali, ngajak aku nonton sekali-kali dan itu lebih bermakna buat aku.

Aku gak butuh tangisan kalian...
aku butuh perhatian dan empati kalian saat aku lagi sedih dan merasa terlupakan... merasa sendirian di dunia ini.

Aku gak butuh bunga mahal yang kalian taburkan di makamku...
aku butuh senyuman, tepukan di punggung saat aku lemah, ato sebuah sms yang membuat aku tersenyum. Seberapa mahal si hal-hal itu?

Aku tidak mengharapkan kata-kata cinta yang kau rangkai indah di pemakamanku...
aku hanya ingin senyummu, kecupan manis bibirmu, atau sebuah kerlingan dari matamu, yang kalau boleh aku artikan, sebagai tanda cintamu padaku.

Aku gak butuh ucapan belasungkawa kalian...
aku butuh tanggapan kalian atas smsku, shout out FBku, balasan chat di YM, atau komentar kalian di blogku, itu lebih berarti buat aku.

Aku gak butuh pikiran kalian yang merasa kehilangan...
aku butuh perasaan kalian untuk mengingat aku saat aku masih hidup.

Aku gak butuh kalian saat aku mati,
terbujur kaku di peti berbahan kayu jati...

aku butuh kalian saat aku masih hidup di dunia ini.

...

Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan.
Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda,
dan yang tersial adalah berumur tua.

Berbahagialah mereka yang mati muda.

Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada,
berbahagialah dalam ketiadaanmu.

*) Preambule dan penutup, saya cuplik dari puisi Soe Hok Gie (GIE, movie)

Tentang Pasangan Hidup (4)

Kalau saya mencoba untuk pura-pura mencintai wanita yang pernah sangat mencintai saya, mungkin hari ini saya sudah pacaran dengannya dan sudah menjadi orang kaya secara materi. Tetapi saya pasti membuatnya menderita karena kepura-puraan itu. Saya akan berkelana mencari cinta yang lain. Dan itu sangat menyakitkan.
Kalau hubungan itu sudah sampai kepada pernikahan, mau tidak mau saya harus tetap meneruskannya, kalau tidak mau anak-anak yang menjadi korban perceraian. Namun harganya terlalu mahal untuk dibayar.

Untuk para wanita, mungkin kalian akan gelisah di usia yang hampir menginjak kepala tiga belum menemukan pasangan sejati. Tapi mungkin saja dia sudah pernah datang dalam kehidupan anda, tetapi anda MENGACUHKANNYA dan MENOLAKNYA. Karena memang anda, para wanita di desain untuk "menang nolak".

Dan saat itu anda, wanita, lupa kuncinya. Kuncinya adalah anda sebaiknya jangan memulai terlebih dahulu dan kalau sulit untuk melakukannya, janganlah anda menjadi begitu agresif. Anda harus tahu bahwa anda di desain untuk dicintai dan diperlakukan bak ratu. Bukan menjadi seorang yang mengejar-ngejar pria.
Saya sering mengatakan kepada teman-teman wanita saya. "Kalau ada seorang pria yang datang kepada kalian dan menyatakan cintanya, berpikirlah dua kali untuk menolaknya. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari."

Saya juga tidak menyarankan untuk terburu-buru menjawab, "Ya". Saya tahu ini masalah wanita yang sudah mau "kadaluwarsa", terus mengobral diri. Saya hanya akan mengatakan, "Berpikir dua kali terlebih dahulu untuk menolaknya." Siapa tahu, dia cinta sejatimu?

Ada joke, saat wanita berumur 17 tahun dia bertanya-tanya, "siapa saya?". Saat wanita berumur 22 tahun dia bertanya-tanya, "siapa dia?". Tapi saat wanita berumur 27 tahun, dia akan berkata, "siapa saja lah... (yang penting menikah)"

Saya harap, anda belum sampai tipe ketiga :))

Wanita, anda begitu berharga. Ciptaan terindah. Anda ditentukan untuk begitu dicintai, dikagumi, dilindungi, dikasihi, diperhatikan, diayomi... saya tidak tahu harus menyebutnya apa lagi...
Kalian (para wanita) ditentukan untuk diperlakukan bak sang ratu setiap hari.

