Thursday, February 4, 2010

Saat Indah Cuci Darah

Pagi ini Indah (nama motor saya) saya mandikan dan ganti oli. Udah 2137 km sejak ganti oli terakhir kali. Katanya kalo mesin mau awet, ganti olinya jangan sampai lebih dari 2500 km, apalagi kalau motor suka membawa beban berat (seperti saya) harusnya di bawah 2000 km sudah harus ganti. Saya pakai oli 15W-50W, yang dipakai Casey Stoner, pembalap idola saya, di MotoGP. Any question? (halah... ngilan rek :p)

Tulisan di kemasan oli 15W-50W, itu artinya batas bawah sama batas atas (kok kayak tarif angkutan ya?). Batas bawah (15) itu menunjukkan kekentalan oli tersebut. Semakin kecil angkanya, semakin bagus mutunya. Misal oli dengan batas bawah 15 pasti lebih bagus daripada oli dengan batas bawah 25. Karena oli kalau semakin cair (baca: encer) itu membuat gerakan piston tambah lancar geraknya (bayangkan berenang di susu kental manis sama air sirup, pasti lebih cepat geraknya di air sirup -ya gitulah kira-kira kalau mau bayangin-). Juga oli mesin kalau encer, juga lebih mudah "menyusup" ke bagian mesin yang susah dijangkau (baca: di selah-selah).
Kalau batas atas (50) itu menunjukkan tingkat ketahanan oli mesin terhadap panas. Semakin besar angkanya, semakin baik mutunya. Oli mesin dengan batas atas 40, misalkan bisa menahan panas hingga 400' C, kalau oli mesin dengan batas atas 50, bisa menahan panas hingga 500' C. Jadi mesin tetap terjaga (baca: awet), meskipun dibawa perjalanan jauh (baca: mesin hidup terus). Katanya sih, motor buat ajang kebut-kebutan Stoner dkk, pake oli 10W-75W. Oleh karena itu, pakailah oli Sh... (hehehe, tetep ngiklan :p)

Kok jadi ngomongin oli ya? Bukan itu sih sebenarnya maksud saya nulis dari awal. Saya mau bilang, kalau donor darah itu penting. Mengapa? Apa hubungannya oli dengan darah?

Begini... Waktu saya ganti oli, saya liat oli yang ada di dalam mesin, waktu dikeluarin warnanya hitam legam. Padahal waktu dulu dimasukkin bening kekuningan. Saya langsung berpikir, oli ibaratnya darahnya Indah, premium makanannya (kadang pertamax). Indah aja tiap 2000 km harus "cuci darah", harusnya manusia juga dunk?
Darah dalam tubuh memang gak bisa kadaluwarsa, toh darah kotor nantinya disaring di hati dan jadi bersih lagi. Tapi, donor darah itu, menurut logika saya, bisa meringankan tugas hati. Saat darah dalam tubuh kita dikeluarkan (baca: didonorkan), darah akan dibentuk lagi dalam tubuh (baca: sumsum tulang). Jadi, kita akan punya darah yang "baru". Bayangkan kalo seumur hidup kita gak pernah ngeluarin darah, darah yang muter-muter dalam tubuh menurut aturan siklus Sang Pencipta ya itu-itu aja, gak ada yang baru. Lagian, donorin darah yang cuma sedikit itu gak akan membuat kita mati kok, pusing iya, waktu awalnya. Tapi setelah itu, akan membuat badan bertambah enteng (baca: enak), karena darah kita baru lagi. Sama seperti Indah setelah ganti oli, tarikannya jadi lebih lancar.

Donor darah juga membuat orang lain akan tetap hidup, dan darah kita jadi ada manfaatnya bukan? Siapa tahu darah kita nantinya akan dipakai seorang cewek yang cantik, atau cowok yang ganteng, dan nantinya, karena di dalam tubuhnya mengalir darah kita, terus pas ketemu jadi gimana getooo... hehe.
Jadi, donor darah banyak banget kan manfaatnya? Bisa nolong orang lain, juga membuat badan kita sehat karena darah kita menjadi baru lagi, lebih fresh.

Ingat, satu tetes darah kita, berarti kehidupan untuk orang lain, bahkan sebuah kehidupan... nyamuk misalnya :)

PS. Saya rela kok darah saya dihisap nyamuk, asalkan gak sakit, dan juga gak ninggalin bentol atau gatal di kulit. Tapi, bisa gak ya? hehe :)

No comments:

Post a Comment