Friday, January 15, 2010

Surat Cinta Untuk Cinta

Sebelumnya saya minta maaf dengan kamu, cinta, karena bukan berarti saya meragukan kekuatanmu, saya sangat percaya dengan kekuatanmu yang tanpa batas, kekuatan terhebat di muka bumi ini, itu semua ada padamu, cinta... tapi, tidak banyak orang yang beruntung bisa mengenalimu dengan baik. Kebanyakan, mereka hanya sempat bertemu dengan saudara-saudaramu... si suka, si kagum, si puja, si sayang, dan masih banyak yang lain. Saya belum sempat bertemu dengan semua saudaramu di usia saya yang belum berkepala tiga ini, tapi, saya yakin pernah bertemu denganmu. Di suatu ketika yang telah lama kita ketahui, engkau datang dalam kehidupanku. Tapi, mungkin, maaf, aku tidak mengenalimu dan mengira engkau adalah saudaramu.

Aku tahu, banyak orang yang telah mencoba memecahkan misteri tentang dirimu. Mereka mencoba mendeskripsikanmu dalam puisi, lagu, lukisan, patung, candi, ukiran, sentuhan, hujan, bintang, dan masih banyak yang lain. Tapi, sampai hari ini, sampai pada detik aku menuliskan surat ini untukmu, mereka tidak pernah sampai pada suatu titik yang bisa menjelaskan siapa dirimu sebenarnya. Dan, aku bersyukur pada Penciptamu karena hal itu. Karena jika manusia bisa memecahkan misteri keagunganmu, apalah yang tersisa dari hal seindah, secantik, setampan, seelok, sebaik, sesempurna dirimu? Tapi, tolonglah beri saya petunjuk, beri saya sebuah tanda, saat saya benar-benar bertemu denganmu melalui dirinya.

Mereka bilang, cinta itu tak pandang usia. Saya, pria, tidak masalah jika mencintai wanita, yang lebih tua dari saya, kata mereka. Tapi, aku tahu, saudaramu si seks, tidak pernah bertahan lama untuk hidup dengan kenyataan itu. Saat istri saya berusia 50, dan saya lebih muda darinya, ketika istri saya sudah jenuh dengan kata bercinta, dan saya masih menginginkannya, ...engkau tahu bagaimana kerja setan testoteron... saya mulai melihatmu pergi dari hidup istri saya, dan melihatmu, cinta, pada seorang gadis lain yang lebih muda dari saya. Dan, saat itu saya tidak tahu, tidak bisa mengenalimu lagi. Apa yang saya telah lakukan? Saya membuatmu menangis cinta. Walaupun, ada yang lebih beruntung dari saya, karena memang dia mengenalimu tanpa batas usia.

Mereka bilang, cinta tak memandang harta. Tapi cinta, saat saya selalu hidup di bawah garis kemiskinan, garis yang manusia ciptakan tanpa peri kemanusiaan, saya mulai merasa salah mengenalimu lagi. Saat saya melihat suami saya, saya tidak bisa melihatmu lagi dalam dirinya. Saya mulai mengenalimu dalam diri seorang pria di dalam kafe seberang sana, bermobil dan berkacamata. Apa yang telah saya lakukan? Saya membuatmu kecewa cinta. Walaupun, ada yang lebih beruntung dari saya, karena memang dia mengenalimu tanpa melihat harta.

Mereka juga bilang, cinta itu tak memandang status. Putra mahkota bisa beristrikan seorang cinderella, si gadis desa. Putri raja bisa bersuamikan seorang perawat kuda istana. Tapi cinta, hal itu sudah tidak berlaku lagi di jaman serba digital ini. Saat saya mulai mencintai gadis yang datang ke kantor saya tiap pagi, membawa kue donat dan secangkir kopi, saya tidak bisa menikahinya karena dia anak seorang tukang cuci. Saat saya mencintai seorang tukang fotokopi, saya tidak bisa melihatnya sebagai seorang pangeran berkuda putih, yang ada dalam mimpi, yang akan menemani saya sampai mati. Orang tua kami tidak setuju, karena kami pemilik sebuah show room Ferrari dan orang terpandang di negeri ini. Kami diajarkan untuk mengenalimu dalam diri seorang perempuan dan laki-laki, yang hidupnya lebih kotor dari seekor babi, karena dia anak seorang menteri. Walaupun, ada yang lebih beruntung dari kami, karena memang dia mengenalimu tanpa memandang status, siapa dia dalam kehidupan ini.

Jadi cinta, tolong, saya mohon padamu, jika suatu saat engkau datang dalam hidupku, berilah saya sebuah kekuatan untuk mengenali dan kebijaksanaan untuk mempertahankanmu tetap ada dalam hidup saya, dalam dirinya, satu untuk selamanya. Karena saya tahu, dan yang saya yakini dalam hidup ini, semuanya, hanya antara saya, engkau, dan Penciptamu. Bukan masalah antara saya dan mereka.

Selamat malam dan terima kasih, cinta.

No comments:

Post a Comment