Namun, ketika pangeran cinta itu datang, apakah engkau akan langsung menolaknya?

"BERPIKIRLAH DUA KALI UNTUK BERKATA TIDAK", karena siapa tahu pria itu adalah orang yang akan memperlakukanmu bak ratu. Tidak peduli bentuk fisikmu, tidak peduli tingkat pendidikanmu bahkan tidak peduli masa lalumu. Ia akan datang dengan kata-kata ini, "Aku mencintaimu walaupun (bla.. bla.. bla..)"
Bukankah, CINTA SEJATI ITU TANPA SYARAT?

Pria, jadilah pria sejati. Yang bisa mencintai, mengagumi, melindungi, mengasihi, memperhatikan, mengayomi... wanita pujaan anda. Jangan jadi seorang as***le yang mempermainkan wanita. Ingatlah, tanpa seorang wanita, anda tidak akan pernah ada di dunia.

NB (NamBah) : kata dosen saya, "Dalam mencari pasangan hidup, jangan terlalu banyak persyaratan... gak perlu fit dan proper test. Belum tentu ada orang yang memenuhi semua kriteria Anda. Kalau pun ada, belum tentu juga dia mau sama Anda....

Tentang Pasangan Hidup (3)

Saya mau share sedikit cerita di keluarga saya.

Mama saya, menikah dengan Papa pada saat berumur 25 tahun. Awalnya, Mama saya tidak suka dengan Papa saya, karena tampang Papa saya saat itu tidak user friendly, sangar gitulah. Mama saya sangat cantik dan saat itu bukan hanya Papa saya yang mengejar-ngejar Mama saya. Ada beberapa pria lain.

Tapi mengapa akhirnya Mama saya memilih Papa yang bertampang sangar ketika itu?

Karena, Papa saya benar-benar jatuh cinta pada Mama saya. Padahal saat itu, Papa saya juga sedang disukai seorang wanita yang tergila-gila padanya. Wanita itu ingin memiliki Papa saya. Saya mau katakan, pria (pada dasarnya) tidak bisa berdusta, dan jarang berpura-pura. Papa saya tidak mencintainya. Papa saya pria sejati yang harus selalu memulai dan tidak bisa didahului seperti itu.
Kepada Mama saya lah, beliau jatuh cinta. Dan, saya sudah berpuluh-puluh kali mendengar bagaimana usaha Papa saya mendekati Mama saya. Mama saya juga pernah bilang, "Mama dulu takut lho liat tampang Papamu, dan biasanya Mama selalu bohong sama cowok kalau ada yang tanya alamat Mama (jaman itu belum ada ponsel, jadi masih pake surat cinta). Tapi, pas Papamu tanya alamat Mama, gak tau kenapa, Mama jawabnya jujur". Itulah, faktor "chemistry".

Mereka menikah pada tahun 1982. Dan, Papa saya berkali-kali jatuh cinta dengan wanita yang sama, yaitu Mama. Usia pernikahan mereka sudah 27 tahun dan perkawinan mereka bertambah kuat dari hari ke hari. Saya pikir, Mama adalah wanita yang paling bahagia di bumi ini karena dia tahu kuncinya. Dia dicintai, dilindungi, diperhatikan, dan diperlakukan bak ratu. Meskipun ada beberapa masalah rumah tangga dan ketidak cocokan, seperti yang saya pernah katakan, "pernikahan itu bukan masalah cocok atau tidak, tapi bagaimana belajar untuk menerima ketidak cocokan itu, dan mencari jalan tengahnya." Gak ada satupun pasangan di muka bumi ini yang benar-benar cocok, satu visi. Lha wong, ada 2 kepala dan berarti 2 pemikiran. Tapi karena 1 hati dan jiwa, jika benar dia belahan hati dan jiwa, semuanya pasti bisa dijalani dengan baik.

