Tuesday, March 1, 2011

Pekerjaan Terberat

Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina. [Amsal 22:29]

Coba pikirkan sejenak... apa pekerjaan terberat di dunia?

Tukang batu? Yang bangun mendahului matahari dan pulang setelah matahari terbenam. Yang sepanjang hari disiram panas matahari atau dinginnya hujan, sambil memecah batuan. Hanya demi upah untuk makan sehari. Itukah yang terberat?

Atau...

Tukang sol sepatu? Yang tiap hari mengayuh sepedanya puluhan kilometer, berteriak-teriak hingga suara serak, dan tidak mesti mendapat uang tiap hari. Itukah yang terberat?

Atau...

Petani penggarap sawah? Yang sehari-hari bekerja di tanah milik orang lain, mendapat upah yang selalu kurang, dan selalu sedih jika kemarau panjang datang. Itukah yang terberat?


Tapi jika pekerjaan-pekerjaan itu berat, mengapa masih ada yang berminat? Dengan uang yang dihasilkan sangat minim, tetapi mereka tetap melakukannya setiap hari.


Well, saya kira itu semua dilakukan oleh mereka sesuai dengan kemauan hati dan juga bakat serta kemampuan.

Karena sebenarnya, pekerjaan terberat di dunia adalah pekerjaan yang tidak dikerjakan berdasarkan minat dan kemauan sepenuh hati. Pekerjaan yang dilakukan karena terpaksa. Sehingga tidak ada kerelaan untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya.

Jadi, pekerjaan paling ringan di dunia adalah pekerjaan yang dilakukan dengan niat sepenuh hati, berdasarkan minat dan kemampuan. Sehingga usaha terbaiklah yang akan diberikan. Tidak pernah merasa dibebani olehnya, karena pekerjaan itu dilakukan dengan dasar cinta.

Tapi, sebagaimana rasa cinta pada umumnya, pasti suatu saat akan timbul rasa bosan juga. Oleh karenanya lihatlah sisi lain dari sebuah pekerjaan yang kita cintai itu.

Misal, saat bosan menjadi nelayan, cobalah sesekali melaut hanya untuk menikmati lautan. Atau sekedar memancing ikan untuk kepuasan. Atau menyelam ke dasar lautan.
Saat bosan dengan pekerjaan di kantor, cobalah sesekali menikmati pemandangan lewat jendela ruangan. Atau bercanda dengan rekan. Atau merapikan dan menyapu ruangan. Atau ke pantri membuat kopi. Dan seterusnya, dan sebagainya.

Dan jika tidak ada sisi yang menyenangkan dari pekerjaan kita lakukan, buat apa lagi kita masih bersusah payah bertahan? Hanya akan menimbulkan beban, bukan? Kemudian yang kita kerjakan menjadi tidak maksimal, dan akhirnya mendapat teguran dari atasan. Sesudah semuanya itu terjadi, bisa jadi kita berteriak di dalam hati, "Pekerjaanku berat banget!"

Selamat bekerja!


"You know you are an adult when you can say 'no' when offered a job you know nothing about." [Platoy]

3 comments: