Saturday, December 12, 2009

Natal = Jumat Agung = Paskah == Bukti Cinta Tuhan Yesus

Mana yang lebih kita "rayakan"? Yang lebih kita syukuri dari tiga peristiwa itu?

Hal ini pernah ada dalam benak saya. Apa yang biasanya disambut dengan sukacita : kelahiran atau kematian? Di beberapa tradisi budaya, adat Batak misalnya, justru kematian seseorang lebih "dirayakan" dengan acara adat. Sampai sekarang, saya pun gak mengerti kenapa. Malahan, peristiwa kelahiran tidak pernah disambut dengan upacara adat yang sedemikian "wah" seperti pada peristiwa kematian. Beberapa budaya di negeri ini juga kurang lebih sama. Ada yang bisa memberi tahu saya apa alasannya?

Kembali pada momen tadi : Natal, Jumat Agung, dan Paskah. Peristiwa kelahiran, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Sebagai seorang Protestan, kami, saya pribadi, cenderung menganggap Natal harus dirayakan dengan lebih meriah. Beda dengan peristiwa Jumat Agung, yang dirayakan dengan lebih "syahdu", karena hari itu adalah momen kematianNya di kayu salib. Biasanya, ibadah Jumat Agung diisi dengan drama penyaliban atau pemutaran adegan-adegan dari film "Passion of Christ" buatannya Mel Gibson. Kadang, ibadah peringatan Jumat Agung juga diwarnai dengan air mata.

Sangat kontras dengan peristiwa Natal. Dimana orang-orang akan menaggapinya dengan lebih antusias, lebih bergembira, "Joy to the world, The Lord has come!". Jemaat akan saling tertawa, tersenyum, cipika cipiki, sambil saling memeluk, menjabat tangan, dan berkata "Selamat Natal", "Merry Christmas", "Joyeux Noel", dsb. Mereka kemudian pulang, makan bersama keluarga, saling berkumpul, tukar kado, dan melakukan hal-hal menyenangkan lainnya.

Tapi, apakah Natal merupakan peristiwa yang penuh dengan sukacita?

Saya pernah chit chat sama seseorang di Nimbuzz, aplikasi ponsel berbasis Java untuk blind chat. Waktu itu di room yang paling "panas", karena selalu mendebatkan hal-hal gak penting tapi dibuat penting, seperti klub sepakbola mana yang terbaik, siapa presiden yang pantas memimpin Indonesia, hingga berdebat soal agama. Saat itu, membahas tentang "Tuhannya orang Kristen". Awalnya seseorang menulis komen "aneh ya orang Kristen, kok nyembah manusia, manusia mati lagi, Yesus kan manusia... bla bla bla". Langsung responnya macem-macem, ada yang malah menghujat, ngasih pembenaran, bertanya balik, dsb... "kok mau ya? aneh gitu Tuhan jadi manusia... bla bla bla".

Yang menarik, ada yang mereply seperti ini, "bener Dia manusia, tapi Dia juga Tuhan." --- "mau tau kenapa Dia melakukan itu?" --- "karena Dia cinta sama manusia macam kalian" --- "cinta itu memang harus berkorban kan?"

Saat membaca itu, saya langsung private chat sama tuh orang. Nicknya di Nimbuzz "Ella".

Ella kasih cerita begini,
"Suatu hari ada anak yang menemukan sarang burung" --- "di dalamnya ada 5 ekor anak burung" --- "karena senang dengan temuannya itu, dia bawa pulang ke rumahnya" --- "mau dia rawat sampai punya sayap, katanya pada ibunya" --- "tapi anak ini kesulitan saat memberi makan anak-anak burung itu" --- "anak-anak burung itu tidak mau membuka mulutnya untuk menerima makanan" --- "anak itu terus berbicara pada anak-anak burung itu" --- "coba aku bisa ngomong bahasa kalian, pasti kalian bisa mengerti kalau makanan ini akan membuat kalian tetap hidup" --- "ibunya yang memperhatikan anaknya itu, hanya tersenyum dan berkata" --- "ya kamu harus jadi burung dulu to, biar bisa ngobrol sama mereka" ---

Kemudian Ella mengakhiri ceritanya, "ngerti kan maksudku Ice?" (waktu itu nick saya 'Ice9').

