Monday, May 24, 2010

Ambil Enaknya Aja

Tidak ada kehidupan yang berjalan serba baik-baik saja, sesuai dengan apa yang diinginkan. Pastilah ada klimaks, ada puncak masalah, atau ada bagian yang tidak disukai karena di"salah mengerti".

Sama seperti tulisan atau film yang kita baca dan lihat di layar televisi. Pernah gak saat jam 10 malam, kita pindah saluran TV kita ke "Bioskop TransTV", dan melihat sebuah adegan film yang belum pernah kita tonton. Hanya sepenggal adegan. Apakah kita langsung bisa menilai film itu baik atau buruk? Tidak bisa bukan? Kita harus menonton film itu dari awal hingga akhir untuk memberikan penilaian terhadapnya.

Sama halnya saat membaca sebuah tulisan. Seperti tulisan berikut.


Cinta benar-benar telah menyusahkanku

Ketika kita saling berdiri berjajar berdua, seolah menyatu...
Malamnya aku tak bisa tidur karena wajahmu tak mau pergi dari kamarku.

Ketika kita saling bersendau gurau dengan joke yang gak bermutu,
Kepalaku pusing sejak itu, memikirkan 'apakah engkau cinta terakhirku'?

Ketika kita berjalan berdua menyusuri hypermarket itu untuk membuang waktu,
Aku hanya bisa mengagumi keindahan dirimu, engkaukah mahadewiku?

Siapa dirimu?
Yang berani merusak tidur dan selera makanku?
Yang membuatku melamun sepanjang waktu?

Namun ingin kukatakan padamu,
Setiap malam aku bersyukur kita telah bertemu
Karena hanya padamu, aku akan merasa rindu...

*) terinspirasi dari puisi "Rindu", yang ditulis A Ling pada Ikal (novel Laskar Pelangi)



Saat kita hanya membaca paragraf kelima saja, kita menyimpulkan bahwa tulisan itu adalah tulisan tentang kemarahan. "Siapa dirimu? Yang berani merusak tidur dan selera makanku? Yang membuatku melamun sepanjang waktu?"
Atau jika hanya membaca kalimat di awal saja, kita menyimpulkan bahwa tulisan itu adalah sebuah gerutuan. "Cinta benar-benar telah menyusahkanku."

Padahal isi dan maksud keseluruhan tulisan itu bukan tentang kemarahan, atau sebuah gerutuan. Hanya sebuah surat cinta, tentang rasa rindu. Tapi jika kita membaca sebuah paragraf saja, atau hanya melihat sekilas tulisan di awalnya, penilaian lain akan terlontar dari pikiran kita.

********/*******

Betapa banyak manusia yang hidupnya jadi tidak bahagia, karena hanya melihat "sepenggal adegan" di hidupnya, atau "membaca sebuah paragraf" saja di tulisan kehidupannya. Tidak melihat keseluruhan adegan, atau membaca hingga selesai tulisan tentang hidupnya.

Dalam sehari saja, ada banyak peristiwa yang terjadi. Misal, saat pagi sarapan, baju kita ketumpahan kecap, hingga kita harus kembali ke rumah untuk mengganti baju, kemudian telat masuk kerja. Saat siang hari, kita mendapat kejutan sebuah promosi dari atasan. Saat malam dalam perjalanan pulang, kita terjebak macet di jalan, padahal ingin segera memberi kabar gembira untuk keluarga.

Ada dua hal yang kemungkinan bisa terjadi:
Pertama, membuka pintu rumah dengan tawa bahagia, memberi kabar tentang kenaikan jabatan pada keluarganya, kemudian bersama-sama merayakannya.
Atau kedua, membanting pintu rumah karena kesal akan kemacetan, meracau marah tentang banyaknya kendaraan di jaman sekarang yang membuat macet di jalan, kemudian berangkat tidur sambil mengingat-ingat betapa bodohnya dia pagi tadi karena menumpahkan kecap di bajunya sendiri.

Well, hidup soal pilihan bukan? Hanya soal bagaimana kita menilainya. Yang sebaiknya, jangan dilihat dalam sepenggal adegan atau sebuah paragraf saja, tapi coba lihatlah secara keseluruhan, hingga selesai, dari awal hingga akhir.

Saya percaya jika kita bisa melihat kehidupan dengan cara seperti ini, kita akan menjadi salah satu orang bahagia di dunia ini. Jika semua orang di negeri ini bisa melihat keseluruhan adegan kehidupannya, membaca semua paragraf pada tulisan kehidupannya, saya yakin dalam waktu yang tidak lama lagi, orang dari negeri lain, akan menyebut negeri ini sebagai 'negeri orang bahagia'.


Ada tertulis,
"Allah membuat segala sesuatu indah pada waktuNya ... tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11)

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11)

No comments:

Post a Comment