Wednesday, October 21, 2009

Aku Melihat Neraka


AKU MELIHAT NERAKA

Prologue:
Yup, aku baru saja lihat neraka... Aneh memang, orang lain dikasih anugerah melihat surga, aku dikasih ijin lihat neraka siang ini. Tapi, ternyata maksudNya baik, biar aku bisa bagikan yang baru saja aku lihat lewat tulisan ini.

Ternyata pandangan semua orang (temasuk aku) tentang neraka itu salah. Ya setidaknya, itu yang aku mimpiin. Salah besar kalau neraka itu api yang panas, manusia disiksa iblis (yang ada iblis tuh juga disiksa), dll.
Sebenarnya, neraka itu jauh lebih mengerikan dari itu! Gak tau karena pengaruh film Kera Sakti, yang jelas tadi aku melihat neraka tuh tempat yang sepi... sepi banget. Sampai-sampai aku bisa dengar detak jantungku sendiri. Ingat kan film Kera Sakti? Tentang dua orang perempuan yang dihukum ke neraka lapis 17, lapis paling dalam. Di filmnya digambarkan mereka cuma berdua, di tempat yang sempit, gak ada siapa-siapa, cuma kegelapan, sepi...
Di sana juga gak cuma panas, tapi juga dingin. Dan siksaan terbesar ya itu tadi: kesepian. Gak bisa lagi merasakan adanya Tuhan.

Well, gak bisa dipungkiri, dari jaman pra-sejarah, manusia butuh dan sadar akan adanya Sosok yang lebih besar dari manusia, lebih berkuasa daripada manusia. Buktinya dari jaman nenek moyang, manusia menyembah allah-allah yang sesuai mereka yakini. Tambah modern, allah itu berubah menjadi dewa yang berwujud sangar dan ada juga yang baik. Sampai akhirnya manusia menyadari kalo Tuhan itu satu, Allah, yang disebut dan disembah orang dengan berbagai macam cara dan bahasa.

Nah, di neraka itu, manusia ternyata udah gak punya rasa itu lagi. Percaya gak percaya, sebejat-bejatnya orang di dunia, pasti dia masih merasa ada Sosok yang memperhatikannya, melindunginya, dan jadi tempat buat berkeluh kesah. Di neraka, hal itu gak bakal dirasakan, dan itulah hell... neraka sebenarnya.

Contoh paling simpel buat memahami ini: pernah gak merasa sendiri? Merasa udah gak ada lagi orang yang peduli sama hidupmu, kamu merasa hidup sendiri, ngapa-ngapain sendiri, pas lagi butuh teman ngomong gak ada. Kalau di dunia, masih ada Tuhan, kita bisa berdoa. Tapi kalau sudah di neraka, rasa itu udah gak ada. Hadirat Tuhan sudah gak dirasain lagi. Gak bisa lagi mohon ampun, atau berdoa biar dilepaskan dari segala yang jahat. Jadi? Ya sendirian...

Terus yang jadi pertanyaan, enak gak hidup di tengah hutan atau sebuah pulau terpencil tanpa ada satu manusia atau makhluk hidup pun yang ada di situ? Tom Hanks di filmnya "Cast Away", masih beruntung mempunyai Wilson, bola voli yang dia gambarkan sebuah muka dengan darahnya. Jadi, berasa ada yang menemani. Tapi, seberapa banyak manusia yang bisa tahan seperti Tom Hanks di film itu? Di neraka gak ada yang namanya Wilson tadi, yang ada cuma kehampaan, kesunyian dan sepi.
Di film itu juga diperlihatkan, saking gak kuatnya, Tom Hanks sampai berencana bunuh diri. Di neraka, gak ada lagi yang namanya kematian fisik. Mau jedotin kepala sampai berdarah, atau mencekik diri sendiri juga gak bakal mati. Yang ada malah tambah ngerasa sakit. Jangan pikir tahan nafas bisa bikin mati, gak ada orang yang mati karena tahan nafas (udah dibuktikan).

Yang mengerikan, hal ini gak berlangsung 100 atau 1000 tahun, tapi selamanya... kekal. Bisa dibayangkan? Mungkin Tom Hanks setelah syuting film itu, jadi tahu bagaimana rasanya neraka. Atau kita yang sudah nonton film itu, bisa bayangin juga. Gak enak banget kan? Mirip Tom Hanks aja udah gak tahan (mungkin 1 tahun udah stres), padahal neraka itu beratus-ratus kali lipat lebih gak enak daripada suasana di film Cast Away, dan waktunya juga kekal... selamanya!