Menurut saya, seperti itulah memang latar belakang mengapa ada peristiwa Natal. Saat Tuhan menciptakan manusia, Dia sangat senang dengan ciptaanNya yang satu ini. Karena Dia menciptakan manusia sesuai Gambar DiriNya.
Bahkan saking gembiranya, Tuhan kemudian memberikan manusia kekuasaan tertinggi atas semua ciptaanNya yang lain. Tapi, yang terjadi kemudian, manusia mulai berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan dalam diri mereka. Dosa itu kemudian membuat "tembok pemisah" antara kasih Allah dan manusia. Dan, hari demi hari, waktu demi waktu, manusia semakin jatuh dalam dosa...

Tuhan, dari Sorga, dari tahtaNya yang Mahamulia, sedih melihat ciptaanNya ini semakin menjauhiNya. Dia memperhatikan tingkah laku manusia, Dia menangis. Dia kangen sama manusia. Sebentar-sebentar, Tuhan buka dompetNya, liat foto-foto kita disitu, foto yang mirip dengan rupaNya. Dia pengen ngobrol lagi sama manusia, bercanda bareng, dengerin curhat saat manusia sedang kesel, tapi karena ada "tembok pemisah" akibat dosa, Dia jadi susah buat melakukan itu semua.

Hingga, suatu saat, Tuhan buat keputusan yang membuat seluruh penghuni Kerajaan Surga heran. Ya, Dia memutuskan ingin menjadi manusia. Dia kemudian "turun tahta", meninggalkan segala kemuliaanNya, melepaskan "atribut" keilahianNya. Dia lahir ke dunia dalam sebuah kandang... bayangkan : sebuah kandang! Bukan di rumah sakit, bukan di atas kasur spring bed, bukan di sebuah kamar yang nyaman. Kalau anda seorang raja, kemudian ingin merasakan hidup sebagai rakyat biasa, apa mau tinggal dalam sebuah kandang? Untuk hari pertama anda sebagai orang biasa. Tuhan Yesus juga tidak memilih untuk dilahirkan dalam keluarga kaya, melainkan di sebuah keluarga tukang kayu. Apa Dia tidak bisa melakukan itu : hidup dalam keluarga yang kaya? Saya rasa Tuhan bisa melakukan itu, toh Dia Mahakuasa, bukan? Tapi, Dia tidak menginginkan itu : hidup dalam kemewahan. Dia memilih untuk merendahkan DiriNya, karena tujuanNya memang ingin merasakan yang manusia rasakan. Ingat, Dia adalah Raja : kemewahan, kenyamanan, dan segalanya adalah hal yang tiap saat Dia rasakan di KerajaanNya.

Mengapa Dia mau melakukan itu semua? Karena cinta. Tidak ada yang meragukan hal itu. Tidak ada kekuatan yang lebih besar dari kekuatan cinta. Karena Tuhan TERLALU CINTA dengan manusia. Dia pengen berbicara, berada di tengah-tengah kita, ngumpul bareng, dan menyatakan cintaNya secara langsung pada manusia. Dia mau menyampaikan tentang keselamatan, berita kehidupan kekal, dan hal-hal lainnya yang manusia perlu tahu. Dan, untuk melakukan itu semua, Dia harus berbicara dengan bahasa yang manusia mengerti, bukan?

