Monday, May 24, 2010

Just Do It!



"Lakukan. Maka kau akan mempunyai kekuatan untuk melakukannya. Saat manusia bisa bermimpi akan suatu hal besar, maka mimpi itu adalah hal yang pasti bisa dilakukannya."


Seorang bijak beberapa waktu lalu, mengatakan hal itu kepada saya. Kata-kata tepatnya saya lupa. Tapi kira-kira seperti itulah.

Belum lama ini, seorang teman yang ada di facebook, bertanya pada saya, bagaimana caranya nulis.

"Saya tidak tahu. Hal itu terjadi begitu saja."

Tapi setelah saya pikir lagi, tidak ada hal yang terjadi begitu saja. Saya tidak pernah tiba-tiba bangun tidur, menghidupkan Nayla (nama komputer saya) , dan mengetik kata-kata di layarnya, kemudian ... voila ... jadilah sebuah tulisan. Tidak, prosesnya tidak seperti itu.

Ya, proses. Semua hal ada prosesnya. Sebab-akibat.

Satu tahun belakangan, saya suka membaca buku. Terinspirasi dari film "GIE" dan suka pada sosoknya, kemudian saya memulai sesuatu yang dia lakukan saat masih muda. Membaca. Tidak ada kata terlambat untuk apapun, yang ada hanya penyesalan. Jadi di usia saya yang sudah tidak muda, saya mulai membaca. Dari membaca, proses menulis itu bermula. Jika saya tidak suka dengan jalan cerita buku yang saya baca, saya mulai menulis jalan cerita sesuai versi yang ada dalam pikiran saya (baca: idealisme saya).

Jika saat membaca, saya teringat pada sesuatu, saya akan langsung menuliskannya. Tidak panjang, singkat saja. Misal, saat saya membaca "Jembatan Jaman", saya kemudian menuliskan tentang generasi muda dan tua. Nah, proses tersulit sebenarnya ada di sana, yaitu menuliskan pikiran saat itu juga. Terkadang, ada rasa malas di proses itu.

"Ah, ntar aja. Nanggung bacanya."
atau
"Komputer masih mati, ntar lah."

Itu dulu.

Setelah saya mencerna lagi kata-kata dari orang bijak itu, bener juga ya? Saya, suka menunda-nunda melakukan sesuatu. Hal kecilnya, ya itu tadi. Menulis. Pada dasarnya menulis gak harus di komputer. Bisa saja di kertas bekas, atau ponsel. Saat ide segar itu terlintas, sebaiknya langsung dituangkan, sebelum tertimpa oleh pikiran lainnya. Karena kita hidup di jaman yang arus informasinya serba cepat, otak kita belum tentu bisa merangkum semua bacaan, tontonan, atau perkataan, yang tertangkap oleh indera kita tiap harinya. Jadi, sebuah catatan kecil atau notes di ponsel, sering berguna untuk menyimpan ide segar.

Gak hanya menulis. Saya juga sering menunda melakukan hal-hal lainnya. Mandi, makan, belajar, jemput teman, meeting, hingga menunda pacaran :p

Dan hal itu sebenarnya akan memundurkan timeline saya. Misal, saat saya menunda untuk makan, maka saat waktu yang seharusnya bisa melakukan hal lain, saya malah makan. Saat saya menunda mandi di pagi hari, kegiatan-kegiatan selanjutnya akan terlambat, atau saya lakukan dengan terburu-buru.

Kembali soal menulis tadi, saya sering kehilangan beberapa ide segar yang lewat begitu saja. Ya karena itu tadi, saya tidak melakukan sebuah langkah kecil saja, yaitu menuliskannya saat ide itu terlintas di kepala saya.

Saya menulis, sebenarnya dimulai dari mengembangkan ide itu saja. Tidak lebih. Saat pengembangan itu berhenti di sebuah kata, saya akan menyimpannya dalam folder 'draft'. Untuk dibaca lain waktu, karena siapa tahu, di kemudian waktu saya mempunyai pikiran yang baru untuk menambahkan kata-kata pada tulisan itu.

Di timeline twitternya Djenar Maesa Ayu hari ini, ada percakapan yang menarik,
"kalo nulis suka berhenti di tengah-tengah, itu yang buat males"
"kalo males berarti kamu gak serius"
"hiks...ajarin"
"satu-satunya cara belajar nulis adalah dengan nulis. Kalo kamu gak bisa, ya coba terus."
"tapi kalo gak ada ide, kan susah kakak"
"memang nulis susah dan butuh kerja keras"
dan seterusnya.. dan seterusnya..

Ya gitu. Satu-satunya cara buat belajar nulis ya dengan nulis. Apa aja yang ada di pikiranmu, ya ditulis aja. Perkara jadi mbulet, jelek, aneh, banyak salah ketik (karena kecepatan jari kalah sama kecepatan pikiran), gak jadi soal. Saat 'draft' itu sudah tercetak di hitam di atas putih, pastilah sang penulis jadi tahu apa yang hendak disampaikannya, apa yang hendak dituliskannya. Karena memang setiap tulisan mempunyai sebuah tujuan.

Jadi kalau saya ditanya, gimana caranya nulis, ya banyak-banyak lah baca, dan siapin kertas atau buku tulis yang bisa ditulisi sewaktu-waktu. Atau saat jalan-jalan di mal, tempat wisata, atau di mana saja, dan tidak memungkinkan menulis diatas kertas, ya pakailah ponsel. Atau katakan pikiranmu kemudian direkam (kalau ada fitur recording di ponselmu).

Soal bagus atau enggaknya, jangan terlalu dipikirkan. Yang ada malah gak pernah nulis apa pun. Dan hal itu sebenarnya jangan jadi beban buat penulis, karena yang menentukan bagus atau tidaknya, itu pembacanya. Kalau penulisnya, pasti bilang tulisannya bagus-bagus saja (seperti saya :p).

Ya, pede aja lagi. Karena setiap tulisan itu unik, ada ciri khas yang ditinggalkan penulisnya disana. Kalau si penulisnya pesimis sama tulisannya, gimana pembacanya?

Just do it! Whatever it is.

No comments:

Post a Comment