Wednesday, January 19, 2011

Alkitab dan Karya Sastra

Menulis adalah tentang tersambung dengan pengalaman orang lain mengenai dunia. [Catharine Bramkamp]

Beberapa dari kita mungkin tidak bisa mengerti saat itu juga, kala mendengar kata-kata bijak dari seseorang, misal Mario Teguh; atau saat melihat orang menangis hanya karena sebuah puisi atau lirik lagu. Bahkan saat membaca cerpen atau novel, kadang kita bingung: "mengapa cerita seperti ini bisa disukai?"

Tapi cobalah melihat dari sisi orang-orang yang manggut-manggut atau tersenyum sumringah setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Mario Teguh; seperti mendapat pencerahan. Kita bisa tertegun, terhenyak, tertohok, hingga menangis saat membaca sebuah cerpen, mendengar sebuah lagu, menikmati sebuah puisi; karena kita sedang atau pernah mengalami kejadian yang mirip bahkan persis seperti yang tertulis dalam cerpen, lirik lagu, dan bait puisi tadi. Kalau tidak, biasanya kita hanya menikmati atau menganggapnya biasa saja. Sampai akhirnya kita berada di dalam situasi si penulis cerpen, puisi, atau lirik lagu tadi; mengalami peristiwa dan merasakan pengalaman yang sama.

Saya kemudian teringat beberapa kalimat Dewi 'Dee' Lestari: pepatah bukan sekadar kembang gula susastra. Dibutuhkan pengalaman pahit untuk memformulasikannya. Dibutuhkan orang yang setengah mati berakit-rakit ke hulu agar tahu nikmatnya berenang santai ke tepian (agar bisa menciptakan pepatah: berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian). Dibutuhkan orang yang tersungkur jatuh dan harus lagi tertimpa tangga (hingga bisa mengatakan sebuah pepatah: sudah jatuh tertimpa tangga pula). Dibutuhkan sebelanga susu hanya untuk dirusak setitik nila (dan terucap pepatah: karena nila setitik, rusak susu sebelanga).

Begitulah sastra; dibutuhkan sebuah pengalaman untuk menciptakannya. Diperlukan suatu peristiwa, agar bisa menuliskannya. Baik pengalaman pahit atau manis, hingga peristiwa yang menyedihkan atau menggembirakan. Oleh karenanya seorang Djenar Maesa Ayu bisa berkata: "luka adalah salah satu modal yang baik dalam berkarya." Dan Dewi 'Dee' Lestari juga pernah mengungkapkan hal yang tidak jauh bebeda: "cinta adalah topik terfavorit di dunia. Jika pernah jatuh cinta, pasti bisa menuliskan sebuah karya sastra."

Memang itulah salah satu tugas seorang penulis: memberi seseorang, satu pembaca, kata-kata yang tepat. -Saat masing-masing dari mereka tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaannya- [Catharine Bramkamp]

********/*******

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. [rasul Paulus]

Hingga akhirnya saya terpikir pada sebuah karya sastra terbesar sepanjang masa: Alkitab.

Di dalam Alkitab kita bisa menemukan segala macam jawaban dan solusi atas semua masalah dalam hidup kita, berdasarkan pengalaman orang-orang pilihan Allah. Mereka menuliskannya seusai mengalami peristiwa susah dan senang bersama Allah dalam kehidupan mereka. Semuanya kisah nyata, dan nyatanya Allah tidak berubah dari dahulu hingga sekarang dan sampai selama-lamanya. Jadi kejadian apapun yang tertulis di dalam Alkitab selalu relevan dari jaman ke jaman.

Kita juga bisa menemukan janji-janjinya yang menghibur dan menguatkan; kisah-kisah di dalam Alkitab juga bisa membuat kita tertegun, terhenyak, tertohok, hingga menangis. Bahkan beberapa cerita juga bisa membuat kita tersenyum dan tertawa bahagia.

Oleh karenanya saya suka heran dan tidak habis pikir dengan istilah "ayat emas". Beberapa orang yang menyukai sebuah atau beberapa ayat dalam Alkitab, kemudian mengatakan "inilah ayat emas di dalam Alkitab". Lalu, apakah ayat-ayat (saya lebih suka menyebut dengan: pasal-pasal) lainnya berarti perak atau perunggu?

Menurut saya, "ayat emas" dalam Alkitab adalah: Kejadian 1 pasal 1 hingga Wahyu 22 pasal 21.

Karena pada akhirnya saya menemukan banyak sekali jawaban serta penghiburan, berdasarkan peristiwa atau kejadian yang sedang saya alami; yang tidak hanya berasal dari sebuah atau beberapa pasal saja yang tertulis di dalam Alkitab. Seluruhnya, setiap kata yang tertulis di dalam Alkitab adalah sebuah janji, solusi, tips, perintah, hikmat, pengertian, hingga pada akhirnya membawa kebahagiaan dalam hidup kita sebagai manusia di dunia.

ALKITAB: ALamat KITA Bahagia (di bumi dan nantinya di surga).
BIBLE: Basic Instruction Before Leaving Earth

"Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." [II Timotius 3:15]

No comments:

Post a Comment