Sebaliknya, saya pernah menemukan ada wanita yang memulai terlebih dahulu, begitu agresif pada seorang pria. Akhirnya, dia memang mendapatkannya dan bahkan menikah dengannya. Namun sayang, sesungguhnya dia tidak pernah mendapatkan cinta dari suaminya. Karena suaminya punya cinta yang lain. Wanita itu harus membayar harganya. Sangat mahal. Ia harus berkorban selama perkawinannya berlangsung. Ia harus berkorban materi yang terus-menerus dan yang paling menyedihkan selalu korban perasaan. Padahal bukankah seharusnya suaminya yang memenuhi kebutuhan materinya? Mukanya menjadi begitu kusut dan tubuhnya menjadi begitu kering. Karena tidak 'disirami' cinta suaminya. Karena suaminya punya cinta yang lain.

Wanita, daripada engkau mencintai pria yang tidak mencintaimu, atau hanya sekedar berpura-pura mencintaimu, mengapa engkau tidak belajar mencintai pria yang sangat mencintaimu dan memperlakukanmu dengan begitu berharga? Mungkin awalnya engkau tidak begitu menyukainya. Namun jika mengingat bahwa ia begitu mencintaimu, mengapa wanita tidak mencoba untuk BELAJAR mencintainya dan memberinya kesempatan.

Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak ada istilah BELAJAR mencintai. Tidak peduli wanita yang ditujunya seperti apa, mau kurus atau gemuk, tinggi atau pendek, kulit putih atau hitam, rambut keriting atau lurus (bak bintang iklan shampoo), mau jenius atau LOLA (LOading LAmbat), atau sebut saja kekurangan lainnya, percayalah bahwa pria adalah mahkluk yang akan selalu jatuh cinta, bukan mahkluk yang belajar untuk mencintai. Tetapi, wanita bisa BELAJAR mencintai.

Tatkala melihat kegigihan seorang pria yang tidak pernah berhenti menaklukkan hatinya, tatkala melihat pengorbanan, perhatian dan kasih sayang yang diberikan, aku mendengar banyak kesaksian yang mengatakan bahwa pada akhirnya sang wanita menyerah. Mungkin benar yang dikatakan Will Smith "Setiap pria mampu membuat setiap wanita terpesona" (HITCH movie).

Para pria, anda juga DILARANG untuk berpura-pura jatuh cinta. Karena setelah engkau menjalaninya, lama-lama pura-pura itu akan hilang, kemudian engkau pasti akan berkelana mencari cinta yang lain dan engkau akan menyakiti hati seorang wanita yang telah mencintaimu... Karena bagaimanapun engkau tidak bisa membohongi dirimu sendiri.

Para pria tidak dibenarkan untuk menjadi begitu baji**** dan memanfaatkan wanita yang jatuh cinta kepadanya, sementara itu ia sendiri menjalin cinta dengan yang lain. Para pria juga tidak dibenarkan menjadi begitu bre***** untuk memanfaatkan uang, fasilitas dan materi yang diberikan oleh wanita yang mencintainya (yang berharap bisa mendapatkan cinta sang pria). Itu adalah ciri pria yang licik dan pengecut! Bukan pria sejati...

Tentang Pasangan Hidup (2)

Ternyata banyak wanita tidak tahu bagaimana sejarahnya. Dari zaman Adam dan Hawa sampai sekarang, wanita memang didesain untuk tidak memulai terlebih dahulu dalam hal cinta. Ingat, Adam-lah yang pertama kali menyatakan ketertarikannya dengan berkata, "Inilah dia, tulang dari tulangku..." (pujian pertama dari lelaki untuk seorang wanita).

Ekstrimnya, wanita dilarang jatuh cinta terlebih dahulu dan mengejar-ngejar pria. Karena wanita memang tidak di "desain" untuk itu. Perihal ada budaya di daerah tertentu dimana pria dilamar oleh wanita, saya sangat tidak berminat membahasnya. Dan sampai hari saya masih menganggapnya sebuah keanehan, tapi saya menghormatinya.

Intinya : cowok menang milih, cewek menang nolak!

Cowok memang bisa memilih wanita mana saja yang dia suka. Cowok bisa saja jatuh cinta dengan wanita mana saja yang bisa membuat hatinya benar-benar "jatuh". Toh, sampai hari ini jumlah cewek di dunia ini jauh lebih banyak dari cowok (4:1). Tapi, kenyataan ini jangan disalah artikan bahwa pria boleh memiliki lebih dari satu wanita. TIDAK! Tuhan menciptakan manusia untuk hidup berpasang-pasangan, yang berarti 1 pria dan 1 wanita. Walaupun ada yang membenarkan pria boleh hidup (menikah) dengan beberapa wanita, tapi hal itu tidak membuat dunia ini menjadi lebih baik. Tanya saja alasan Sri Sultan Hamengkubuwono X, gubernur DIY saat ini, mengapa dia tidak ingin mempunyai banyak istri, padahal tidak ada yang melarangnya. Karena beliau melihat hal itu tidak baik untuk perkembangan psikis anak-anaknya. Beliau pernah berkata, "saya adalah anak dari seorang ayah yang berpoligami, saya mempunyai banyak ibu, tapi saya tidak bahagia dengan hal itu. Saya tidak ingin anak-anak merasakan seperti yang saya rasakan."

Dan memang pada kenyataannya seperti itu!

Tuhan menciptakan wanita dari SATU tulang rusuk pria. Kalau sampai pria memiliki istri lebih dari satu, pasti hidupnya akan "sakit-sakitan". Seperti manusia abnormal, yang mempunyai tulang rusuk lebih banyak dari manusia normal yang lain. Begitulah perumpamaannya.

Kembali ke inti permasalahan, "cowok menang milih, cewek menang nolak".

Cowok kalau nembak cewek, terus ditolak, respon selanjutnya ada dua, pertama: mencoba lagi untuk kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya... ATAU, tidak melanjutkan dan berkelana mencari yang lain lagi. Dan harga diri seorang pria tidak akan turun dan tercabik-cabik hanya karena cintanya ditolak (walaupun ada juga yang sebaliknya). Karena pria diciptakan untuk menjadi seorang pejuang sejati, dia pasti akan mencoba dan mencoba lagi. Sampai dapat!
"Emang cewek elo doang?". Pikiran seperti itu kadang ada di setiap benak cowok .

Bagi para cowok, kalau ditolak adalah hal yang biasa. Memang sedih untuk sesaat. Tapi tidak untuk meratapinya. Cowok di desain lebih banyak "bermain" dengan pikiran, daripada perasaan.
Jadi kalo ada pria yang sampe nekat minum racun serangga dicampur sirup dan es (biar segeeer) atau loncat indah pake gaya akrobat dari apartemen lantai 25 karena cintanya ditolak, saya jadi berpikir "siapa yang patut dikasihani atau disalahkan?" Jawab saya : Cowok itu... gak bisa pikir panjang, gak dewasa. Pantes aja ditolak...

Tetapi kalau wanita begitu agresif terhadap pria, lalu kemudian ditolak... "$B!!^%$&(B.."
Jawab sendiri kata yang tepat untuk itu, hehehe :)

Pria dan wanita sama-sama di desain untuk menjadi pemenang. Menang!

Cowok menang milih, cewek menang nolak. Tetapi, sekarang banyak wanita yang mencoba untuk merubahnya menjadi: cewek menang milih. Jadi kalau cewek menang milih maka berarti cowok menang nolak!

Masalahnya, apakah para cewek siap kalau ditolak cowok setelah "menang" milih cowok yang mana aja?

Tentang Pasangan Hidup (1)

Saya punya "adik" perempuan yang memimpikan menikah dengan pangeran tampan, tinggi, berkulit putih, tampang oriental, punya bentuk badan yang bagus, ya... seperti aktor-aktor drama Korea gitu. Macam Tao Ming She, Wo Ce Lee, dkk. Dia sangat berharap ingin punya pacar yang seperti itu. Dan kenyataannya, dia sekarang masih jomblo.

