Tuesday, January 17, 2012

Catatan Akhir/Awal Tahun: The Darkest Hour

What is past is prologue. (Tertulis pada sebuah patung di depan gedung arsip nasional Amerika Serikat, di Washington D.C.)

Saya masih ingat hari itu: 21 Juni 2010. Hari itu saya merasa, menurut teori “The Darkest Hour”, saya sedang berjalan dalam waktu tergelap selama hidup saya. Tidak ada cahaya. Walau kemudian saya sadar, bahwa ternyata hari itu belum seberapa gelap. Hari tergelap sepanjang hidup saya di bumi, adalah tanggal 24 Januari 2011.

Awal tahun 2011, tidak terlihat setitik pun cahaya di lorong kehidupan saya. Gelap. Sekarang saya mengerti, bagaimana rasanya menjadi orang yang ketika ditanya kabarnya, dia hanya menjawab: “Gelap.

Teori “The Darkest Hour” mengatakan bahwa, saat seseorang hendak naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi dalam hidupnya, dia harus melalui sebuah tantangan yang sangat luar biasa sulit. Rintangan yang tidak pernah ditemui sebelumnya. Nama “Jam Tergelap” disematkan sebagai nama teori tersebut berdasarkan kejadian alam yang secara natural menunjukkan, bahwa kegelapan yang paling gelap terjadi saat pergantian bulan dengan matahari. Saat tidak ada satu pun benda penerang di langit. Tapi di sinilah sebenarnya kita harus sadar: setelah bulan tertidur, tak berapa lama kemudian matahari pasti menyingsing di ufuk timur. Karena gelap pasti akan menjadi remang pagi, dan remang menjadi siang yang terang. Sepasti itulah janji Tuhan terhadap semua umatNya.

Jadi jika saat ini Anda sedang berada dalam situasi sulit yang sangat luar biasa sulit, bahkan belum pernah Anda alami sebelumnya… Anda harusnya bersukacita! Berlarilah…. Karena sebentar lagi Anda akan mereguk nikmat kesuksesan. Karena tidak lama lagi, Anda akan naik satu tingkat dalam “karier” kehidupan Anda.

Dan saat saya mengenang kembali masa “The Darkest Hour”, saya juga teringat pada kisah tentang pohon bambu dan pakis.

Saya akan ceritakan kisah itu di lain waktu. Tapi intinya, tempat di mana saya berdiri sekarang, semua ternyata tidak lepas dari pelajaran dan pengalaman yang sudah saya lewati sebelumnya.

Pelajaran bagaimana mendengarkan orang lain, bagaimana bersikap saat tidak didengarkan, bagaimana melayani orang yang tidak dikenal sebelumnya, bagaimana bertahan pada situasi yang tidak menguntungkan bagi saya, bagaimana melakukan segala sesuatu sendirian, merasakan bagaimana bekerja tanpa mendapatkan sesuatu yang nyata; pengalaman dituduh sebagai pencari perhatian, pengalaman disepelekan, pengalaman ditolak dan difitnah…. Semuanya itu ternyata membentuk karakter saya, dan membawa saya pada titik di mana saya berdiri sekarang. Untuk itu semua, saat ini saya ingin berterima kasih pada mereka yang tidak mau mendengarkan apa yang saya katakan, yang menyepelekan saya, yang memfitnah saya dan pada mereka yang menganggap kalau saya hanya sebagai pencari perhatian. Karena kalian, saya sekarang berada pada level yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Mengingat kembali waktu memasuki tahun 2011, saya tidak melihat setitik pun cahaya di sana. Bahkan saya sempat berpikir, kalau tahun 2011 adalah tahun terakhir saya untuk melewatkan hari-hari seperti sebelumnya.

Tapi sekarang saya disadarkan pada sebuah kenyataan: hidup ini hanyalah seperti melewatkan sebuah hari. Di saat pagi hingga sore hari, di kala cahaya masih terang menyinari bumi, saat-saat itulah kita belajar, bagaimana hari itu sedang memberikan kita beberapa pelajaran dan pengalaman yang berguna sebagai bekal untuk hidup di esok hari. Lalu tibalah remang malam hingga dini hari, di mana gelap menaungi kehidupan manusia di bumi. Saat itulah kita belajar untuk percaya dan berharap pada Tuhan. Meyakinkan diri bahwa esok hari, matahari akan terbit dan membawa cahaya terangnya kembali. Dan tanpa disadari, kita sudah bertumbuh saat gelap sudah terlewati. Karena katanya, pertumbuhan manusia terjadi saat malam hari.

********/*******

Bulan Mei-Desember 2011 adalah siang bagi hidup saya pribadi. Saya bisa merasakan bagaimana cahaya itu bersinar sangat terang. Saya tidak tahu kapan remang malam akan datang di tahun 2012 ini. Tapi sekarang saya menyadari, bahwa tidak ada kegelapan yang abadi di dunia ini.

Belajar dari pengalaman sebelumnya: jika kegelapan yang paling gelap datang kembali, itulah tandanya kalau saya harus berdiri dan berlari. Karena kebahagiaan, kesuksesan dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi lagi, sudah menanti untuk dilalui dan dinikmati.


Ketika kau digoda untuk meninggalkan impianmu, kuatkan dirimu untuk meneruskannya satu hari lagi... satu minggu lagi... satu bulan lagi... satu tahun lagi... dan kau akan kagum ketika tahu apa yang terjadi, jika kau menolak untuk menyerah. [Nick Vujivic]

Ketika kita angkat tangan, Tuhan akan turun tangan. Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi... Tuhan punya jawabannya.


Kutoarjo - Yogyakarta, 1 Januari 2012.