Thursday, December 17, 2009

Berpacaran (dari hukum dagang hingga ML) -1-


Saya terkadang bingung sama arti dari "pacaran" buat anak jaman sekarang.
Ada yang berpendapat, "pacaran itu kalo saya sudah ngasih apa, ya dia (pacarnya) harus lakukan sesuatu yang sama buat saya".

Kok buat saya, itu bukan pacaran ya? Tapi dagang, jualan cinta. Bener kan? Kalo orang dagang kan gak mau rugi, prinsipnya : kamu kasih saya apa, saya akan ganti dengan barang yang nilainya sama (dagang cara barter).

Padahal, tidak ada cinta yang equal, yang sama-sama. Enggak ada prinsip "egalite" (trilogi negara Perancis, yang artinya persamaan) dalam berpacaran, dalam hubungan cinta. Sejauh yang saya mengerti, cinta itu gak kenal kata "50-50", yang terjadi adalah "salah satu akan mencintai lebih dari yang satunya". Terkadang memang yang satu berkorban lebih dari yang lain. Karena itu cinta, bukan hutang budi.

Pernah gak diomelin gini, "Gue udah pernah 2 jam panas-panasan nungguin elo pulang kerja, harusnya elo gak protes cuma 1 jam hujan-hujanan nungguin gue". Atau saat yang lain, "tau gak, gue pernah rela jauh-jauh pergi ke Medan, karena gue tau pacar gue suka Bika Ambon, tapi masak pacar gue gak mau pergi pas gue suruh ke warung deket kompleks, beli mie ayam. Padahal gue lagi laper banget" kata Rio suatu hari.

Aneh ya?

Memang sih, terkadang hal itu terdengar tidak adil. Saat seseorang sudah memberi segalanya, tapi dia gak dapet balasannya. Tapi coba deh, pikirkan lagi : atas dasar apa dua manusia memutuskan berpacaran? Karena cinta atau karena hal-hal lain : kepuasan (bisa pamer pacar ke temen-temen), finansial (bisa keluar masuk mal kalo pacaran sama dia), atau faktor-faktor lain (jadi punya sopir pribadi, bisa anter-jemput sekolah gratis, ada yang traktir makan siang, dll).
Buat alasan yang "lain-lain" itu, saran saya, harusnya jangan sampai level pacaran. Toh, dengan berteman juga bisa. Tapi kalau alasannya cinta, harusnya tau dunk resiko mencintai?

Teman saya, yang udah (setau saya) pernah 5x berpacaran dengan pasangan dan durasi yang berbeda, pernah bilang, "tau gak kenapa aku suka putus? Karena saat mutusin buat pacaran, aku gak tau apa sebabnya. Emang sih karena cinta, tapi aku sendiri gak tau cinta tuh gimana. Kadang cuma karena desakan temen-temen, akhirnya aku pacaran sama si A. Terus, karena aku punya kepentingan, jadinya aku pacaran sama si B. Tau yang lebih gila? Aku pacaran sama si C, cuma karena pas itu lagi trend pacaran sama kakak tingkat."

Jadi, kalo anda, yang sedang berpacaran, merasa ada yang tidak beres dengan hubungan pacaran anda, cobalah cek lagi komitmen awal anda. Ibaratkan, pacaran adalah pernikahan. Pasti ada komitmen awal dunk? Gak ada orang memutuskan pacaran, tapi gak ada sebabnya.
Karena cinta? Karena faktor "lain-lain"? Mulailah berkomunikasi, saling terbuka akan hubungan anda.

Saya pernah mendengar, entah kata siapa atau dari film apa, saya lupa. Kira-kira begini, "kalau ada orang yang menjadi TIDAK lebih bahagia saat dia menikah, buat apa dia menikah? Bukankah pernikahan bertujuan untuk melengkapi jiwa kita yang hilang? Itulah kenapa ada istilah soulmate. Dan saat pasangan jiwa itu kita temukan, harusnya kita bisa lebih bahagia karena ada yang melengkapi kita. Percayalah, hidup sendirian itu sangat buruk."

Jadi, kalau kita gak yakin, orang yang kita pacari itu soulmate kita, karena membuat kita TIDAK lebih bahagia, kenapa gak putus saja? Cari yang lain. Toh, tujuan kita berpacaran, untuk pernikahan, bukan? Dalam hal ini, itu alasan saya.
Kalau kita tidak betah dengan tingkah laku pacar kita sekarang, kemudian kita berpikir "aku masih sayang dia, gak mau putus, aku masih bisa terima kok, bla bla bla..." PIKIRKAN hal itu untuk 5, 10, 25, 50 tahun ke depan. Itu jika anda mau mencapai usia pernikahan ke 50.

PS. Saran saja, jangan pernah pacaran lebih dari satu orang, dengan alasan mencari yang paling pas. Itu akan membuat bingung jiwa kita dalam menemukan pasangannya. Ibarat memilih baju, kita tidak bisa menemukan baju yang pas di tubuh kita dengan memakai beberapa baju sekaligus.

"Tentukan yang utama, yang SATU TERCIPTA, 'kan jadi teman hidup yang setia" (SO 7 - Mari Bercinta)

No comments:

Post a Comment