Wednesday, May 6, 2020

Secukupnya (Hindia)

"Gue dilahirkan dari keluarga yang cukup memaksa gue untuk menjadi dewasa duluan. Dan dari kecil gue selalu beranggapan bahwa itu semua adalah salah bokap gue. Di tahun ke-10 bokap gue kanker, ada satu insiden yang mengharuskan gue ngobrol sama dia. Di situ dia cerita, cerita dari dari sisi dia dan pada saat dia nangis, gue baru sadar bahwa bokap gue pun manusia yang bisa buat salah. Dua bulan kemudian, di rumah sakit, dia bilang ke gue, di atas kasur, 'Valen, kamera papi ya.' Dan gue jawab, 'Tenang, Pi. Valen kok yang pake.'"
(Tanpa rangkaian kejadian tersebut, saya tidak mungkin mulai menekuni videografi)

Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang? (Renggang)
Tak perlu memikirkan tentang apa yang akan datang, di esok hari.
Tubuh yang berpatah hati, bergantung pada gaji,
Berlomba jadi asri, mengais validasi.
Dan aku pun terhadir, seakan paling mahir
menenangkan dirimu yang merasa terpinggirkan dunia
tak pernah adil.

Kita semua gagal, angkat minumanmu
bersedih bersama-sama.
Sia-sia... (pada akhirnya)
putus asa... (terekam pedih semua)
masalahnya (lebih dari yang)
secukupnya.

Rekam gambar dirimu yang terabadikan bertahun silam.
Putra-putri sakit hati, ayah ibu sendiri,
komitmen lama mati, hubungan yang menyepi.
Wisata masa lalu, kau hanya merindu.
Mencari pelarian, dari pengabdian yang terbakar sirna,
mengapur berdebu.

Kita semua gagal, ambil s'dikit tisu
bersedihlah secukupnya.
Secukupnya... ('kan masih ada)
penggantinya... (belum waktunya kau bisa)
menjawabnya...
secukupnya.

Semua yang sirna 'kan kembali lagi.
Semua yang sirna 'kan nanti berganti.



Dan inilah quotes dari para Sobat Anonim yang ditampilkan di video klip tersebut:

"Aku diasingkan keluarga sejak nenek meninggal karena perebutan harta."

"Even my parents call me a dumbass."

"It's been years and I still feel like falling, how can I get back up if I haven't reached the bottom?"

"I am constantly being fatshamed. I laugh, but it hurts inside."

"Gue sebagai junior selalu merasa berada di bawah bayang-bayang lo."

"Bapak minta saya lulus sebelum dia pensiun."

"I saw my ex with someone new in John Mayer's concert and it ruined my night."

"Tante gue nganggep rendah keluarga gue karena merasa pendapatan bokap minim banget."

"I think my sister regrets marrying her husband."

"Aku udah kurang sabar gimana?"

"Dunia gue dibalikin 180 derajat saat Bokap ninggalin gue selama-lamanya."

"Bunda meninggal karena kanker awal tahun ini. Kalimat terakhir almarhum ke gue adalah 'Jangan lupa kunci pintu depan.'"

"Nyokap gak tahu kalau sahabat gue sebenernya itu pacar. Gue takut dia gak siap terima bahwa anaknya bukan heteroseksual."

"Mamanya di mana, Dek? Kok gak pernah kelihatan?"

"Gue merasa gagal banget sebagai manusia."

"Saya mendapatkan pesan WhatsApp dari perempuan cantik tak dikenal, katanya ayah saya sedang merokok di teras rumahnya."

"Ayah kena PHK sepihak."

"Woi item, baris yang bener!"

"Orangtuanya ingin menantu yang pakai hijab."

"I am occassionally harrassed by my boss at the office. I'm scared if I speak up, I'd lose my job."

"Kondisi fisik mata gue kurang normal. Gue selalu minder ketemu orang baru."

"Bokap maksa gue milih Capres pilihan dia. Kalau nggak, gue gak dikasih uang bulanan."

"Walau lama nabungnya, tapi seneng sih akhirnya bisa ngajak Adek nonton di IMAX waktu itu."

"Apa rasanya sih dibolehin pulang di atas jam 8 malam?"