Pertanyaannya, salahkah berharap mempunyai suami idaman, yang secara fisik sangat sempurna?

Sebagai pria, saya juga mendambakan istri yang cantik, mempunyai tubuh yang indah, berambut hitam panjang, dan berkulit putih mulus oriental. Tapi kenyataannya, saya juga masih belum pernah berpacaran hingga saat ini.

Pertanyaannya masih sama, salahkah berharap mempunyai istri idaman, yang secara fisik sangat sempurna?

Kemudian, siang tadi saya coba merenung, kenapa beberapa orang bahkan mungkin banyak teman pria dan wanita saya (atau lebih tepatnya para semua jomblowan dan jomblowati di muka bumi ini) belum menemukan seseorang yang bakal menjadi pasangan hidupnya. Padahal menurut keyakinan saya, bagaimanapun minus-nya seorang pria/wanita (kalau ia menganggap dirinya demikian), paling tidak pernah satu kali menyukai seorang wanita atau "ditembak" pria, dengan kalimat ini, "Aku menyukaimu" atau "Bersediakah engkau menjalani hubungan yang lebih serius denganku?".

Dan saya sangat yakin dengan keyakinan saya itu. Mengapa?

Karena sejelek-jeleknya anda, atau seburuk apapun rupa diri anda (kalau anda menganggap diri anda demikian), pastilah ada belahan jiwa anda di luar sana yang sedang mencari dan menunggu anda. Tapi masalahnya, anda suka membuat standar yang terlalu tinggi buat pasangan hidup anda. Sehingga, saat jodoh anda "lewat" di depan hidung anda, anda tidak pernah menyadarinya, karena, pikiran anda mengatakan "bukan tipe saya".

Saya suka dengan mitos, cerita kuno yang mengatakan, dahulu kala manusia diciptakan dengan dua kepala tapi mempunyai satu tubuh, satu hati, tapi mempunyai pikiran yang berbeda. Walaupun mempunyai 2 kepala dan 2 pemikiran, tetapi manusia itu belajar untuk saling menerima pemikiran dari kepala yang berbeda itu, karena mereka mempunyai satu hati. Tapi, manusia itu juga sering bertengkar, dan kemudian protes kepada para dewa. Kemudian, para dewa memisahkan tubuh dan kepala itu, menjadi 2 manusia yang berbeda, tetapi jiwa dan hati mereka dibagi dua, manusia yang satu mempunyai setengah bagian, dan setengah bagian yang lain pada manusia satunya. Jadilah pria dan wanita, dan kemudian para dewa membuat mereka tercerai berai ke seluruh belahan bumi.

Tapi, masing-masing manusia itu, pria dan wanita, selalu merasa dirinya tidak utuh. Mereka bertanya pada para dewa sebabnya. Tentu saja, karena hati dan jiwa mereka hanya setengah, jadi tidak akan mencapai kesempurnaan dalam hidup di bumi. Selanjutnya, tugas manusia-manusia itu adalah mencari bagian hati dan jiwanya yang hilang. Itulah sebabnya, pasangan kita sering disebut "belahan hati dan jiwa".

Dan beberapa fakta dan kisah juga menunjukkan hal itu.

Pernah dengar Maria Beatrix? Gadis yang dijuluki "si buruk rupa" dengan bentuk tangan dan kaki yang sama sekali tidak sempurna, menggunakan kursi roda, namun bisa menemukan "pangeran" yang baik hati berdarah Inggris. Pria ini begitu setia mendampinginya bahkan berhasil mengajari Maria untuk berenang. Dan, mereka menikah, menjadi satu tubuh, hati dan jiwa kembali.

Atau Nick, seorang pria cacat tanpa kaki dan tangan, hidup di kursi roda, tapi bisa menikah dengan wanita cantik seperti pada dongeng-dongeng Walt Disney. Apakah wanita itu buta? Tidak juga. Dia sangat sadar dengan keadaan Nick, dan saya yakin dia merasa "inilah belahan hati dan jiwa saya".

