Saturday, August 27, 2011

Maaf, Bukan Selamat Ulang Tahun

Maaf. Itu kata pertama yang terlintas di benakku saat aku mulai menuliskan ini. Maaf karena terlambat untuk mengucapkan selamat ulang tahun untukmu, dan maaf karena aku tidak mendukungmu untuk promosi menjadi bintang satu.

Untuk maaf yang pertama, sebenarnya juga ada yang salah di sana. Aku sendiri tidak tahu, siapa yang menciptakan susunan kata itu: ulang tahun. Padahal tahun tak pernah berulang, tahun selalu berganti setelah 365 hari berselang. Kamu kemarin merayakan hari lahirmu. Tak lebih dari itu. Jadi aku mau katakan: selamat merayakan hari kelahiranmu. Mungkin karena rangkaian kata-kata “Selamat merayakan hari kelahiranmu” terlalu panjang, manusia di jaman SMS seperti sekarang menyingkatnya menjadi “Selamat ulang tahun.” Meskipun tahun tak pernah mundur, selalu maju. Dan sudah 24 tahun berlalu, sejak hari kelahiranmu.

Aku juga prihatin pada kondisimu di angka 24. Ditambah penampilan dan cara berpikirmu yang seperti pria 42 tahun, aku rasa kamu harus secepatnya menemukan seseorang yang bisa selalu bersamamu dan nantinya saling menuntun. Aku juga masih belum paham dengan kriteria calon ibunya anak-anakmu. Kalau orang berkata, “Dalamnya hati perempuan seperti dalamnya samudera,” aku bilang, "Dalamnya hatimu seperti kedalaman magma." Belum ada alat ukur untuk mengetahui seberapa dalam cairan panas di bawah sana.

Apa sih yang kurang dari seorang Letnan Ella? Cantik, cerdas dan cerewet sangat cukup untuk menutupi kelemahanmu yang (maaf) kurang tampan dan pendiam. Bahkan dia sudah menolak dua orang perwira lainnya, hanya gara-gara menunggumu mengatakan “Iya”. Tapi kamu masih diam saja. (Maaf letnan, aku hanya mau menyadarkan perwira bodoh dalam urusan cinta ini)

Kamu sekarang di angka 24. Semua teman se-angkatanmu sudah mempunyai pasangan. Atau pernah mempunyainya. Kamu? Hampir 10 tahun aku menjadi temanmu, belum pernah sekalipun aku melihatmu mempunyai hubungan dengan perempuan, yang lebih dari sekedar teman. Kamu masih menyukai perempuan, kan? (Kalimat terakhir diketik Kolonel Jo)

Apa kamu pernah berpikir begini: ketika kamu bertambah tua, (meskipun sekarang sudah terlihat tua -Jo-) kami, teman-temanmu akan hidup dengan pasangan masing-masing. Meskipun kami sekarang masih mau menemanimu makan malam, nonton di 81 atau bersama-sama melakukan manuver gila dengan F-18 seperti kemarin malam, kami tidak bisa selalu menemanimu setiap akhir pekan. Meskipun kamu pimpinan kami, itu semua sudah ada di ranah pribadi. Kamu tidak bisa menyuruhku meninggalkan pacarku, atau kapan Jo bisa berakhir pekan dengan keluarganya. Kami pun mempunyai kesibukan sendiri, dan aku yakin kamu juga punya kesibukanmu di tempat lain. Dan ketika kamu lelah, yang bisa punya waktu lebih untuk menemanimu pasti bukan sekedar teman. Jadi carilah perempuan (bukan laki-laki -Jo-) yang mau menjadi lebih dari sekedar temanmu.

Kalau kamu sekarang berpikir tidak ada, pasti karena kamu kurang membuka diri ke mereka. Ke semua perempuan di luar sana. Kamu tahu apa reaksi para bintara perempuan saat kamu masuk ke kelas mereka tadi siang? Dengan lencana di lengan kirimu yang cuma dipakai oleh segelintir perwira, itu sudah membuat mereka kagum dan bertanya-tanya. Harusnya itulah kesempatanmu untuk tebar pesona. Tapi kamu malah bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Dingin dan berbicara seperlunya. Padahal aku tahu kamu lebih gila dari semua perwira yang masuk ke kelas mereka. (Jo sebenarnya ingin mengguncang-guncang bahumu tadi, karena dia mengira kamu sedang di alam mimpi)

Ayolah, buka dirimu mulai sekarang kepada perempuan. Mungkin Letnan Ella tidak cocok dengan kriteriamu (maaf Letnan), tapi harusnya ada seorang perempuan yang bisa mendekati kriteria calon ibunya anak-anakmu. Kami sebagai temanmu juga sangat penasaran siapa perempuan yang bisa menaklukkan hatimu. (Kalimat terakhir ditulis dari hati kami yang paling dalam)

Dan karena itu, aku tidak bisa mendukungmu promosi menjadi bintang satu. Walaupun kamu sangat pantas untuk mendapatkannya. Aku hanya tidak mampu membayangkan, kalau nanti para perwira tinggi mengadakan pertemuan atau jamuan makan malam, hanya kamu yang hadir sendirian. Tanpa pasangan. Apa kata mereka? Kamu tidak ingin kan, mereka mempunyai pikiran yang sama seperti Kolonel Jo sekarang? Kalau itu terjadi, pasti para istri perwira tinggi yang lebih khawatir nanti. Jangan-jangan kamu akan menyukai suami mereka… ha ha ha :))

Jadi tolong pikirkanlah ini semua. Demi karirmu dan demi masa depanmu. Karena aku percaya, kamu akan menjadi perwira tinggi yang hebat di masa mendatang. Dan kata pepatah: di balik seorang pria hebat, ada seorang wanita luar biasa yang mendampinginya. Temukanlah dia.

Harapanku, saat tahun depan kamu merayakan hari lahirmu, kamu sudah menemukan pendampingmu. Hanya itu.

IAI Base, 271011

XS87YZ06

-Kolonel. (SS) Victor Hasiholan-

&

-Kolonel. (DF) Jonathan Reaven-

No comments:

Post a Comment