Friday, January 15, 2010

Tentang Pasangan Hidup (3)

Saya mau share sedikit cerita di keluarga saya.

Mama saya, menikah dengan Papa pada saat berumur 25 tahun. Awalnya, Mama saya tidak suka dengan Papa saya, karena tampang Papa saya saat itu tidak user friendly, sangar gitulah. Mama saya sangat cantik dan saat itu bukan hanya Papa saya yang mengejar-ngejar Mama saya. Ada beberapa pria lain.

Tapi mengapa akhirnya Mama saya memilih Papa yang bertampang sangar ketika itu?

Karena, Papa saya benar-benar jatuh cinta pada Mama saya. Padahal saat itu, Papa saya juga sedang disukai seorang wanita yang tergila-gila padanya. Wanita itu ingin memiliki Papa saya. Saya mau katakan, pria (pada dasarnya) tidak bisa berdusta, dan jarang berpura-pura. Papa saya tidak mencintainya. Papa saya pria sejati yang harus selalu memulai dan tidak bisa didahului seperti itu.
Kepada Mama saya lah, beliau jatuh cinta. Dan, saya sudah berpuluh-puluh kali mendengar bagaimana usaha Papa saya mendekati Mama saya. Mama saya juga pernah bilang, "Mama dulu takut lho liat tampang Papamu, dan biasanya Mama selalu bohong sama cowok kalau ada yang tanya alamat Mama (jaman itu belum ada ponsel, jadi masih pake surat cinta). Tapi, pas Papamu tanya alamat Mama, gak tau kenapa, Mama jawabnya jujur". Itulah, faktor "chemistry".

Mereka menikah pada tahun 1982. Dan, Papa saya berkali-kali jatuh cinta dengan wanita yang sama, yaitu Mama. Usia pernikahan mereka sudah 27 tahun dan perkawinan mereka bertambah kuat dari hari ke hari. Saya pikir, Mama adalah wanita yang paling bahagia di bumi ini karena dia tahu kuncinya. Dia dicintai, dilindungi, diperhatikan, dan diperlakukan bak ratu. Meskipun ada beberapa masalah rumah tangga dan ketidak cocokan, seperti yang saya pernah katakan, "pernikahan itu bukan masalah cocok atau tidak, tapi bagaimana belajar untuk menerima ketidak cocokan itu, dan mencari jalan tengahnya." Gak ada satupun pasangan di muka bumi ini yang benar-benar cocok, satu visi. Lha wong, ada 2 kepala dan berarti 2 pemikiran. Tapi karena 1 hati dan jiwa, jika benar dia belahan hati dan jiwa, semuanya pasti bisa dijalani dengan baik.

Sebaliknya, saya pernah menemukan ada wanita yang memulai terlebih dahulu, begitu agresif pada seorang pria. Akhirnya, dia memang mendapatkannya dan bahkan menikah dengannya. Namun sayang, sesungguhnya dia tidak pernah mendapatkan cinta dari suaminya. Karena suaminya punya cinta yang lain. Wanita itu harus membayar harganya. Sangat mahal. Ia harus berkorban selama perkawinannya berlangsung. Ia harus berkorban materi yang terus-menerus dan yang paling menyedihkan selalu korban perasaan. Padahal bukankah seharusnya suaminya yang memenuhi kebutuhan materinya? Mukanya menjadi begitu kusut dan tubuhnya menjadi begitu kering. Karena tidak 'disirami' cinta suaminya. Karena suaminya punya cinta yang lain.

Wanita, daripada engkau mencintai pria yang tidak mencintaimu, atau hanya sekedar berpura-pura mencintaimu, mengapa engkau tidak belajar mencintai pria yang sangat mencintaimu dan memperlakukanmu dengan begitu berharga? Mungkin awalnya engkau tidak begitu menyukainya. Namun jika mengingat bahwa ia begitu mencintaimu, mengapa wanita tidak mencoba untuk BELAJAR mencintainya dan memberinya kesempatan.

Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak ada istilah BELAJAR mencintai. Tidak peduli wanita yang ditujunya seperti apa, mau kurus atau gemuk, tinggi atau pendek, kulit putih atau hitam, rambut keriting atau lurus (bak bintang iklan shampoo), mau jenius atau LOLA (LOading LAmbat), atau sebut saja kekurangan lainnya, percayalah bahwa pria adalah mahkluk yang akan selalu jatuh cinta, bukan mahkluk yang belajar untuk mencintai. Tetapi, wanita bisa BELAJAR mencintai.

Tatkala melihat kegigihan seorang pria yang tidak pernah berhenti menaklukkan hatinya, tatkala melihat pengorbanan, perhatian dan kasih sayang yang diberikan, aku mendengar banyak kesaksian yang mengatakan bahwa pada akhirnya sang wanita menyerah. Mungkin benar yang dikatakan Will Smith "Setiap pria mampu membuat setiap wanita terpesona" (HITCH movie).

Para pria, anda juga DILARANG untuk berpura-pura jatuh cinta. Karena setelah engkau menjalaninya, lama-lama pura-pura itu akan hilang, kemudian engkau pasti akan berkelana mencari cinta yang lain dan engkau akan menyakiti hati seorang wanita yang telah mencintaimu... Karena bagaimanapun engkau tidak bisa membohongi dirimu sendiri.

Para pria tidak dibenarkan untuk menjadi begitu baji**** dan memanfaatkan wanita yang jatuh cinta kepadanya, sementara itu ia sendiri menjalin cinta dengan yang lain. Para pria juga tidak dibenarkan menjadi begitu bre***** untuk memanfaatkan uang, fasilitas dan materi yang diberikan oleh wanita yang mencintainya (yang berharap bisa mendapatkan cinta sang pria). Itu adalah ciri pria yang licik dan pengecut! Bukan pria sejati...

No comments:

Post a Comment