Bahkan, agar manusia tetap dapat "berkomunikasi" dengan Dia, Tuhan rela mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Dan oleh bilur-bilurNya, kita telah sembuh. Natal dan Jumat Agung, itulah bukti cinta Tuhan pada kita.
Tuhan ingin merasakan yang manusia rasakan. Gembira, sedih, sukacita, dukacita, berteman, kehilangan, dicintai, dikhianati, kesepian, dipuji, disakiti, dihina, dan hal-hal lain yang tidak bisa Dia rasakan di tahta KerajaanNya.

Dan peristiwa Paskah, adalah bukti bahwa Dialah Tuhan, Penguasa Alam Semesta, Dia bangkit dari kematianNya, mengambil kunci kerajaan maut, agar manusia tidak terjerat lagi dalam kuasa kerajaan maut (kematian kekal), tetapi kelak bisa hidup dalam kekekalan dalam Kerajaan Surga.

Oleh karena itu, peristiwa Natal, Jumat Agung, dan Paskah harus selalu kita kenang sebagai bukti kuat cinta Tuhan kita, Yesus Kristus, kepada kita-kita, ciptaan yang paling dicintaiNya. Gak ada Paskah kalau gak ada Jumat Agung. Dan gak ada Jumat Agung kalau gak ada Natal. Kalau Dia gak lahir ke dunia, hidup sebagai manusia, maka Dia gak akan bisa mati untuk menebus dosa kita. Juga kalau tidak ada peristiwa Paskah, apa yang membuat kita percaya bahwa Dialah Allah Yang Mahatinggi? Kalau Dia hanya lahir dan mati saja, gak ada bedanya dengan manusia biasa, bukan?

Oleh karena itu, tiga peristiwa tersebut seharusnya selalu kita ingat sebagai satu bagian rencana Allah akan keselamatan. Sebagai bukti cinta nyata kasih Allah kepada kita. Saat merayakan Natal, kita harusnya mengingat Jumat Agung dan Paskah. Begitu juga sebaliknya. Ucapkanlah "terima kasih karena Kau mencintaiku..." (dan Tuhan Yesus akan tersenyum dan berkata "I love you too" ^-^)

Dan sekarang pertanyaannya, apakah kita mau meneruskan cinta kasih ini pada sesama kita? Pada orang-orang yang membutuhkan kasih sayang, pada orang-orang yang merasa tersingkirkan, kesepian, dan menganggap cinta kasih adalah kemewahan bagi mereka. Cinta yang tulus dan murni, tanpa kontaminasi apa-apa.
Saya jadi teringat film Home Alone 2 (mungkin akan ditayangkan lagi saat Natal besok di RCTI), saat Kevin membagi kasihnya kepada seorang wanita tuna wisma, yang sudah tidak mempunyai keluarga, dan hanya mempunyai merpati-merpati di sekelilingnya.

(buat semua yang membaca post ini)
Selamat Natal... Selamat mengingat-ingat cintaNya dalam hidup anda... dan membagi cinta itu pada sesama.

NB (NamBah) :
*) Thanks buat Ella, buat cerita tentang anak-anak burung
**) Buat orang-orang yang selalu mempertanyakan "Tuhannya orang Kristen", ini jawabanku buat kalian.
***) Buat yang udah nyiptain lagu "We Are The Reason" (Karena Kita), karena lagu anda saya bisa nulis hal ini
****) Tuhan memang bisa melakukan segalanya, tidak ada hal yang tidak mungkin bagiNya... cuma ada satu hal, yang Dia tidak bisa lakukan, yaitu mengingkari cintaNya pada ciptaan yang paling dikasihiNya : semua umat manusia.

2 comments:

  1. Hal lain juga yg tdk bisa Tuhan Yesus lakukan adalah berbuat dosa! Itu juga sbg bukti bahwa Dialah Tuhan, krna selain Dia smua manusia lain yg pernah lahir ke dunia ini pasti pernah berbuat dosa.
    Thanks God,4aLL that U've done 2us.

    ReplyDelete
  2. Kalo dia Tuhan, knapa dia mati? Kenapa dia gak menghilang saja? Toh dia Tuhan kan?

    ReplyDelete