Monday, March 29, 2010

Earth Day is Every Day

Apa yang kita, manusia, akan lakukan saat sel-sel darah putih yang ada dalam tubuh, menjadi ganas dan memakan sel darah merah? Atau, saat sebagian hati kita membusuk, sehingga fungsi organ yang lain akan terganggu.

Kita pasti akan membunuh sel-sel darah putih yang ganas itu, bukan? Sehingga kita bisa sembuh dari leukimia, dan tubuh kita menjadi sehat kembali.
Kita juga akan memotong dan membuang bagian hati kita yang busuk itu, bukan? Sehingga hati kita bisa beregenerasi lagi dengan baik, dan tubuh kita menjadi sehat kembali.

Saat segala sesuatunya, dalam sebuah sistem tidak berjalan dengan baik, dengan semestinya, karena ada sebuah keanehan atau kerusakan yang kalau dibiarkan, akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut, secara otomatis atau manual, sistem itu, atau pengendali sistem itu, akan mengeliminasi penyebab kerusakan itu. Sehingga suatu sistem, apapun itu, dapat berjalan lagi dengan baik dan semestinya.

Sekarang, bayangkan sebuah sistem kehidupan di bumi.

Saat bumi menjadi terganggu, karena terjadi kerusakan di dalamnya, dan mengancam kelangsungan hidup bumi, yang itu semua dilakukan oleh salah satu elemen kehidupan di bumi, yaitu manusia, kira-kira apa yang akan bumi lakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya?

Bumi pasti akan mengurangi dan membuang sebagian manusia, bukan? Dengan membunuh manusia-manusia ganas itu, sehingga bumi bisa tetap hidup dan sehat.

Memang manusia diperintahkan Allah untuk mengelola bumi DAN MERAWATNYA, bukan menghancurkannya. Seperti yang disebutkan iklan perusahaan energi di TV, "energi yang kita pinjam hari ini, harus kita kembalikan esok hari."

Manusia seharusnya hidup selaras dengan alam. Menjadikan alam adalah sahabat kita.

Tetapi, apa yang dilakukan manusia belakangan ini?

Saat populasi manusia semakin bertambah banyak, manusia membutuhkan rumah. Akhirnya manusia membuka lahan dengan menebang hutan atau daerah hijau, seperti persawahan dan perkebunan. Area hutan semakin sempit. Padahal, seperti kata ilmuwan, tiap pohon bisa memberikan oksigen untuk dua (2) manusia. Menjadi timpang, bukan? Saat populasi bertambah, ironisnya jumlah pohon berkurang.

Saat populasi manusia semakin bertambah banyak, manusia membutuhkan makanan. Manusia kemudian menjarah laut lebih banyak. Manusia mengambil energi bumi seperti minyak, batubara, dan gas alam semakin intens. Manusia memanen sawah dan kebun semakin cepat. Padahal tanah juga butuh bernafas, dan tidak sehat jika tiap hari selalu "cabut-tanam". Juga, lahan semakin sempit karena kebutuhan akan lahan, manusia kemudian menciptakan makanan buatan pabrik yang limbahnya mengganggu ekosistem alam. Sebut saja kerusakan ekosistem yang disebabkan oleh manusia : lumpur lapindo, kebakaran hutan, kerusakan terumbu karang, dll.

Saat populasi manusia semakin bertambah banyak, manusia butuh bepergian. Manusia menciptakan kendaraan bermotor yang menciptakan polusi udara yang bertambah banyak. Tiap tahun saja, dari satu merk motor yang ada di Indonesia, mampu terjual 300000 unit. Artinya, dalam satu tahun, ada sekitar satu juta (1000000) motor yang menambah populasi di jalan raya. Energi semakin banyak dibutuhkan, polusi dari gas buang kendaraan bermotor semakin banyak di udara. Dan ironisnya, hal ini masih ditambah dengan jumlah populasi mobil dan kendaraan lainnya yang selalu bertambah setiap tahunnya.

Banyak hal yang terjadi, saat populasi manusia semakin bertambah banyak. Manusia membutuhkan hiburan. Manusia membutuhkan komunikasi. Manusia membutuhkan sabun cuci. Manusia menciptakan limbah. Manusia menciptakan peperangan. Manusia menggunakan lemari es, Air Conditioner (AC), yang freonnya, justru menambah gas CO yang menyebabkan efek rumah kaca, penyebab global warming. Bumi semakin panas, semakin banyak manusia menggunakan pendingin udara, gas CO semakin bertambah, bumi semakin panas, semakin banyak lagi manusia menggunakan pendingin udara, gas CO semakin bertambah lagi, dan seterusnya...