Terus, aku jadi berpikir, kalo gitu buat apa ya Tuhan nyiptain neraka? Toh, katanya di hatiNya cuma ada manusia, makhluk yang paling dicintaiNya. Sampai Dia mau mati, biar manusia bisa hidup bersama Dia di surga.
Sejujur-jujurnya, neraka gak pernah diciptakan untuk manusia, neraka diciptakan untuk iblis dan para pengikutnya. Nah, yang seterusnya terjadi, manusia jadi pengikut iblis. Manusia lebih suka hidup dalam pengaruh perkataan iblis, jadi pemberontak terhadap perkataan-perkataan Allah, dan lebih nyaman hidup dalam "lindungan" iblis. Jadilah manusia-manusia pengikut iblis.
Sebenarnya Tuhan masih baik. Manusia dikasih kesempatan bertobat selama masih hidup. Tapi yang terjadi, manusia jadi memermainkan kesempatan itu, menyia-nyiakan anugerah buat hidup di surga. Jatuh bangun dalam dosa, mencobai Tuhan dengan berpikir "ah, gak apa-apa aku ngelakuin ini, ntar kan tinggal ngaku dosa, tobat, selesai..."
Masalahnya, iya kalo punya waktu untuk itu, misal habis mencuri, terus digebukin sampai mati, memang sempat ngaku dosa? Sempat bertobat? Toh, waktu hidup manusia gak ada yang tahu. Bahkan satu detik ke depan, apa kita yakin masih diberi kehidupan? Pernah lihat korban gempa? Apa mereka pernah berpikir kalau mereka akan mati pas lagi seminar, pas lagi belajar, pas lagi siap-siap pulang kantor... (gempa di Sumatera Barat). Atau korban kecelakaan, apa mereka akan tahu kalau bakal mati di jalan? Lagi enak-enak dalam mobil, denger musik, tiba-tiba ditabrak truk tangki, dan mati terbakar dalam mobil.

Atau, aku juga berpikir, kenapa Tuhan gak buat semua manusia menjadi mencintai Dia, buat semua hati manusia itu baik, menurut sama perkataanNya. Aku yakin kok, Tuhan itu Mahabisa, Dia sangat bisa untuk melakukan itu. Tapi, yang Tuhan lihat jadinya bukan manusia, tapi robot. Tahu kan robot? Berjalan sesuai program yang dituliskan di memorinya. Misal robot dibuat jadi baik, gak mungkin robot itu jadi jahat. Kecuali, di film I, Robot.

Manusia diberi Tuhan free will (kehendak bebas), bebas mau ngapain aja. Mungkin malaikat juga (kayak di film City of Angels). Jadinya, manusia bebas untuk memilih jalan hidupnya (inilah yang disebut nasib). Tuhan cuma memegang takdir manusia (lahir, mati). Kalo manusia dipenjara, atau kalau salah pilih pasangan hidup, jangan salahkan Tuhan. Itu memang pilihan manusia itu sendiri, Tuhan cuma memberi saran yang terbaik. Cuma lagi-lagi, manusia suka maunya sendiri, suka berencana sendiri. Ada pepatah mengatakan, "manusia berencana, Tuhan tertawa".

Maksud Tuhan juga baik lho manusia dikasih free will, biar manusia bisa hidup bebas. Bebas untuk berbuat, bebas untuk berkreasi, bebas untuk mencintai.... Pernah gak kamu mencintai seseorang karena terpaksa, karena harus (kalau enggak bakal mati). Nyaman gak mencintai dengan cara itu? Nah, maksud Tuhan juga gitu. Manusia dikasih kebebasan untuk mencintaiNya dengan caranya masing-masing. Toh, manusia juga sudah tahu mana yang baik dan yang jahat, sudah bisa membedakan mana yang salah dan yang benar. Jadi, wujud cintanya masing-masing individu juga pasti lain caranya. Dan Tuhan itu suka yang berbeda-beda itu. Makanya, Dia juga menciptakan tiap-tiap manusia dengan keunikan. Meskipun kembar pasti ada bedanya. --Hanya ada satu kamu (Budi, Wati, Dito, Eva, ... sebutin namamu) di dunia ini--. Bingung kan kalo semua manusia itu sama, punya watak yang sama, punya warna kulit yang sama, punya rambut yang sama, punya wajah yang sama (aneh... kayak di film Being John Malkovich).

Baik kan Tuhan kita? Dia kepengin kita semua nanti berkumpul di surga, bukan di neraka. Masing-masing dari kita sudah tahu caranya kan? Cuma memang sulit buat hidup di jalanNya di dunia ini (yang notabene milik iblis). Tapi sehebat-hebatnya iblis, Tuhan Allah kita tetap lebih hebat. Dia juga memberikan kita roh yang lebi besar daripada semua roh yang ada di dunia ini.

Toh, berapa lama sih hidup di bumi? Ato mau syuting film Cast Away 2 yang gak ada ending-nya setelah pergi meninggalkan dunia ini? That's your choice. Itu pilihan hidupmu.

1 comment:

  1. hihhihii vic..bagus bagt ni artikelmu ^_^
    Carolus candra...

    ReplyDelete