"Seumur hidup gue pengin banget jadi pilot. Setelah tiga kali gagal seleksi, kayaknya gue nyerah aja."

"Pengin resign... tapi nanti keluarga gimana?"

"Gue belum pernah cerita ke siapapun; 10 Januari lalu gue coba gantung diri."

"Seharusnya aku membiarkan Bapak mati saja saat ia mengancam bunuh diri beberapa minggu setelah memukul Ibu."

"Gimana sih rasanya shalat bareng-bareng keluarga, dengan ayah sebagai imam?"

"Aku korban pelecehan seksual, korban patriarki teman sepekerjaan, dan hampir bunuh diri karena depresi."

"Saya mengabadikan beliau lewat tato."

"Ibu bilang bahwa di sini sepi. Ini mimpi, karena beliau sudah meninggal."

"Beliau udah 10 tahun lebih selingkuh dan gak berhenti-henti."

"Gue udah gak tahu gimana lagi caranya bilangin mama."

"Minim yang tahu kalau saya punya schizophrenia."

"Bokap meninggal pas gue lulus sekolah, jadi dia gak pernah ngerasain gaji gue."

"Aku udah kurang sabar gimana?"

"Semenjak Ibu tahu kalau Bapak selingkuh, Ibu jadi jauh. Sibuk dengan dunianya sendiri."

"Malu banget punya kakak kayak dia."

"Jangan sayang sama orang yang gak tepat, karena akan jadi bumerang buat diri lo sendiri."

"Gue pernah nemu heroin di kamar bokap gue."

"Masih stres banget mikirin gimana caranya saya bisa balikkin uang."

"Kamu gak pantes berkuliah di sini."

"Emangnya bisa?"

"Ibu masih gak tahu kalau cincin emasnya saya gadaikan."

"Tersinggung dong gue, mereka ngasih gue hijab sebagai kado ulang tahun."

"Saya udah bener-bener gak bisa percaya laki-laki lagi sih."

"Saya takut gak bisa bayar kos bulan depan."

"Saya belum siap menikah. Orangtua memaksa, harus tahun ini. Calonnya pun gak kenal."

"Mati rasa ngelihat iklan-iklan travel. Orang kayak gue kayaknya gak akan bisa."

"Paling enggan kalau ditanya tentang pekerjaan ayah saya."

"I lost my mother when I was still only 18 months old. I don't even know how she looked like."

"Lamaran beasiswa saya belum ada yang tembus sampai sekarang."

"Aki meninggal saat gue naik gunung, dan gue baru tahu pas sampai rumah."

"Nyesel gak dateng ke pemakaman temen gue, waktu itu gak merasa kehilangan. Telat sadar kalau sebenernya dia ada terus buat gue."

"Satu-satunya yang gak di-support kuliah lagi di keluarga karena aku cewek. Katanya gak penting."

"Saya dan mama beda agama. Katanya mama ikhlas kalau saya ikut papa. Apa yang terjadi ketika kami berdua meninggal? Apakah kami akan ada di surga yang sama?"

"Gue mending mereka berdua pisah aja sih kalau berantem terus gini."

"I tried to commit suicide 5 times."

"Kami bertiga tinggal satu atap, tapi tak pernah makan satu meja."

"Gue dan pacar bahagia, kita beda agama. Cuma kadang kepikiran kalau rasa ini hanya untuk beberapa tahun ke depan saja."

"Papa udah mulai lupa dengan nama anak-anaknya sendiri. Pedih banget ngelihatnya."

"Aku tulang punggung keluarga saat ini. Adik-adik masih belum dapat kerja."

"Ibu pernah bilang kalau dia nyesel ngelahirin saya."

"Nyatanya ada banyak kejadian sedih di rumah yang saya gak tahu."

"You learn to live with it, put in a box and keep it somewhere."

"Kalau lagi ngerasa kayak gini, kadang bangun dari kasur aja susah banget. Cuma lihatin langit-langit."

"Di titik ini gue cuma pengin pulang."

"Gue cuma berharap suatu saat bisa banggain mereka berdua aja sih."

"I am constantly being fatshamed. I laugh, but it hurts inside." (repeat)

No comments:

Post a Comment