Friday, January 15, 2010

Kondom, untuk apa dan untuk siapa (2)

Di kamus hidup saya, yang namanya save sex, ya… do not have a sex before married. Kalo udah nikah, ya setia lah dengan pasangannya. Gampangnya, kalo gak mau kena akibat seks bebas, ya jangan melakukannya. Simpel… tapi ternyata, buat beberapa orang, susah untuk dilakukan.

Di film “Definitely Maybe”, seorang anak perempuan bertanya pada ayahnya : “if they don’t want a baby, why they have a sex?” *kira-kira seperti itu* (kalau mereka tak mau bayi, kenapa berhubungan seks?). Kata-kata itu terucap setelah anak itu mendapatkan pelajaran mengenai seks di sekolahnya, dan bertanya-tanya ‘mengapa temannya disebut sebagai hasil “kecelakaan” orang tuanya?’ Dan kemudian ayahnya menjelaskan apa itu “kecelakaan”. Terdengar klise, tapi buat saya kesannya sangat dalam. Apalagi ditambahkan ucapan lugu (dan terkesan lucu) dari anak itu, “kenapa ayahnya mendorong Mr.P ke dalam Mrs. V ibunya jika dia tidak memang bertujuan menghasilkan seorang anak?”.

Walaupun saya juga tahu, seks diciptakan Allah untuk manusia, tidak semata-mata bertujuan sebagai alat reproduksi, tapi juga sebagai media mengekspresikan cinta, karena itu, hubungan seks sering disebut juga making love (bercinta). Sebagai “alat” bersenang-senang juga. TAPI seks diciptakan untuk kehidupan suami-istri. Ada tertulis, “seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya (menikah) dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (melakukan hubungan seks)”. Jadi, menikah dulu baru ML, jangan dibalik urutannya!

Kalau udah pernah denger lagunya Blue Savana yang judulnya “Alat Kontrasepsi”, disitu juga pesan moralnya jangan melakukan hubungan badan saat pacaran.

Lagunya seperti ini :

Dimulai dengan kisah tentang remaja perempuan bernama Bunga, korban fenomena seks bebas. Kini ia hanya bisa menyesali 4 bulan kehamilannya, pertanyaannya kenapa?

Pacaran gak harus berhubungan…

Alat kontrasepsi paling aman, yaitu gak usah berhubungan kalau memang sudah gak tahan, ya udah maen cubit-cubitan

Dilanjutkan dengan kisah Jaka, seorang mahasiswa yang mengaku menghamili Bunga, kini dia hanya bisa menyesali perbuatannya. Percaya gak percaya, bagaimana anda menyikapnya?

Alat kontrasepsi paling aman, yaitu gak usah bersentuhan kalau memang sudah gak tahan, ya udah cubit cubit-cubitan

Kalo gak tahan… cubit-cubitan.

Lagunya terkesan lucu (buat saya), dengan aransemen yang ceria (mulai sotoy soal musik ^^).

Coba bayangkan : dunia tanpa penyalah gunaan kondom. Hubungan seks hanya dilakukan pasangan suami-istri. Hubungan seks hanya dilakukan dengan 1 orang seumur hidup. Dan gak ada perselingkuhan seks, suami tetap setia ML (bercinta) sama istri, begitu juga sebaliknya, seumur hidup, sampai mati.

Apa ada penyakit menular seksual? Apa ada orang tertular HIV karena seks bebas?

Saya pikir pasti ada tujuannya Allah menciptakan AIDS, sipilis, dan penyakit menular seksual lainnya. Toh itu penyakit bukan sembarang penyakit. Virus penyakit AIDS dkknya bukan penyakit menular di udara bebas, seperti virus flu, batuk, dsb. Yang sakit, pasti karena melakukan sesuatu yang sudah dilarang Allah. Kalo gak ada penyakit-penyakit itu, manusia pasti jadi semaunya aja, seenaknya ngelepas burung dimana-mana. Ada sebab, ada akibat. Sudah dilarang, terus melanggar, pasti ada hukumannya kan? Mau seks bebas, ada akibatnya dunk.

Mungkin ada yang pikir saya terlalu idealis, tapi memang itu kan kemewahan terakhir sebagai generasi muda di jaman ini? (novel ’5 cm’, Donny Dhirgantoro). Tapi sementara seks bebas itu ada, setuju atau tidak, seks bebas adalah faktor terbesar yang menyebabkan dunia bertambah hancur : adanya global warming, kejahatan korupsi, aborsi, psikopat, anak tanpa ayah, dan sebagainya (dampak jangka panjang). Jadi, kalau kita ingin save the world, membuat dunia menjadi lebih baik, tambahkan list satu lagi : jangan jadi pelaku seks bebas (selain kegiatan mendaur ulang, menanam pohon, jadi vegetarian, dll). Atau buat yang sudah terlanjur melakukannya, jangan teruskan.

Save the world, and the world will save you!

No comments:

Post a Comment