Jadi, kalau mau banding-bandingan dengan Maria atau Nick, bagaimana mungkin anda bisa mengatakan diri anda buruk rupa dan pasti tidak akan ada manusia yang melirik anda untuk dijadikan istri/suami?

Masalahnya...?

God is a Director

God is a director... what movie?

Kata-kata itu tertulis di shout out facebook saya beberapa bulan yang lalu, ketika saya sedang jatuh cinta pada film cin(T)a. Saya sempat tulis tiga kali di boks "what's on my mind". Tapi, tidak ada tanggapan dari orang-orang di list friend saya. Tapi, tak mengapa. Seperti yang saya bilang sebelumnya, tepatnya, saya tulis sebelumnya, saya memang bukan orang terkenal seperti Raditya Dika atau Sena Gumira Ajidarma. Jadi, wajar saja jikalau tidak ada orang yang berminat memberi komen di "status" facebook saya.

God is a director, what movie?

Sampai akhirnya saya menemukan jawabannya sore ini. Beberapa jam yang lalu. Saat saya berada di lantai empat plaza paling terkenal di kota saya, Yogyakarta.

Saya melihat ke bawah, dan saya mulai menghitung mundur... 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, ... saya ingin loncat hingga ke lantai dasar! Saya sudah bosan dengan hidup ini. Saya ingin memutuskan kontrak hidup saya secara sepihak. Saya sudah muak dengan basa-basi, juga saya sudah mulai jijik dengan manusia-manusia berkepala binatang di sekitar saya.

Tapi, entah hanya perasaan saya karena melihat sepasang remaja duduk di lantai bawah sana, saya teringat kata-kata di film itu. God is a Director... what movie? Film apa?
Dan saat itu saya menemukan jawabannya : film tentang diri saya sendiri. Film tentang kehidupan saya di dunia ini. Film tentang drama kehidupan yang berakhir dengan bunuh diri atau ... Tapi saya masih belum mengerti. Mengapa tidak ada kata 'cut' atau 'bungkus', seperti kata-kata sutradara di mahakaryanya.
Saat saya mau lompat, tidak ada asisten sutradara atau ekstras yang mencoba mencegah saya. Apa memang hidup saya berakhir di lantai dasar sebuah plaza?

Saya menghitung lagi, kali ini lebih lama... 60, 59, 58, ... , 20, 19, 18, ... 3, 2, 1, ... saya menutup mata saya. Mencoba berkonsentrasi mendengar suara di tengah keramaian suasana. Tidak ada apa-apa. Saya coba tajamkan telinga saya, tidak ada suara selirih apapun menggetarkan gendang telinga saya. Tidak ada kata : 'cut', 'bungkus', 'rolling', 'action', dan lain-lain. Saya membayangkan, seperti di film-film, kalau orang ingin mengakhiri hidupnya, tiba-tiba ada yang datang memperingatkan. Entah melalui tepukan di pundak, suara ponsel tanda sms/telepon, atau pandangan mata tertuju pada suatu tulisan, "jangan lakukan itu" atau "hidup ini indah". Tapi, hal-hal itu tidak ada.

Apa memang Sang Sutradara itu ingin mengakhiri film kehidupan saya disini? Tapi, mengapa itu tidak terjadi beberapa menit yang lalu? Jikalau saya melompat sekarang, dan saya kembali urungkan niat saya, apakah saya akan didorong orang tiba-tiba? Agar skenario film kehidupan saya menjadi nyata?
Saya kembali melihat ke bawah. Melihat orang-orang dengan antusias mengelilingi plaza ini, melihat-lihat tempat ini seolah-olah baru pertama kali mereka datangi. Ada sepasang kekasih, ada keluarga dengan anak kembarnya, ada kakek-nenek dengan rambut yang mulai memutih, juga ada seorang wanita berjalan dalam kesendiriannya.

