Friday, June 27, 2014

Di Batas Dua Dunia

Rasanya hidup ini seperti sebuah institusi. Karena jika sudah berada di dalamnya, sebagian besar manusia, termasuk saya, selalu beranomali.

Lihatlah para tersangka yang sedang menjalani malam pertama di dalam penjara. Lembaga pemasyarakatan, kata wartawan. Mereka, yang baru pertama kalinya menunggu putusan pengadilan, selalu melawan, bahkan ada yang menangis ketika merasa dilembagakan. Tapi lihatlah setelah berpuluh-puluh tahun hidup di dalamnya, mereka malah merasa takut ketika akan keluar dari sana. Bahkan beberapa di antaranya rela kembali masuk dalam jurang dosa, demi bisa kembali dilembagakan.

Bukankah mirip seperti kehidupan? Ketika pertama kalinya paru-paru menghirup oksigen dunia ini, sebagian besar dari kita akan menangis. Bahkan yang tidak menangis, akan dipaksa untuk menangis. Kita melawan, kita bertahan sekuat mungkin di dunia sebelum ini, hingga memaksa orang-orang bersusah payah membawa kita ke dunia yang asing, tempat yang sebenarnya tidak kita kenali. Tapi lihatlah setelah berpuluh-puluh tahun hidup di dalamnya, kita malah takut ketika akan mendekati gerbang dunia tempat asal kita. Bahkan beberapa dari kita rela menghabiskan hasil jerih payah yang dikumpulkan selama tinggal di dunia, demi bisa bertahan selama yang kita bisa.

Apakah hidup ini sebuah penjara? Dan yang sebenarnya dilakukan hanyalah bertahan selama (mungkin) yang kita bisa....

Saya sedang berada di antaranya.