Thursday, September 3, 2015

Perekrutan

Ada yang menarik dalam salah satu adegan di film “November Man”.

Mungkin kita pernah mendengar ucapan seorang CEO perusahaan media terbesar di Indonesia: “Yang terpenting adalah informasi. Mereka yang menguasai informasi, menguasai.
Atau ungkapan: “Knowledge is a power” / pengetahuan adalah kekuatan. Tetapi salah seorang agen CIA di film yang dibintangi Pierce Brosnan tersebut, berkata kurang lebih demikian:
Menurutmu, apa yang kita lakukan di agency? (Di badan intelejen?)”
Lalu rekannya menjawab: “Kita mengumpulkan informasi (data intel).
Salah! Intel itu tidak begitu penting. Informasi bisa berubah setiap saat. Pengetahuan bukan kekuatan sebuah badan intelejen. Manusia adalah kekuatan kita. (Kita menguasai manusia, kita menguasai).”

Film “November Man” bercerita tentang seorang calon presiden yang mempunyai masa lalu yang buruk. Kelihatannya mempunyai reputasi bagus, padahal sejarah hidupnya sangat kelam. Lalu saat ia menjadi capres, CIA menawarkan bantuan untuk tetap menjaga reputasinya yang kelihatan, sambil membantu capres tersebut untuk terus menjaga masa lalunya yang kelam agar tidak muncul ke permukaan. Dan tentu saja bantuan itu tidak gratis. Sebagai imbalannya, CIA merekrutnya untuk menjadi salah satu “boneka” yang bergerak atas dasar perintah Amerika.
Ya, pegang kepala negaranya, maka negara tersebut secara tidak langsung dikuasai CIA (Amerika). Ini membuktikan bahwa manusia adalah kekuatan sesungguhnya.

********/*******

Saya suka membayangkan begini…

…di akhir zaman nanti, akan ada (lagi) peperangan antara Allah melawan iblis. Peperangan yang sangat besar, melebihi perang yang konon terjadi di bumi tengah antara bangsa manusia dan Elf melawan bangsa Orc yang berkoalisi dengan Uruk Hai dan Goblin (tonton: The Lord of The Ring – The Return of The King). Meskipun sebagai orang percaya, kita tahu bahwa pihak Allah akan menang, tetapi iblis tidak akan pernah menyerah begitu saja.

Sebelum perang besar itu terjadi, yang dilakukan Allah dan iblis adalah merekrut pasukan masing-masing. Tentu saja pasukan yang saya maksud adalah bangsa manusia. Karena Dwarf dan Elf sudah kembali ke dunianya, lalu Orc, Uruk Hai dan Goblin sudah dipunahkan oleh manusia. Entah di mana bangsa Hobbits.

Kita sebagai bangsa manusia menjadi “rebutan” Allah dan iblis. Bayangkan, betapa hebat dan mengerikannya suasana peperangan di akhir zaman. Lalu pertanyaannya, bagaimana perekrutan dilakukan? Yaitu dengan cara menawarkan kekekalan surga (Allah) dan kenikmatan dunia (iblis).

Sebelum Allah turun ke dunia dalam rupa Anak Manusia, upah dosa (menuruti keinginan daging/ kenikmatan dunia) adalah maut. Semua manusia yang berdosa langsung turun ke dalam kerajaan maut, tempat iblis berkuasa. Yang tentu saja itu berarti, tidak ada manusia (suci) yang bisa direkrut oleh Allah akibat dosa-dosa mereka selama hidup di bumi. Lalu Tuhan Yesus membayar harganya (harga semua manusia) dengan tetap taat menghadapi siksaan-siksaan yang mengerikan hingga mati di kayu salib. Tetapi saat Ia bangkit, Tuhan Yesus membawa kunci kerajaan maut itu. Sehingga segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, menjadi di bawah kuasa Allah (lihat Yesaya 45:23 / Filipi 2:10). Inilah mengapa menurut saya, kebangkitan Tuhan Yesus itu adalah peristiwa terpenting dalam iman kristen pada kesudahannya.

Kemudian setelah Yesus bangkit, pertanyaannya berubah lagi. Jika semua manusia sudah dibebaskan dari kerajaan iblis, bagaimana iblis merekrut manusia untuk dijadikan pasukannya?

Yakni dengan cara membuat manusia tidak percaya pada keselamatan yang Tuhan Yesus berikan dengan cuma-cuma. Juga dengan membuat manusia tidak menghargai karya keselamatan yang Tuhan Yesus sudah lakukan. Itulah yang terjadi pada zaman-zaman setelah Tuhan Yesus bangkit dan naik ke sorga. Manusia ditakut-takuti oleh iblis akan akibat dosa yang dilakukannya, hingga pernah terjadi peristiwa jual beli indulgensia. Manusia juga dibuat berpikir betapa konyolnya seorang Allah Pencipta langit dan bumi mau mati dengan cara yang sangat najis (salib adalah lambang kutukan). Dan cara yang paling sukses untuk merekrut manusia untuk menjadi pasukannya iblis adalah dengan membuat manusia terus menerus mengingat dosa-dosa yang telah dilakukannya. Hingga membuat manusia merasa jauh dari Tuhan karena dibuat berpikir kalau ia telah berdosa -> ia kotor -> lalu tidak layak lagi berada dalam hadirat Tuhan.

Bedanya Tuhan dan setan.




Padahal yang sebenarnya terjadi, Tuhan Yesus sudah lunas membayar harga atas dosa-dosa kita dan Allah Bapa tidak pernah lelah mengampuni. Kita, manusia, yang dibuat lelah untuk meminta pengampunan dari-Nya…* hingga kemudian secara perlahan tapi pasti, kita mengizinkan iblis untuk berkuasa atas hidup kita akibat perasaan tidak layak untuk diampuni, lalu akhirnya jatuh ke dalam dosa-dosa (yang sama) lagi.

Dan bagaimana jika malam ini Tuhan Yesus mengulang pertanyaan yang sama pada kita: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (lihat Markus 4:40)

*) Thanks buat Ola Rosa (@olarosaa) yang sudah memberikan kepingan puzzle terakhirnya untuk tulisan ini.