Wednesday, June 2, 2010

Topeng

Saya pernah mendengar cerita: seorang perokok, setelah membaca literatur tentang bahaya merokok, dia kemudian berkata, "setelah membaca semua hal tentang bahaya sebatang rokok, dan segala bahan kimia mematikan yang ternyata ada di dalamnya, sejak saat itu saya memutuskan untuk berhenti membaca."


Saya kemudian teringat sebuah pepatah: buruk muka, cermin dibelah.


Yang saya artikan secara bebas, yakni sebuah perilaku manusia, yang tidak bisa menerima kenyataan yang terpantul dari dalam dirinya. Yang kemudian disalahkan adalah cerminnya, memecahkannya, bukan berusaha untuk menerima atau melihat lebih dekat bayangan yang terlihat di dalam cermin tersebut.

Pepatah bukan sekadar kembang gula susastra. Dibutuhkan pengalaman pahit untuk memformulasikannya. Dibutuhkan orang yang setengah mati berakit-rakit ke hulu agar tahu nikmatnya berenang santai ke tepian. Dibutuhkan orang yang tersungkur jatuh dan harus lagi tertimpa tangga. Dibutuhkan sebelanga susu hanya untuk dirusak setitik nila.
(Dewi 'dee' Lestari - Mencari Herman)

Jadi menurut saya, orang yang pertama kali menyampaikan pepatah itu pastilah seorang yang sudah pernah melewati masa-masa melihat dirinya sendiri di dalam sebuah cermin. Entah bagaimana dirinya sekarang, apakah masih tetap "membelah" setiap cermin yang menampilkan dirinya apa adanya, ataukah sudah belajar untuk menerima dirinya apa adanya, kemudian berubah untuk menjadi lebih baik, jika bayangan yang terpantul di "cermin" tidak sesuai dengan hati kecilnya.

Salah satu bentuk sebuah cermin adalah sebuah tulisan. Bentuk yang lain masih banyak; bisa sebuah film, sebuah potret kehidupan, sebuah dokumentasi: foto atau video, sebuah petuah kehidupan, bahkan para demonstran.

Seorang pemakai narkotika, pastilah jengah dengan tulisan-tulisan akan bahaya narkoba. Tapi bisa saja dia adalah sebuah penulis garis kiri, yang selalu menulis tentang bahaya korupsi dan nepotisme yang terus merajalela, karena dia bukan pelaku korupsi atau mafia.

Seorang pelaku kehidupan free sex, bisa saja marah saat membaca tulisan-tulisan yang menyudutkan dan memandang negatif kehidupan seks bebas. Tapi ada diantara mereka, yang menjadi aktivis atau bahkan duta anti narkoba, karena mereka tidak pernah menyentuh kokain, heroin, ganja dan sejenisnya.

Seorang koruptor, kadang tertawa saat mendengar demo tentang korupsi. Bisa jadi, dia juga emosi saat membaca tulisan-tulisan yang mengutuk setiap perilaku korupsi. Tapi tidak sedikit diantara mereka yang menjadi penyokong dana gerakan anti narkoba, atau ikut kampanye yang menyerukan bahaya kehidupan seks bebas, karena mereka tidak pernah melakukan itu semua.

Dan seterusnya.. dan sebagainya..

********/*******

Pada dasarnya manusia enggan bersikap munafik. Pastilah ada gejolak batin yang luar biasa, saat berkata hal-hal yang tidak sesuai dengan perilakunya. Jadi lebih baik diam saja, saat mendengar atau melihat hal-hal yang tidak seharusnya, karena dirinya pun pernah melakukan itu semua. Cari amannya saja, daripada terkena tudingan yang menyebut dirinya "muna".

Manusia mulai memakai topeng untuk menutupi apa yang sebenarnya, akan terpantul dari dirinya saat berhadapan dengan cermin-cermin yang terpampang di luar kuasanya. Topeng orang bijak, topeng seorang dermawan, topeng artis, topeng seniman, topeng komedian, topeng aktivis, topeng mahasiswa, topeng anggota dewan yang mulia, bahkan topeng sang penguasa. Topeng untuk menutupi bopeng.

Bahkan jika perlu, para manusia bertopeng itu akan mencari manusia bertopeng sejenisnya, mengumpulkan kekuatan untuk memecahkan cermin yang menampilkan sosok mereka yang sebenarnya. Cermin yang dipasang oleh manusia bertopeng lainnya. Dan begitulah seterusnya. Tidak ada habisnya, tidak pernah ada kesudahannya. Karena memang jujur dengan dirinya, dengan nuraninya, adalah hal yang paling susah dilakukan manusia.

Susah, bukan berarti tidak bisa bukan?

NB (NamBah) :
Hingga hari ini, saya masih suka bertanya-tanya saat mendengar VJ-VJ MTV berkata di akhir acara mereka: "stay away from drugs, stop piracy, stop global warming, MTV gue banget..."
Kenapa enggak ditambah atau diubah sesekali dengan : "stay away from corruption, stop smoking, stop free sex, save the tree, MTV gue banget..."
Apakah karena mereka hanya bukan pemakai narkoba dan selalu membeli VCD/CD original? Entahlah... saya belum pernah jadi VJ MTV sih ;))

No comments:

Post a Comment