********/*******
Saya pernah menuliskan cerita pendek untuk sebuah koran, di mana diceritakan bahwa bumi ini tidak hancur karena peperangan; tetapi karena virus cinta kasih yang melanda setiap korban kekerasan. Sehingga yang terjadi kemudian, mereka tidak melawan. Tapi mereka juga tidak diam. Semakin ditekan, jumlah mereka malah semakin bertambah banyak... jutaan. Milyaran. Mereka kemudian dibantai, tetapi tidak ada yang melawan sampai masing-masing dari mereka terjatuh dan mati.
Virus itu luar biasa penyebarannya. Melalui udara. Melalui air biasa. Melalui tatapan mata. Yang dijangkitinya menjadi bisa membuka mata hatinya pada sebuah fakta: bahwa dunia ini fana. Yang terinfeksinya menjadi sadar bahwa hidup mereka berawal dari sebuah cinta. Dan itu yang membuat mereka diam saja ketika mendapat siksaan; meskipun tidak sepenuhnya diam, karena mereka tetap berdoa untuk sebuah keselamatan.
Tetapi seperti virus pada umumnya, tidak semua manusia bisa dijangkitinya. Ada beberapa yang imun pada virus yang diberi kode 'CK'. Hingga akhirnya hanya mereka yang tersisa. Hanya beberapa. Tak sampai sebanyak penduduk Australia jumlahnya, di seluruh dunia. Dan mereka pelan-pelan merasa kesepian dan kehilangan semangat untuk hidup berlama-lama. Mereka mulai berperang dengan tujuan agar terbunuh di medan laga.
Tetapi ada masa di mana maut tak lagi berkuasa. Dan bumi ini berubah menjadi neraka. Tempat manusia-manusia yang imun pada virus cinta kasih tinggal untuk selamanya. Selamanya kesepian. Selamanya hidup dalam kemarahan. Selamanya berperang dan bermusuhan. Selamanya hidup... karena maut tak lagi bisa dijumpai atau ditemukan.
Vic (2012)
No comments:
Post a Comment