Monday, October 5, 2009

Saya Patahkan Kakinya


Cambukkan Allah memang menyakitkan, namun menyembuhkan. -Liem Hwa Yong-

Seorang wanita sedang menikmati udara musim panas di Swiss dengan berjalan-jalan. Ketika mendaki sebuah lereng gunung, dia tiba di rumah seorang gembala. Dia melihat seorang gembala yang sedang duduk dikelilingi ternak-ternaknya. Di pangkuan gembala itu, terbaring seekor domba yang kakinya patah. Dengan perasaan penuh simpati, wanita itu bertanya, "apa yang terjadi dengan domba itu?"
Dengan wajah penuh arti, gembala itu menjawab, "saya telah patahkan kakinya". Wajah wanita itu tiba-tiba berubah menjadi penuh kengerian dan rasa sakit.

Karena melihat perubahan itu, sang gembala lalu dengan cepat berkata, "Bu, dari semua domba saya, domba inilah yang paling bandel. Dia tidak pernah mematuhi saya. Dia tidak mau mengikuti arah yang saya tunjukkan. Dia suka ngelayap pergi ke tempat-tempat curam di tebing yang terjal dan sering membahayakan dirinya sendiri. Tidak hanya itu, dia juga membuat domba-domba saya yang lain berserakkan. Saya sudah berpengalaman menangani domba nakal seperti ini. Jadi, saya kemudian mematahkan kakinya. Hari pertama saya mendekatinya untuk memberi makan, dia mencoba menggigit tangan saya. Saya biarkan selama dua hari. Dan sekarang, dia tak hanya mau memakan makanan yang saya berikan, tetapi juga menjilati tangan saya dan menunjukkan sikap penyerahan bahkan kasih sayang. Dan sekarang, saya yakin, jika domba ini sudah sehat, dia akan menjadi domba paling teladan dalam kumpulan ternak saya. Tidak ada domba lain yang lebih cepat mendengar suara saya. Tidak ada domba lain yang mengikuti saya begitu dekat selain dia."

"...karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak." (Ibrani 12:6)

No comments:

Post a Comment