Jadi, wajar saja kan, jika bumi kemudian membunuh populasi manusia sedikit demi sedikit?

Dengan sedikit saja menggoncangkan tubuhnya, ratusan ribu manusia mati akibat "gempa bumi".
Dengan sebentar saja air laut menyapa daratan, ratusan ribu manusia mati akibat "tsunami".
Dengan menggugurkan tanah sedikit saja di bukitnya, ratusan ribu manusia mati akibat "tanah longsor".
Dengan batuk sebentar saja melalui mulut gunungnya, ratusan ribu manusia mati akibat "gunung meletus".
Dengan sedikit lebih banyak saja menumpahkan air melalui awannya, ratusan ribu manusia mati akibat "banjir".

Bayangkan, saat pohon berhenti bertumbuh, dedaunan berhenti memproduksi oksigen dan tidak menyerap karbondioksida, air sungai tidak mengalir ke lautan, ikan-ikan menjauh dari bibir pantai, semua lebah tidak melakukan tugasnya, semut-semut bersantai di dalam tanah, dan tanah berhenti memberikan energinya kepada manusia.
Bayangkan hal-hal itu terjadi dalam sebulan saja. Dalam sebulan, alam menyatakan "peperangan" terhadap manusia. Apa yang bisa kita lakukan? Terbukti bukan? Bahwa kita, seluruh umat manusia, tidak lebih hebat dari alam ini, juga tidak lebih tangguh dari bumi.

Jadi mengapa kita, seluruh umat manusia, tidak bersahabat saja dengan bumi? Dengan melakukan hal-hal yang menunjukkan tindakan merawat alam dan sikap persahabatan dengannya. Lakukan yang bisa dilakukan.

Nikah satu kali saja. Punya anak tidak terlalu banyak. Dengan begitu, kita bisa ikut mengendalikan populasi manusia.
Jalan kaki atau bersepeda saat menempuh perjalanan yang tidak jauh. Dengan begitu, kita bisa menghemat energi yang bumi hasilkan dan mengurangi polusi asap kendaraan bermotor.
Matikan AC saat ruangan kosong atau tidak digunakan. Dengan begitu, kita bisa menghemat energi yang bumi hasilkan dan mengurangi banyaknya gas CO di udara.
Matikan lampu saat tidak digunakan, saat terlelap. Selain bisa menghemat energi, tidur dalam kegelapan bisa membuat badan lebih bugar saat bangun.
Makan secukupnya saja. Jangan berlebihan. Apalagi membuang makanan. Dengan begitu, kita bisa menghemat dan berbagi dengan sesama manusia.
Matikan air saat bak penampungan air sudah penuh. Banyak daerah yang kekurangan air bersih. Kita jadi lebih bisa menghemat air tanah.
Gunakan kantong plastik hingga rusak. Atau jika tidak terburu-buru, makanlah di tempat. Paling tidak, kita bisa mengurangi sampah plastik yang bisa merusak ekosistem tanah.
(silahkan ditambahkan sendiri)
Hematlah penggunaan kertas. Setelah bertransaksi di ATM,
kalau gak penting jangan cetak print outnya. Atau gunakan kertas daur ulang. Hal itu bisa menyelamatkan ribuan pohon tiap tahunnya.
Gunakan sapu tangan, dibanding tissue. Sama seperti penghematan kertas, berkurangnya kebutuhan akan tissue, bisa menyelamatkan krisis pohon di bumi.


Lakukanlah hal-hal itu setiap hari. Jangan hanya saat ada sebuah gerakan "Earth Hour" saja. Atau saat eforia gerakan "Go Green" saja. Lakukan dengan rutin, maka hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan.

Saat manusia sudah bisa bersahabat dengan alam, saat manusia sudah bisa merawat bumi, saat sistem kehidupan berjalan dengan semestinya, niscaya, kita seluruh umat manusia, akan bisa hidup dengan lebih baik tanpa perlu takut binasa, karena bumi menjadi marah kepada kita.

Mari bersahabat dengan lingkungan kita.
Dimulai dari saat ini, dan dari diri kita sendiri.

SAVE THE WORLD, and THE WORLD will SAVE YOU.



*) Untuk kehidupan di bumi yang lebih baik

**) Terinspirasi dari "Earth Hour" semalam dan setelah menonton film "The Happening"

No comments:

Post a Comment