Saturday, May 23, 2015

Hanya Ingin...

Malam minggu... malam yang menyeramkan buat saya. Oleh karenanya, saya cenderung memilih untuk tetap di rumah, membaca buku atau menonton film saja. Sendirian.

Malam minggu... jalanan macet di mana-mana, dipenuhi oleh mereka yang hendak mencari suasana. Baik pasangan maupun keluarga. Tidak ada yang sendirian berjalan-jalan menghabiskan malam. Mereka saling berpelukan di atas motor, seakan-akan kedinginan. Padahal hawa malam ini lumayan panas. Ada apa dengan mereka?

Malam minggu... di pusat keramaian, banyak orang berpacaran. Mereka bergandengan tangan, seolah-olah pasangannya akan hilang jika tidak dipegang tangannya. Naik eskalator, bergandengan tangan. Bahkan saat mengantri tiket di bioskop tetap berpegangan tangan. Adakah mereka takut untuk saling ditinggalkan?

Malam minggu... tempat-tempat makan dipenuhi oleh beberapa keluarga; dan lagi-lagi, ada mereka yang sedang berpacaran. Minum segelas berdua, saling bertukar makanan, hingga suap-suapan. Apa enaknya sih? Mencoba merasakan selera satu dengan yang lainnya? Atau karena hanya mempunyai uang untuk membeli sepiring nasi goreng dan segelas es teh saja? Ada-ada saja.

Every Saturday night...!



Malam minggu... melihat mereka berduaan, melihat mereka berpasangan, melihat mereka bermesraan, melihat mereka berpelukan hingga melihat beberapa dari mereka berciuman... ada sesuatu yang membuncah di dalam dada, lalu ingin berteriak, ingin marah, ingin menangis, ingin tertawa, ingin...

Malam minggu... saya tidak membenci mereka yang melewatkannya secara bersama-sama. Bukannya tidak menyukai mereka yang menghabiskannya bersama kekasih hatinya. Buktinya beberapa momen sangat sayang untuk dilewatkan, dan beberapa momen sangat indah untuk tidak diperhatikan.

Malam minggu... huft... saya hanya merasa iri saja.

"Envy is a slow self destruction." (Samantha, 2015)

Wednesday, May 6, 2015

Surat Terbuka Untuk ISIS

Pembunuhan atas dasar apapun tentulah tidak dibenarkan apalagi didasari oleh pembelaan terhadap agama. Apa yang dilakukan ISIS belakangan ini menyulut kemarahan banyak orang karena membunuh masyarakat sipil dengan sadis tanpa alasan yang logis. Sebagai orang percaya, mari berdoa untuk para pelaku. Sebagaimana Tuhan mengampuni kesalahan kita, begitu juga kasih pengampunanNya akan diberikan kepada setiap orang termasuk para pelaku. Jangan jemu berdoa untuk saudara-saudara kita di Timur Tengah karena Tuhan pun tidak jemu-jemu mengampuni kesalahan setiap manusia.







********/*******



Saya pernah menuliskan cerita pendek untuk sebuah koran, di mana diceritakan bahwa bumi ini tidak hancur karena peperangan; tetapi karena virus cinta kasih yang melanda setiap korban kekerasan. Sehingga yang terjadi kemudian, mereka tidak melawan. Tapi mereka juga tidak diam. Semakin ditekan, jumlah mereka malah semakin bertambah banyak... jutaan. Milyaran. Mereka kemudian dibantai, tetapi tidak ada yang melawan sampai masing-masing dari mereka terjatuh dan mati.



Virus itu luar biasa penyebarannya. Melalui udara. Melalui air biasa. Melalui tatapan mata. Yang dijangkitinya menjadi bisa membuka mata hatinya pada sebuah fakta: bahwa dunia ini fana. Yang terinfeksinya menjadi sadar bahwa hidup mereka berawal dari sebuah cinta. Dan itu yang membuat mereka diam saja ketika mendapat siksaan; meskipun tidak sepenuhnya diam, karena mereka tetap berdoa untuk sebuah keselamatan.



Tetapi seperti virus pada umumnya, tidak semua manusia bisa dijangkitinya. Ada beberapa yang imun pada virus yang diberi kode 'CK'. Hingga akhirnya hanya mereka yang tersisa. Hanya beberapa. Tak sampai sebanyak penduduk Australia jumlahnya, di seluruh dunia. Dan mereka pelan-pelan merasa kesepian dan kehilangan semangat untuk hidup berlama-lama. Mereka mulai berperang dengan tujuan agar terbunuh di medan laga.



Tetapi ada masa di mana maut tak lagi berkuasa. Dan bumi ini berubah menjadi neraka. Tempat manusia-manusia yang imun pada virus cinta kasih tinggal untuk selamanya. Selamanya kesepian. Selamanya hidup dalam kemarahan. Selamanya berperang dan bermusuhan. Selamanya hidup... karena maut tak lagi bisa dijumpai atau ditemukan.

Vic (2012)