Tuesday, September 21, 2010

Tujuan Hidup

Dulu, 10 tahun yang lalu, saya menganggap kawasan hotel Ambarukmo adalah kawasan yang susah dijangkau. Jauh sekali rasanya kalau mau ke daerah itu. Juga kawasan kampus 3 Sanata Dharma yang ada di daerah Paingan, Maguwoharjo. Dulu rasanya kalau ingin kesana, seperti ke luar kota jaraknya. Padahal hanya beberapa kilometer saja. Sampai akhirnya saya mengerti, mengapa kawasan-kawasan itu rasanya jauh sekali: karena tidak ada tujuan kalau hendak pergi ke daerah itu. Sekarang, kawasan Ambarukmo terasa dekat karena ada plaza terbesar di Jogja dan Jawa Tengah, yakni Ambarukmo Plaza, yang tiap hari selalu ramai dikunjungi orang. Kawasan Paingan juga terasa tidak jauh karena ada kampus sebagai tujuan jika pergi kesana. Dari situ saya belajar: jikalau suatu tempat dianggap jauh, sebenarnya hal itu disebabkan karena tidak ada tujuannya pergi kesana.

Atau pernahkah kita naik motor atau mobil tanpa tujuan? Jalan muter-muter kota tanpa adanya tujuan yang jelas? Pasti kita akan menjalankan mobil/motor dengan kecepatan lambat. Berbeda seandainya kita sudah mempunyai tujuan ke suatu tempat. Pergi ke restoran “A” misalnya. Pasti kita akan memacu kendaraan dengan lebih cepat di jalan raya.

Seperti itulah kira-kira hidup kita. Apakah kita mempunyai tujuan hidup? Adakah kita sudah mengerti maksud Allah menciptakan kita di dunia ini? Karena kita ada bukan karena kebetulan. Seseorang yang sudah menemukan tujuan hidupnya, cenderung berlari lebih cepat daripada mereka yang masih mencari-cari apa tujuan Allah menciptakannya.

Juga bukannya tidak mungkin, orang yang belum menemukan tujuan hidupnya, diperalat oleh iblis sehingga melakukan sesuatu yang salah di kehidupannya. Karena salah pergaulan akibat tidak menemukan jati dirinya, akhirnya menjadi pelaku kekerasan di jalanan, melakukan pemberontakan-pemberontakan, hingga kemudian berpikir kalau hidupnya sia-sia saja, dan seterusnya.

Padahal segala sesuatunya yang ada di bumi dan di surga, diciptakan Allah untuk sebuah tujuan. Tidak ada manusia yang diciptakan hanya sebagai pelengkap derita di dunia. Akibat salah menerjemahkan apa tujuan hidupnya, seseorang juga bisa menyimpang jauh dari fungsinya. Misalnya, orang yang tidak paham apa tujuan sebuah batangan emas diciptakan, bisa saja malah menggunakannya sebagai pengganjal pintu, atau untuk memasang paku di dinding layaknya palu. Atau seseorang yang tidak mengerti apa tujuan kain sutra diciptakan, bisa saja kemudian menggunakannya sebagai korden atau taplak meja. Apakah salah menggunakan batangan emas sebagai pengganjal pintu atau pengganti palu? Apakah salah menggunakan kain sutra untuk bahan korden atau taplak meja? Tidak salah. Tetapi harga dan fungsi sesungguhnya dari benda-benda itu menjadi tidak kelihatan.

Bukankah kita seringkali, menaruh cincin emas diantara tumpukan cincin imitasi, sehingga cincin emas itu tidak keliatan harganya sama sekali? (Mario Teguh)

Kenalilah diri kita. Lalu temukan tujuan hidup kita. Kalau kita tahu tujuan hidup kita adalah untuk kemuliaan Allah, bukankah kita kemudian akan menjaga baik-baik kehidupan yang sudah diberikanNya?

Yang paling tahu siapa diri kita adalah diri kita pribadi. Bukan teman kita, bukan saudara kita, bahkan bukan orang tua kita. Karena diri kitalah yang 24 jam sehari, 7 hari seminggu, yang selalu bersama dengan kita. Jadi, jangan pernah membohongi diri sendiri jika ingin menemukan apa tujuan hidup kita di dunia ini. Lalu libatkan Tuhan agar campur tangan dalam kehidupan kita. Kata-kata orang tua memang harus kita dengar, tapi bukan berarti harus selalu kita turuti. Gunanya hanya untuk “rambu-rambu” hidup kita saat mulai kehilangan arah.

Setelah kita menemukan apa yang menjadi tujuan hidup kita, paculah semangat dari dalam diri untuk meraihnya. Bersama Tuhan, niscaya kita akan mencapai apa yang direncanakanNya saat menciptakan diri kita.


Hidup itu sederhana. Berani bermimpi lalu mewujudkannya. Caranya, tentukan pilihanmu. Lalu berkompetisilah dalam arena pilihan hidupmu. [anonim]

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. [Amsal 23:18]

...karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, ... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. [Kolose 1:16]

Follow your passion, not the money. Passion is what you enjoy doing it. [Parah Cin]

1 comment:

  1. sudah ada di wirobrajan, tapi masih belum nemu bangunan yg dituju..
    sudah berada di areanya, tapi masih mencari tujuan pastinya..
    so?
    "just keep swimming..just keep swimming.." :)

    ReplyDelete