Sunday, August 17, 2014

Percakapan di Cafe

Percakapan fiktif ini terjadi di sebuah cafe yang terletak di dekat beberapa universitas ternama di sebuah kota.

"Apakah kamu tidak pernah tergoda dengan mahasiswi-mahasiswi cantik yang tiap hari datang ke mari?" Kata seorang pelanggan pada seorang pria paruh baya di meja kasir.

"Saat pertama kali ayah saya membuka kafe ini, saya pikir saya adalah orang paling beruntung di dunia ini. Saya bisa melihat gadis-gadis cantik tiap hari. Setiap hari! Tapi ketika mereka datang kembali ke sini untuk reuni-an, saya mulai memerhatikan. Mereka duduk di meja yang sama. Memesan makanan yang sama. Dan saya mulai berkata pada diri saya sendiri: gadis-gadis itu akan berubah. Mereka akan menjadi tua... bertambah berat badannya, mulai memperlihatkan kerutan di wajahnya, selulit di pahanya, lipatan di perutnya mulai terlihat akibat pakaian ketat yang dikenakannya... dan saya sudah memiliki yang seperti itu di rumah. Tambahannya, istri saya sudah sangat mengerti ketika saya marah, gembira, sedih, kecewa; bahkan dia pernah duduk berdua dengan saya di sini, di tempat kamu duduk saat ini, saat saya terlibat masalah dan hutang karena tempat ini; dan dia tidak lari. Dia malahan berkata, 'Kita bisa melewati ini.' Ya... saya dan dia sudah bisa membaca masing-masing pikiran kami, bicara dari hati ke hati; saya tahu siapa dia dan dia mengerti bagaimana saya hingga bisa seperti sekarang ini."

Pria ini menghentikan sejenak ucapannya.

"Saranku untukmu anak muda: Nikahilah wanita bukan karena fisiknya. Bukan karena apa yang terlihat oleh mata, karena semua itu pasti akan berubah dan itu alamiah. Menikahlah dengan seseorang yang bisa membuatmu nyaman saat bercakap-cakap dengannya. Berlatihlah setiap hari untuk saling mendengarkan dan selalu berusahalah untuk membuat bahan pembicaraan. Karena saat kalian bertambah tua, kecakapan komunikasi antara kalian itu lebih penting daripada semuanya."

Mahasiswa di depannya tersenyum malu.

"Dan untuk menjawab pertanyaanmu tadi... ya, saya pernah tergoda dengan seorang wanita yang datang ke tempat ini. Hanya sekali. Dia saat ini sedang menyiapkan makan malam di rumah untuk anak-anak kami."

-di pojokan emci donal, 17 Agustus 2014-

No comments:

Post a Comment