Ah... saya tahu. Dia, Sang Sutradara itu bukan tipikal sutradara yang mengharuskan pemainnya melakukan apa yang ia mau. Dia, Sang Sutradara itu, adalah sutradara yang mengijinkan pemainnya melakukan apa yang dikehendakinya. Dia hanya memegang skenarionya, tahu apa yang akan menjadi akhir cerita. Hanya saja, jalan ceritanya terserah sang pemain ingin berlakon seperti apa. Sang Sutradara itu juga selalu mempunyai "rencana B", jika sang pemain tidak menyelesaikan "rencana A". Saat sang pemain merasa telah jauh berlakon dari skenario awal, dan ia merasa tersesat dengan jalan ceritanya sendiri, Dia, Sang Sutradara itu memegang skenario cadangan yang telah Dia siapkan sebelumnya. Ya, Sang Sutradara itu Mahatahu, psikolog jenius yang bisa menebak sejauh mana, kira-kira sang pemain akan lari dari skenario awal. Sekarang hanya tinggal bagaimana si pemain. Apakah ia ingin tetap tersesat di skenario yang ia buat, atau mendatangi Sang Sutradara itu untuk meminta skenario lain sebelum ia sekarat.

Saya, wanita itu, keluarga itu, sepasang kekasih itu, dan kakek-nenek itu, masing-masing, mempunyai skenario yang berbeda. Dan dibalik itu semua, Sang Sutradara duduk di kursinya, dibantu oleh jutaan asistennya, mengamati film kehidupan yang sudah Dia tuliskan sejak dahulu kala. Dia membuat segalanya di awal, menyerahkan pemainnya bermain total, tetapi Dia tetap memegang hasil akhirnya.

Andai saja, saya tetap melompat dari lantai empat, saya yakin itu bukan skenario yang Dia buat. Oleh karenanya, saat film kehidupan saya selesai disitu, saya tidak akan pernah menjumpai Sang Sutradara itu.

Tetapi, saat saya mulai turun ke lantai dasar, dan mulai merasa lapar, saya merasa mulai menjalankan skenario cerita yang berbeda, karena skenario awal telah gagal.

Seharusnya aku tak patut bersedih, atas semua yang terjadi kepadaku,
aku merasa bahwasanya hidup ini tak lebih dari sebuah perjalanan.
Hingga saatku tiba... kuharap temukan apa yang aku cari.
(Padi - Menanti Keajaiban)

PS. Bukankah tiap manusia berhak mendapatkan kesempatan kedua, bukan?

Mau Enaknya, Gak Mau Anaknya (2)

Well, memang susah si, untuk tidak melakukan hal yang terlarang itu, apalagi kalo pacaran udah mulai 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun… pasti minta lebih mulu (biasanya si cowok). Mulai bosen cuma pegangan tangan, mulai pegang yang lain-lain. Mulai jenuh cuma cium kening dan pipi, minta cium bibir. Dan seterusnya... Biasanya sang arjuna akan mulai menyanyikan lagu lama yang diremix ulang, “sayang, kamu cinta gak sama aku? Kalo iya, kenapa kita ngelakuin itu? Toh nanti kita juga akan menikah…” dan kalimat-kalimat seperti itu yang dari jaman ke jaman diremix ulang dan ditambah-tambahin intro sama refrein.

Dan memang, seperti yang kita semua tahu, wanita kelemahannya di telinganya. Laki-laki di matanya. Jadi para lelaki akan gampang jatuh karena tingkah laku wanita (juga cara wanita berpakaian), dan wanita karena puji-pujian (baca : rayuan gombal) yang mampir di telinganya. Jadilah, karena pendekatan psikis seperti itu, banyak wanita berprofesi sebagai SPG, cowok sebagai musisi atau penulis puisi (pada umumnya).

Kalo menurutku ya, menurutku lho, buat menghindari Sex Before Married (SBM) mulailah dengan pacaran yang sehat. Lari pagi bareng, makan makanan sehat, fitness bareng, sepedaan bareng… hehe.

Ya begitu bisa. Tapi pacaran yang sehat, juga bisa diartikan, pacaran yang masing-masing pasangannya sehat jiwa dan pikirannya. Artinya dewasa. Gak selalu menuntut (anak kecil ‘kan bisanya cuma nuntut kan?).

Ingat, pacaran itu berarti proses pengenalan, penjajakan, dan jangan pernah berpikir “aku udah kasih kamu ini, itu, iki, iku, ya kamu juga harus kasih aku juga dunk”. Itu namanya bukan pacaran, tapi dagang pake sistem barter (pernah saya tulis sebelumnya).

Terus, kalo pacaran, libatkanlah orang lain, bisa teman, kakak, mama, papa, opa, tante, om, teteh, ponakan, pak supir, bibi, terus pacarannya naik mobil To**ta Ki**ng deh biar muat semua :)p

Ya intinya kalo pacaran, libatkanlah juga orang lain… jangan cuma berduaan terus (kan kalo ntar udah nikah, semua orang juga dilibatkan? Masa’ ada 2 orang nikah cuma berduaan aja gitu?). Selain itu, juga biar bisa saling menjaga kalo pas berdua udah gak kuat (kan malu kalo kissing lips di depan kakek ato ponakan?).

Yang ketiga, tau batas-batasan pacaran. Ingat, ini pacaran, belum pernikahan. Jadi jangan selalu semua-semuanya sah-sah aja. Mandi bareng, sah. Berduaan di kamar, sah. Tidur bareng, sah. Lama-lama jadi basah...
Harus tahu lah mana yang harusnya dilakukan, mana yang enggak. Obrolin dulu di awal-awal masa pacaran, bila perlu bikin surat perjanjian pake materai. Biar kalo melanggar, ada sanksi hukumnya.

Selanjutnya, buat cowok, anggap pacar kita tuh adik kita… kan enggak mungkin kita jahat sama adik perempuan sendiri (kecuali kelainan jiwa). Terus berpikirlah, bahwa apa yang kita lakukan, bisa berpengaruh buat wanita-wanita di sekeliling kita (mama, kakak, ponakan, adik, teman, anak perempuan kita suatu hari nanti). Kalau kita membegitukan (menyetubuhi) pacar kita, ingat hal itu juga bisa terjadi sama orang terdekat kita (hukum tabur tuai -karma-).

Kalo udah yakin dengan tingkat kedewasaan kita, yakin sama komitmen kita (komitmen, satu hal yang cowok susah banget buat lakuin), yakin sama kemampuan kita, jangan lupa bawakan dalam doa sebelum kita melangkah ke tingkat pacaran. Jangan lupa minta pendapat ortu kita juga, kakak kita, atau orang-orang yang di’tua’kan oleh kita. Yakin deh, sampe kakek nenek, bakal langgeng terus… amin.

Katanya orang bijak...
Andaikata seks yang Anda berhalakan selama pacaran, justru dalam kehidupan pernikahan Anda dengan istri atau suami Anda nanti, seks tidak akan bisa Anda nikmati. Apa yang Anda sakralkan waktu berpacaran, itu yang akan Anda nikmati pada saat menikah nanti.

Kata B.I.P (di lagunya yang berjudul 'Atas Nama Cinta')

Seseorang memelukmu erat, dan membisikkan cinta padamu,
itu belum… jangan kau mau

Seseorang memujamu, bertekuk lutut di kakimu,
itu belum… tak semudah itu

Saat mahkotamu hilang... saat mahkota kau berikan...
Jangan sampai kau sesalkan...
Saat itu kau kenang selamanya...


Jangan sampai itu terjadi, dengan nama cinta, atas nama cinta
Jangan sampai itu terjadi, walau dengan cinta, atas nama cinta
Jangan sampai itu terjadi, walau dia meminta, atas nama cinta


Jikalau sayang padamu, jika dia cinta padamu, dia pasti mau menunggu
Jangan ragu, (dia) akan meninggalkanmu

Kalau sampai itu terjadi tanpa nama cinta… (what %&??&*+_)(*$@(%%^&* ?????)


PS. Hidup itu memang pilihan, termasuk dalam hubungan dua insan. Pilihan itu ada di di depan anda, silahkan bagaimana menyikapinya.