Thursday, February 4, 2010

Sex Education (?)

Saya tidak setuju dengan reportase berita tentang adanya video mesum yang beredar di masyarakat. Baik melalui media cetak maupun maupun media televisi. Seperti berita kemarin malam, di NtarTV, disebutkan (lagi-lagi) telah beredar video mesum antara 2 remaja di sebuah menara, di kawasan Ma**ra. Lucunya, kamera malah menyorot (baca: mengambil gambar) orang-orang yang ramai nonton di ponsel mereka. Ada bapak-bapak bertiga di warung kopi, ada juga anak-anak yang nonton secara bersama (nonton bareng) di ponsel salah seorang temannya. Tambah lucunya lagi, kamera wartawan malah menyorot layar ponsel (tapi di blur) yang berisi adegan panas (MLnya di siang hari jadi panas ;p).

Saat ditanyai wartawan, bagaimana tanggapan masyarakat tentang video mesum tersebut, salah seorang bapak itu menjawab, "ya saya gak setuju sama perbuatan pelakunya. Itu bisa merusak nama baik wilayah ini" (2 teman di belakangnya masih menatap layar ponsel). Video berdurasi kira-kira 3 menit itu, dan berjudul 'Menara Bergoyang' karena dilakukan di sebuah menara mercusuar, kok bisa-bisanya sampai ke tangan anak-anak di wilayah itu. Salah seorang anak yang diwawancarai berkata, "saya dapet dari tetangga" (sambil cengangas-cengenges *bahasa Indonesianya apa ya?*).
Wartawan : "gimana tanggapan adik terhadap video itu?"
Anak : "gak suka, soalnya mereka berbuat dosa" (sambil ketawa, diikuti iringan tawa teman-temannya)
Wartawan : "adik gak akan meniru perbuatan itu kan?"
Anak : "enggak mas, soalnya dilarang orang tua" (masih ketawa)
>>> mungkin dalam hati tuh anak bilang 'besok mas kalo udah gede baru ngelakuinnya, sekarang masih kecil'.
Wartawan : "makasih ya dik".
Anak itu terus berkerumun lagi liat video tadi.

********/*******

Miris? Iya. Siapa yang bodoh? Si wartawan atau penanggung jawab siaran berita itu, yang memasukkan berita aneh dalam komposisi reportasenya?
Menurut saya, berita seperti ini juga hanya menambah wawasan bagi pengoleksi film biru akan adanya video baru. Bukan berita penting buat khalayak banyak. Jadi kan gak penting banget gitu loh!

Kembali pada anak-anak tadi (kebetulan laki-laki semua yang tersorot kamera). Gimana reaksi orang tuanya ya saat lihat TV, liat anaknya nonton bareng video bokep? Memalukan gak sih, lihat anaknya masuk TV tapi karena dimintain pendapatnya soal video mesum. Hal ini juga mengakibatkan, yang tadinya seks hanya dikenal orang dewasa, sekarang anak-anak SD (baca: bocah precil) aja bisa mengakses dan mencari tau apa itu hubungan seks. Bahkan melihat sendiri bagaimana melakukan hubungan suami-istri itu.
Sehingga, usia “melek seks” lambat laun, semakin dini. Jika 20 tahun yang lalu, seorang anak baru mengerti apa itu seks saat dia berusia 17 tahun ke atas, sekarang (ada) bocah kelas 3 SD yang bisa jelasin gimana berhubungan seks.

Hal itu menciptakan sesuatu yang berbeda di jaman ini. Anak-anak remaja yang baru belasan tahun, mulai mengeksploitasi, mulai mencari tahu potensi seksual dalam dirinya. Mereka mulai memakai pakaian minim, mulai tertarik dengan lawan jenisnya, juga mulai berpikir bagaimana terlihat seksi (baik pria maupun wanita), dan melakukan hal-hal yang dahulu hanya dilakukan oleh anak usia 20 tahun keatas (menggoda cewek/cowok, nongkrong di pusat keramaian, dsb). Rentang usia saat mereka merasakan gejolak seks dalam dirinya, juga semakin panjang. Mereka mulai gak bisa nahan hasrat itu terlalu lama. Beberapa hari yang lalu, seorang remaja usia 17 tahun, udah bisa bilang begini kepada saya, “sekarang kan lagi enak-enaknya kalo ML mas, lagi sangat bergairah”. Itu karena dia mulai “melek seks” sejak usia 12 tahun, saat duduk di bangku SMP. Sudah 5 tahun, dia melakukan eksplorasi seks terhadap dirinya sendiri, sehingga saat sudah mulai bosan, dia ingin mencari partner untuk mengetahui seks lebih jauh lagi. Tentunya yang dimaksud partner seks oleh dia, ya lawan jenisnya. Istilahnya dia, “sekarang mau cari lawannya”.

Bisa bayangkan beberapa tahun ke depan? Anak-anak yang mulai “melek seks” sejak SD beranjak dewasa? Bisa jadi anak SMP sudah kepengen tahu rasanya berhubungan seks, setelah dia mengeksplorasi dirinya secara seksual, sejak masuk SD.

Pendidikan seks memang perlu sedini mungkin di jaman seluler seperti sekarang ini.

No comments:

Post a Comment