Thursday, November 26, 2009

Rokok itu Haram!...?...!? / Dilarang (Tidak) Merokok


Suatu malam, dua orang kakak-beradik, Lucky dan Starky, duduk di atap balkon rumahnya, dan memulai pembicaraan...

"Menurutmu dunia ke depan akan seperti apa?"

"Dunia ke depan akan semakin kacau. Itu karena penduduk dunia akan semakin banyak, lapangan kerja semakin sedikit, hiburan akan semakin mahal, banyak orang akan menjadi stres karena hal itu."

"Apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku akan membuat sesuatu yang bisa mengurangi jumlah penduduk dunia secara kasat mata, manusia akan berkurang setiap harinya. Tidak begitu kentara, tapi pasti ada yang mati setiap harinya karena barang ciptaanku.

"Bagaimana mungkin? Engkau akan menjadi seorang pembunuh?"

"Tergantung bagaimana masyarakat dunia menanggapi penemuanku itu. Tapi barang ciptaanku itu juga akan menjawab masalah dunia yang lain. Akan ada banyak lapangan kerja karena barang itu, banyak panggung hiburan akan aku support dari sebagian kecil hasil penjualan barang itu, dan orang akan menyukai barang itu karena mereka menganggap itu sebagai obat stres untuk mereka. Walaupun mereka tahu itu akan membunuh mereka secara perlahan, tapi barang itu membuat kemampuan mereka untuk berpikir akan menurun. Sehingga mereka lama-lama tidak berpikir akan hal itu. Bahkan sebagian dari mereka akan sangat menginginkan ciptaanku itu, melebihi apapun.

"Apa yang akan kau buat? Kedengarannya menarik"

"hahaha... kau belum mencobanya saja sudah bilang begitu. Ciptaanku itu akan kuberi nama ROKOK."

Walaupun itu hanya pembicaraan fiktif, tapi saya pikir, mungkin itulah yang dipikirkan oleh penemu rokok ratusan tahun yang lalu.

|
|
|

Sesuatu yang akan selalu menimbulkan kontroversi hingga sekarang. Kontroversi seperti layaknya saat kita membicarakan, "apa yang salah dengan menggunakan narkotika, seks bebas, dan pornografi?"

Di satu sisi, pengguna rokok (seperti halnya pemakai narkotik, pelaku seks bebas, dan penikmat pornografi) akan mempertanyakan mengapa merokok tidak boleh. Toh, (kata mereka) rokok itu bisa mempekerjakan banyak orang, jadi sponsor banyak kegiatan (ada yang bilang, "merokoklah yang banyak, biar liga Indonesia tambah bagus), dan lain sebagainya.
Sebagai pemakai narkotik, juga akan berkata demikian. Dengan pembelaan lain tentunya... "toh, kami juga gak merugikan sapa-sapa, uang untuk membeli narkotik juga uang kami (tapi jangan tanya darimana kami memperolehnya). Narkotik juga mempekerjakan banyak orang (pembuat, pemasok, pengedar). Dan, yang mungkin kalian tidak banyak yang tahu, narkotik juga sedikit banyak menjalankan roda ekonomi dunia."

Pelaku seks bebas dan penikmat pornografi juga memiliki pembelaan yang sama... sama seperti yang dipertanyakan konsumen rokok saat rokok dinyatakan haram.

Cuma yang saya tidak habis pikir, kenapa sampai sekarang cuma rokok, barang haram (karena mirip narkotik) yang tidak diharamkan secara resmi? Baru ada perarturan daerah, belum jadi undang-undang, yang memberi SANKSI TEGAS bagi penggunanya, sama seperti pengguna narkotik, pelaku seks bebas, miras, dan pornografi. Padahal, sama-sama merusak!

Apa karena rokok itu menghasilkan banyak uang buat negara? Saya mau bilang, "Pak SBY, kalau bapak melegalkan pelacuran, narkotika, dan minuman keras, sektor-sektor itu juga akan membuat bertambah pemasukan negara. Gak percaya? Buktikan saja."

Atau karena para alim ulama, tokoh masyarakat, petinggi negara, dan orang penting lainnya di dunia ini, sudah akrab dengan yang namanya rokok dari awal, dari sejak mereka beranjak dewasa?

Mungkin juga karena dunia sudah salah kaprah, melihat rokok sudah warisan budaya turun temurun, sehingga rokok dianggap hal yang wajar. "Kakek moyang gue aja perokok tuh, masak salah kalo keturunannya jadi perokok?"
Narkotika, minuman alkohol, seks bebas, juga merupakan warisan budaya. Benar kan?

Mungkin jawabannya... rokok itu gak merusak akhlak manusia. Beda sama hal haram yang lain. Tapi, apakah udah ada bukti kalo merokok itu gak merusak akhlak? Lha wong buat orang yang gak merokok, seorang perokok itu bisa disebut pengganggu. Jadinya nyusahin orang.
Rokok juga bisa jadi jembatan menuju narkotik dan hal haram lainnya kan? Sama kayak pakaian minimalis, tontonan adegan kissing lips, atau minuman "low alkohol". Hal-hal itu juga gak dilarang, tapi bisa menjadi "batu loncatan" ke hal-hal yang diharamkan.

Jadi, rokok itu...?

---------------------------------------

Salah satu hal yang mengusik saya, kalo ada yang bilang rokok itu tidak membuat kecanduan. Padahal orang gak sekolahan aja tau, rokok itu mengandung nikotin. Saya memang bukan orang kimia atau kesehatan, yang mengerti efek nikotin pada sebatang rokok. Tapi, baru-baru ini saya menonton film "The Insider", film yang bercerita tentang kisah seorang ahli kimia perusahaan rokok, yang memberi kesaksian tentang APA ITU ROKOK. Yang akhirnya malah mendapat teror dari perusahaannya karena hal itu. (susah memang jadi orang benar diantara banyak orang yang menganggap dirinya benar).

Beberapa scene dalam film itu,

Saat di persidangan, ahli kimia itu berkata, "nikotin menghasilkan respons psikologis yang bisa didefinisikan sebagai obat terlarang. Nikotin berhubungan dengan pengaruh yang kuat, kepuasan... itu memiliki efek farmakologis yang melewati hambatan darah-otak."

Saat ahli kimia itu melakukan wawancara dalam sebuah stasiun TV, "...mereka (pemilik perusahaan rokok) sudah lama tahu bahwa nikotin adalah zat adiktif, meskipun pernyataan ke publik justru sebaliknya. Tapi pernyataan ke publik itu salah. Satu alasan aku di sini adalah aku merasa kesaksian mereka salah. Kami berkecimpung dalam bisnis pengedaran nikotin. Kebohongan adalah hal lumrah di perusahaan (rokok) itu. Teknologi itu, kimia amonia, digunakan secara ekstensif. Itu membantu nikotin lebih cepat diserap hingga mempengaruhi otak dan sistem syaraf. Dan rokok bermaksud untuk itu, alat untuk mengedarkan nikotin. Letakkan di mulut Anda, nyalakan, dan Anda akan ketagihan."

Sampai saat ini pun, saya masih tidak mengerti mengapa orang mau merokok. Padahal dalam setiap bungkus rokok, sudah tertulis, "MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN". Apa memang sifat manusiawi ya, kalau tambah dilarang, malah pengen dilakukan.

Yang aneh juga, iklan rokok selalu menampilkan ke'macho'an seorang pria. Seolah-olah memberi kesan, "kalo merokok kamu akan bertambah jantan, menjadi pria sesungguhnya". Iklan rokok juga selalu menarik, enak untuk dilihat.

Kok gak ada ya iklan rokok, yang menampilkan adegan seorang pria paruh baya, tergeletak di rumah sakit karena kanker paru-paru, terus temannya datang sambil jingkrak-jingkrak dan tertawa berteriak "enjoy aja".
Atau iklan rokok, yang menggambarkan seorang yang mati karena serangan jantung akibat merokok, terus di pemakamannya teman-temannya datang, menangis, dan bernyanyi "gak ada lo gak rame".
Iklan rokok yang sedikit action, kayak adegan Brad Pitt di film "Mr and Mrs Smith", seorang hitman membunuh semua orang di meja judinya... tapi dia tidak menyisakan satu orang tetap hidup, karena dilihatnya orang itu sedang merokok.
Terus hitman itu bilang "perokok?"
"i..iya" jawab orang itu ketakutan.
"ah, gak usah gue ditembak, ntar elo juga gak lama lagi bakal mati"

Ada yang minat bikin iklan rokok seperti itu? Saya sudah kasih beberapa ide lho.

Kalau melihat orang yang merokok, saya berpikir antara marah dan senang. Marah, karena dia polutan dan menganggu saya yang tidak merokok. Orang tolol yang bilang, "kenapa gak ngerokok? toh kamu kena efek 75% karena menghirup asap rokok. Kalo yang ngerokok kan cuma 25%?" Saya cuma bilang dalam hati, "GOBLOK! Emang elo gak menghirup tuh asap rokok? Jadinya elo kena efek 100%, tolol..."
Mengapa juga saya senang, karena perokok itu aset negara, aset dunia malah. Kalo gak ada dia, mana ada petani tembakau yang jumlahnya ratusan? Mana ada pabrik rokok yang mempekerjakan ribuan orang? Mana ada pendapatan negara dari cukai rokok? Mana ada Liga Indonesia? Mana ada tim Ducati di MotoGP? Mana ada tim Ferrari di Formula 1? Mana ada yayasan "Sampoerna untuk Indonesia"?
Lagian, kalo gak ada yang merokok, penduduk dunia juga bertambah banyak dalam waktu singkat. Semua pria menjadi subur, karena gak ada pria impoten. Angka kelahiran jadi banyak kan? Gak ada perempuan yang terkena gangguan kehamilan dan janin.
Terus gak ada lagi statistik 1000 kematian di dunia per jam, bayangkan dalam sehari kalo gak ada orang yang mati sebanyak 24000 jiwa? Bisa penuh dunia hari ini.
Jadi, saya (juga bisa) senang-senang aja melihat perokok, karena alasan-alasan itu.

Saya yakin, semua perokok di dunia ini tahu akan hal-hal yang saya tulis itu. Semua calon perokok, juga sudah tahu sebagian dari hal-hal tersebut.
Yang saya mau katakan, bijaksanalah dalam hidup ini. Hidup itu penuh pilihan, menjadi seorang perokok atau tidak itu juga pilihan. Dan di setiap pilihan itu, pasti ada konsekuensinya. Kemudian, hiduplah dengan konsekuensi itu. Jadilah manusia internal, yang jangan selalu menyalahkan keadaan sekitar atas apa yang terjadi, tapi koreksilah diri sendiri terlebih dahulu.

Masih mau merokok?

No comments:

Post a Comment